Mulai Hilang

6 2 0
                                    

Setelah kejadian itu dirinya justru makin dihujat baik di dunia nyata maupun di media sosial. Kolom komentar Alana di Instagram pun menjadi sasaran mereka.
"Udah lah Al sabar aja.Nggak usah di dengerin.Lo matiin aja komentarnya."ucap Olivia sekaligus memberikan saran.
"Nggak deh Vi. Ntar gue dianggap penakut lagi.
"Yah kali. Gue nggak mau aja ntar lo terganggu.
"Bener tuh apa kata via."ucap Arkan seraya memakan sebungkus ciki-ciki miliknya.
"Guys gue malu banget nih mau kemana-mana.ntar yang ada mereka tambah nyerang gue lagi."ucap Alana yang memikirkan bagaimana ia pulang jika dilihat oleh satu sekolahan.
"Masalah itu mah loh kan juga biasa jalan bareng kita."ucap Vio mengatasi kekhawatiran Alana.
"Lah Alana Alana. Kalau masalah itu mah aman."ucap Alvin menggeleng.
"Yang kita pikirkan sekarang tuh. Gimana caranya Devano and the gang nggak ganggu lagi. Tuh si Devano, semakin menjadikan."ucap Olivia geram.
"Mah kalau Devano gua udah enggak peduli lagi. Itu anak benar-benar gila ya."ucap Alana.
"Al gue mau ngomong berdua aja bisa?"ucap Dewa yang tiba-tiba masuk ke kelas Alana memotong pembicaraan mereka.
"Al kita keluar dulu ya."pamit Olivia dan memberikan kode kepada Alvin, Vio dan Arkan untuk ikut keluar bersamanya. Agar memberi waktu pada Dewa dan Alana.

Kemudian Dewa pun duduk di sebelah Alana dan menyatakan maksud kedatangannya.
"Al, apa benar yang mereka bilang."tanyanya dengan sangat hati-hati.
"Jadi lo ke sini cuman buat nanya itu doang. Nggak ada yang penting gitu."ucap Alana yang tidak percaya dengan pernyataan Dewa.
"Nggak juga sih sebenarnya ada yang lebih penting."Ucap Dewa tertunduk.
"Apa? Itu aja deh yang lu bahas. Udah ya bas bas Devano gue udah males."ucap Alana bosan.
"Jadi gini. Selama lo nggak masuk kemarin buat latihan ada banyak yang ketinggalan. Jadi gue bawa catatan pelajaran yang udah dipelajarin kemarin."ucap Dewa seraya memberikan sebuah buku panjang seperti notes.Alana pun mengambil buku tersebut, dan tampak senang.
"Wah makasih banget loh. Sebenarnya gue udah punya semua catatan pelajaran kita. Dan gue ambil ini sebagai tambahannya. Sekali lagi makasih banget ya."ucap Alana yang merasa sangat bahagia.
"Udah santai aja. Jangan lupa dipelajari ya. Soalnya kan lombanya dua minggu lagi."ucap Dewa mengingatkan.
"Nanti jadi latihan kan?"Ucap Alana bertanya.
"Iya jadi dong emang setiap hari."Ucap Dewa.
"Ntar barengan ya. Biar gue nggak ketemu sama Devano."ucap Alana memohon.
"Ok. Kalau itu lo mau. Gue ke kelas dulu ya cuman mau ngasih itu aja."ucap Dewa seraya meninggalkan Alana.

Sebenarnya Dewa kesal sedikit. Saat ia bertanya apakah Alana dan Devano atau apapun tentang mereka. Alana selalu menolak menjawabnya. Seperti menyembunyikan sesuatu dibalik kebenciannya.
🥀🥀🥀🥀🥀

setelah pulang sekolah Alana dan teman-temannya berpisah karena ia harus mengikuti latihan dan ia pergi bersama Dewa. Syukurlah ada dirinya jadi Alana tidak begitu kesepian.

Tapi saat dewa menjemput Alana Devano datang dan mengajaknya pergi bersama untuk latihan.
"Mau apa lo?"tanya Alana ketus.
"Idih galak amat. Mau jemput lo lah."ucap Devano santai.
"Belum puas lo ganggu Alana!"Bentak Dewa pada Devano.
"Gua nggak ngomong sama lo!"ucap Devano tak kalah sarkas. Mendengar ucapan itu Dewa sudah siap kembali adu tinju dengan Devano.
"Udah udah.Biarin aja wa."ucap Alana menahan Dewa.
"Kita pergi aja lah."Ucap Dewa mengajak Alana tapi Devano menahan tangan Alana.
"Gue nggak bakalan biarin Alana pergi.Kalau nggak sama gue."Ucap Devano menahan.
"Lo mau apa sih."Ucap Dewa marah.
"Udah wa.Gue ikut sama dia aja lagian nanti dia bikin masalah baru.Atau nggak permaluin gue."Ucap Alana menyerah.
"Yakin Lo Al?"Tanya Dewa bingung.
"Ya yakin lah dia.Lo nggak dengar dia ngomong apa."Ucap Devano yang ingin membuat Dewa cemburu.

Akhirnya Dewa kembali kecewa dan merasa cemburu pada Devano.Kenapa ia tidak bisa di posisi itu dan harus Devano lah yang mendapat.
🥀🥀🥀🥀🥀

Alone Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang