kabur

6 1 0
                                    

Alana Akhirnya menuruti semua keinginan Devano agar tidak jadi keributan.Saat sedang duduk bersama Devano Alana mendapat pesan dari Olivia bahwa mereka menunggu di kafe sebelah.Agar nanti Alana pulang ke rumah Olivia dan menemaninya mengambil barang barang di rumah.
  "Siapa?"tanya Devano.
  "Kepo.Jawab Alana singkat.
  "Ohhh jadi namanya si kepo."ucap Devano yang membuat Alana kesal.
  "Bisa diem gak?"ucap Alana yang sudah kesal.
   "Nggak."ucapnya.Dengan cepat Devano mengambil paksa ponsel Alana.
   "Ih balikin nggak!"perintah Alana.
   "Nggak mau."Ucap Devano.Alana terus berusaha mengambil ponselnya dari Devano tapi sayang Devano terus menjauhkannya ke atas dan membuat Alana tidak mampu meraihnya.Karena Devano lebih tinggi.
    "Assalamualaikum semua.Maaf menunggu lama."Suara pak Riki mebuat Alana diam dan kembali duduk.Tapi iya masih kesal dengan Devano.
     "Ntar.Gue balikin untuk apa juga ponsel jelek kayak gini."Ucap Devano setengah berbisik.Yang membuat Alana semakin kesal.

Alana dan Devano mulai fokus pada materi yang di jelaskan.Tapi berbeda dengan Dewa ia memperhatikan Alana dan Devano sedari tadi yang tampak mesra rasa cemburu membakar hatinya.

Begitu juga dengan sejarah dan Aliana. Mereka tampak marah Devano melakukan hal itu terutama Sheza.
    "Devano! Devano! Yang sabar ya.Gue kasihan sama Lo Za."ucap Aliana meledek sheza.
    "Gue nggak ngerti deh sama tu anak."Ucap Sheza geram.
    "Udah biarin aja. Kita nggak tahu kan Iya punya rencana apa."Ucap Aliana menenangkan.
    "Tapi kan gu,-"Pembicaraan mereka terputus saat mendapat tatapan sinis pak Riki.Karena mereka dari tadi tidak serius.
                        🥀🥀🥀🥀🥀🥀

Berbeda dengan kondisi di sekolah. Di rumah Alana tidak ada yang mempedulikan dirinya.jangankan mempedulikan apakah Alana ada atau tidak saja mereka tidak mau tahu.
    "Saskia gimana dengan kerjaan kamu?"Ucap Rafa seraya berjalan ke arahnya yang dari tadi menonton televisi.
   "Aman pa."Ucap Saskia.
   "Syukurlah.Sebentar lagi kamu akan menikah jadi papa minta kamu mulai meninggalkan pekerjaan kamu."Ucap Rafa menyarankan.
   "Ngga bi'-."Ucapan Saskia terpotong saat Sania menghampiri mereka.
   "Mas!Saskia!"Ucap Sania panik.
   "Ada apa San.Panik gitu."Ucap Rafa masih terlihat tenang.
  "Ada apa ma.Mama minum dulu deh."Ucap Saskia seraya memberika segelas air putih yang terletak tidak jauh darinya.Sania pun meminumnya.
   "Alana hilang!Padahal dua hari yang lalu aku kurung mas!"Ucap Sania terlihat gelisah.
    "Ah kamu!Paling dia masih di sini.Lagian kalau dia hilang syukurlah."Ucap Rafa tidak peduli.
    "Mas! Itu sama aja kita kehilangan target.Dan nggak bisa balas dendam!"Ucap Sania.Sebenarnya ia tidak rela Alana pergi walaupun ia benci pada Alana.
    "Ntar juga pulang ma."Ucap Saskia yang sudah tahu sebelumnya.
    "Nah dengerin tuh."ucap Rafa setuju dengan Saskia.

Ada rasa benci kasihan dan iba yang terdapat dalam hati Sania. Bagaimanapun juga Alana adalah anak kandungnya.Meskipub kehadirannya menganggu Sania
                       🥀🥀🥀🥀🥀

Akhirnya latihan untuk lomba Alana pun berakhir. Setelah ia mengikuti latihan selama dua jam.
    "Besok adalah seleksi untuk siapa akan diutus dari sekolah kita. Jadi persiapkan diri dengan baik. Kalian jangan juga jangan lupa ujian semester juga dilaksanakan bulan depan setelah kalian lomba."Ucap Pak Riki membaerikan penjelasan panjang.
     "Iya pak."Jawab semua peserta serempak.

Setelah itu semua peserta pun keluar dari ruangan. Begitu juga Alana dan Devano. Tapi sayangnya Devano belum juga memberikan ponsel Alana.
    "Mana ponsel gue."Ucap Alana berusaha terlihat santai.
   "Ini nih."ucap Devano seraya memberikan nya dengan muka melas.
    "Gue pulang dulu ya."pamit Alana setelah mendapatkan ponselnya.
    "Lo pulang bareng gue!"ucap Devano mengikuti langkah Alana.
    "Gue pulang bareng sama Olivia dan yang lain."ucap Alana menolak.
    "Biarin aja mereka ikut. Lo ikut bareng gue sama gue dan di dalam mobil gue."Ucap Devano pada Alana.
    "Terserah deh!"ucap Alana tidak ingin berdebat.
  
Akhirnya setelah sampai di cafe yang dimaksud Olivia tadi mereka pun langsung pergi ke rumah Alan nah untuk menjemput barang-barangnya.

Sangat terpaksa Alana mengikuti Devano sementara teman temannya menertawai tingkah mereka berdua terutama Olivia.
                     🥀🥀🥀🥀🥀
Sesampainya di rumah benar saja Sania dan Rafa telah menunggu dengan tatapan marah dan siap mengatakan hal-hal buruk pada Alana.
   "Wah bagus! Saya sudah bilang pada kamu untuk tetap di kamar. Berani kamu ngelawan sekarang?"Tanya Sania tegas.
   "Masih punya muka kamu kembali ke sini? Lebih baik kamu mati! Kalau hidup hanya cari masalah saja."Ucap Rafa yang membuat Alana marah.
   "Apa peduli kalian? Kalian harap saya masih Sudi tinggal di sini? Hah! Nggak akan."Ucap Alana tak kalah sarkas.
    "Lantas mengapa kamu datang kemari?"Tanya Rafa.
    "Tenang.saya ke sini cuma untuk mengambil barang-barang saya.Dari awal saya tidak Sudi tinggal dengan kalian."Ucap Alana tak kalah angkuh.
    "Kamu pikir kamu bisa masuk rumah ini lagi dengan mudah? Setelah Kamu melanggar perintah saya?"Ucap Sania menolak Alana untuk mengambil barang barangnya.
    "Saya hanya ingin itu. Tidak ada yang lain. Kalian sudah membuat saya menderita. Apakah kalian masih tega menyiksa saya padahal saya akan pergi."Ucap Alana tak habis pikir.
     "Udah lah Al.Kayaknya mereka udah nggak peduli sama Lo. Soal barang-barang mah gampang kan bisa dibeli lagi."Ucap Olivia menyudahi.

Akhirnya mereka semua membawa paksa Alana dari sana. Karena kata-kata Rafa dan Sania memang tidak pantas di dengar.

akhirnya Devano tersadar apakah ia terlalu jahat pada Alana rasa bersalah itu kembali muncul.tapi entah mengapa tertutupi terus oleh rasa benci nya.Ia masih berpikir bahwa Alana adalah pembohong terbesar apalagi kepadanya.
                🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀
     
  
    
   
                 

Alone Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang