Masa lalu (part 2)

6 2 0
                                    

Semenjak kejadian kemarin Alana di salahkan oleh semua keluarganya.Terutama Rafa,perlakuannya berubah dan mulai kasar pada Alana.

Aliana membuat drama seolah ia syok dan tidak sanggup menerima kenyataannya bahwa ia lumpuh.Dari kemarin Rafa tidak ada hentinya memukul Alana dan memarahinya.

Sania tidak bisa menghentikannya.Karena ia masih sibuk menenangkan Aliana dan bersamanya sepanjang hari.
    "Pa udah pa!Sakit."Ringis Aliana memohon.
    "Kamu pikir ini sebanding dengan apa yang di terima Aliana?"Ucap Rafa geram.
    "Pa.Aku nggak salah pa.Aku udah bilang kalau truk itu nabrak Aliana dan aku juga nggak tahu dia bakal datang.Karena Aliana ada di belakang aku."Jelas Alana menangis.
    "Diam kamu!"Ucap Rafa memukul Alana dengan ikat pinggangnya.
   
Rafa tanpa henti dan belas kasihan terus memukulnya. Hingga Alana pingsan dan terbaring lemah tidak berdaya.
                     🥀🥀🥀🥀🥀🥀

Sheza tengah duduk bersama Devano waktu itu.Devano sudah malas dan ingin memutuskan persahabatan dengannya dan Aliana.
    "Lo udah bikin gue gambar belum?"Terus jangan lupa juga nanti lo kerumah gue dan beliin buku buku gue.Oh ya,nanti kita ke pesta kan Lo pakai baju yang sama sama gue."Ucap Sheza mengatur Devano.

Begitulah pertemanan mereka sheza selalu mengatur dan menyuruh Devano melakukan hal yang tidak ia inginkan padahal Devano lelah berteman seperti itu.
    "Za. Gue pikir gue udah nggak bisa temenan sama lo lagi."ucap Devano yang tidak ada hubungannya dengan percakapan sheza tadi.
    Kata kata itu membuatnya bingung apa yang membuat Devano bisa seperti itu.
    "Maksud lo apa? Kita kan udah temenan dari lama."tanya Sheza sedih.
     "Gue ngerasa nggak cocok aja gitu. Gue nggak mau diatur gue juga punya hidup gue sendiri."jelas Devano pada Sheza.Lalu pergi meninggalkannya.
                      🥀🥀🥀🥀🥀🥀

Devano sudah kesal pada Sheza dan tidak ingin Sheza ikut campur dalam pilihannya.Ia berteman pada Sheza itu karena menghormatinya saja dan tidak ingin membuatnya malu.

Setelah itu tidak ada tegur sapa lagi antara mereka. Devano menjadi dekat dengan Alana. Yang membuat Sheza iri. Devano dan Alana saling percaya.Devano pun tidak percaya bahwa Alana menjadi penyebab lumpuhnya kaki Aliana.
    "No. Kok lo masih mau temenan sama dia sih. Lo tahu kan kalau dia itu udah celakain kakaknya sendiri."ucap Sheza tidak percaya Devano masih mau berteman dengan Alana.
     "Terserah gue!gue punya pilihan sendiri dan lo juga punya pilihan sendiri untuk percaya sama Aliana."Jelas Devano lada Sehza.
     "Lo ya nggak punya empati sejak lu teman sama si Alana. Aliana itu sahabat kita."Ucap Sheza.
     "Lo sama Aliana sama aja."Ucap Devano.

begitulah kepercayaan yang dipegang oleh Alana dan Devano tapi bencana besar yang menimpa keduanya membuat kepercayaan itu hangus.
                         🥀🥀🥀🥀🥀🥀

Aliana dan Sheza semakin geram kepada Alana mereka sangat marah dan ingin membuatnya terpuruk. Hingga memikirkan hal-hal yang begitu licik.
    "Wah! Akting lo bagus banget."puji Sheza pada Aliana.
     "Ya iyalah.Gue gitu loh. Walau kaki gue kemarin sempat bengkak."Ucap Aliana seraya memegang kakinya.
     "Iya gue juga minta maaf soal itu. Gue juga nggak nyangka tuh anak bisa lari secepat itu. Tapi untungnya lho bisa setting ulang permainan."Ucap Sheza senang sekaligus minta maaf pada Aliana.
     "Yaitu. Gue ada ide."Ucap Aliana senyum senyum.
     "Apa."tanya si Sheza antusias.

Aliana pun membisikkan sesuatu ke telinga Sheza dan siap menjalankan rencana itu besok.
                  🥀🥀🥀🥀🥀🥀

Alana tengah berjalan sendiri menuju taman ia suntuk di rumah semua orang menyalahkannya. Kecuali Saskia, Iya pun tidak dapat bercerita banyak kepada Saskia karena kakaknya itu pun sibuk.
  
Tidak sengaja di taman ia bertemu dengan seorang diri yang terlihat panik. Padahal itu hanya taktiknya supaya Alana percaya padanya.
    "Al.Ikut gue,di dekat sini ada rumah.Terus di sana ada orang minta tolong."ucap Sheza berusaha membuat Alana percaya.
    "Di mana? Kenapa nggak lo aja yang nolong?"tanya Alana ingin membantu.
    "Gue takut Untung ada lho di sini."Ucap Sheza.

Alana dan Sheza pun menuju rumah yang di maksud.Rumah itu adalah milik Sheza tapi Alan tidak tahu. Sheza menyuruh Alana masuk sendiri.

Di luar ia menyiapkan rencana yang tak terduga.Ia menggantungkan pita ungu yang dipakai oleh Alana di pintu rumahnya seolah ada orang yang mencoba masuk. Dan nanti bisa menuduhnya mudah.
    "Nggak ada orang kok Za. Gue Udah periksa semuanya."Ucap Alana keluar dari rumah itu.
    "Tadi ada Al. Tapi ya udahlah mungkin udah pergi."Ucap Sheza menyudahi.
    "Kalau gitu gue pulang dulu ya."Pamit Alana meninggalkan Sheza.
           
Sisa menunjukkan raut bahagia sekali lagi ia dapat memfitnah Alana. Pita itu bukan milik Alana tapi ia bisa meyakinkan bahwa itu punya Alana karena memiliki warna yang sama.

Tadi dia sudah mengambil uang dari kamar orang tuanya agar menuduh Alana karena tadi ia sudah berhasil menjebak Alana.
                      🥀🥀🥀🥀🥀🥀
             
  

Alone Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang