Alana POV

8 2 0
                                    

Alana dan Devan pun menatap keindahan dari taman itu.Dibawahnya terlihat pantai dan air laut yang begitu indah.Seolah keduanya lupa tentang masalah yang mereka alami.
   Akhirnya Devano teringat kembali dengan tujuannya membawa Alana kemari dan mulai menatapnya serius.
    "Eh!Denger ya!"Ucapnya menyadarkan Alana yang masih menatap keindahan.Alana pun menoleh.
     "Apaan?Gue nggak pengen bertengkar hari ini."Ucap Alana beralih menatap laut kembali.
     "Siapa bilang kita bertengakar hari ini justru gue itu mau kasih pernyataan ke Lo."Ucap Devano.Tapi Alana tidak membalas.
      "Gue pengen bilang kalau lo dulu minyak gue jadi sahabat lo.Sekarang gue pengen lo jadi pacar gue dan gue udah buat peraturan peraturannya."Ucap Devano seraya mengeluarkan selembar kertas dari sakunya.Tapi Alana tidak menggubrisnya dan sama sekali tidak peduli dengan Devano.
     "Lo simpan aja di tas gue.Gue lagi nggak mau denger apapun."Ucap Alana.Ia pun mengikuti permintaan Alana.
  
Tanpa mereka sadari mereka sudah menghabiskan waktu bersama sama seperti saat mereka sebelum saling membenci.
                    🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀
Alana sudah berada di rumahnya Devano memaksa untuk mengantarkannya.Ia pun masih masuk lewat pintu biasa karena pintunya rusak dan belum sempat di perbaiki. Baru saja selangkah ia masuk ke dalam rumah kekacauan terjadi.
    "Alana! Apa benar kamu sudah mengikuti lomba?Tanya Sania sang mama. Alana tidak menjawab, melainkan ia heran bagaimana Sania bisa tahu.
    "Bener tuh ma! Mana mungkin dia ngaku."Ucap Aliana yang berada di sebelah Sania.
    "Jawab Saya Alana!"Ucap Sania menghardik.
    "Lagian apa masalahnya? Kenapa kalian jadi peduli?"Ucap Alana membalas.
     "Keberadaan kamu mengancam keluarga ini. Jadi setiap apapun yang kamu lakukan itu bakal berpengaruh."ucap Sania.
     "Udah deh ma!Alana capek kita berdebat terus."ucap Alana meninggalkan mereka.Tapi suara Rafa menghentikan langkahnya.
     "Jangan coba-coba buat masalah! Saya tahu anda dilahirkan memang untuk membuat onar. Tapi setidaknya jangan lakukan lagi pada keluarga ini."Sarkas Rafa pada Alana.
     "Aduh! Aduh!Pa,ma kaki Aliana sakit banget nih!'Ucap Aliana memulai drama baru.
      "Kamu kenapa sayang?"Tanya Rafa lembut pada Aliana.
      "Alana nggak macam macam kan?"Tanya Sania langsung.
      "Gimana ya ma.Tadi Alana di sekolah marah sama aku,karena dia anggap aku ngambil posisinya."Jawab Aliana ber sandiwara.

Sania pun langsung memukuli Alana dan menarik telinganya ke kamar dengan kasar.Sementara Rafa bersama Aliana.
      "Ma!Ma!Sakit ma. udah dong."pintanya seraya menangis.
     "Kamu pantas mendapatkan ini."ucap Sania tanpa rasa kasihan.
     "Ma aku ng'-"."Sania tidak ingin dengarkan penjelasan Alana.
     "Mulai sekarang kamu nggak boleh keluar kamar."ucap Sania seraya meningggalkan kamar Alana dan menguncinyna.
    
Alana pun menamgis ia tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan. Mengapa Aliana begitu tega kepadanya. Sepertinya hati nurani mereka telah buta.
                    🥀🥀🥀🥀🥀
Benar saja.setelah hari itu Alana tidak lagi pergi ke sekolah hanya diam saja di rumah. Ia sungguh merasa bosan berada di rumah harus mencari cara agar bisa pergi.

Malam ini sepertinya seluruh anggota keluarganya sudah tidur ia pun mejalankan rencananya untuk kabur dari rumah melalui jendela.Tiba tiba ada yang membuka pintu kamarnya syukurlah itu Saskia.
   "Lo mau kemana?Udah nggak usah tersinggung sama mama dan papa.Ingat pesan kakek."ucap Saskia mencegah.
   "Tapi gue harus pergi.Gue butuh waktu sendiri dulu."Ucap Alana yakin.
   "Ya udah! Kalau gitu keputusan lo.Gue harap Lo bisa jaga diri."Ucap Saskia seraya memberikan sebuah amplop pada Alana.
    "Makasih."Ucap Alana seraya memeluk Saskia.

Alana pun pergi melalui jendela dengan memecahkannya.Ia harap tidak ada yang medengarkannya.
                     🥀🥀🥀🥀🥀

Alana pun bingung tidak ada kendaran.Sangat sepi dan tidak ada satu pun yang bisa membantu.Hujan pun turun dengan sangat lebat sehingga ia basah kuyup tapi ia tidak lelah untuk berjalan.Akhirnya Alana jatuh pingsan.
   
     
   
  

      
    
   

Alone Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang