Persahabatan

332 24 0
                                    

Bukan soal waktu, tapi soal seberapa pedulinya seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukan soal waktu, tapi soal seberapa pedulinya seseorang.

.oOo.

Di sini, di bawah pohon besar, Reval hanya duduk sendirian termenung. Tubuhnya mungkin ada di sini, namun nyawanya berada di kejadian yang terjadi di kantin tadi.

Flashback on

Setelah mendapatkan pesanannya, Reval pun langsung membayar pesanannya itu dan langsung pergi dari sana. Awalnya, keadaan di saat Reval berjalan hanya baik-baik saja, sampai pada akhirnya di saat dia sudah tidak berada di kawasan kantin lagi, seorang siswa tiba-tiba memberhentikan langkahnya.

Reval pun sontak terkejut saat itu, apalagi siswa yang membuat langkahnya terhenti itu adalah Rendra, cowok yang sempat bertengkar dengan Quela tadi saat di kantin.

"Heh, lo murid baru itukan?" tanya Rendra dengan sinisnya kepada Reval.

"Iya," jawab Reval dengan dinginnya.

"Ha ... bagus deh, kalau kita ketemu di sini." ungkap Rendra sambil tersenyum sungging.

"Hmmm ...." Reval pun hanya berdehem sebagai responnya, karena tidak tahu harus menjawab apa lagi.

"Dingin amat lo, Bro." ungkap Rendra.

"Urusannya?" tanya Reval dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Huh ... sombong, lo. Lo nggak nyadar apa, kalau lo itu masih anak baru, jadi jangan sok-sok buat cari muka di depan cewek-cewek sini." jelas Rendra dengan melipat kedua tangannya di depan dada. Reval hanya diam saja sambil menatap pria itu dengan tajam.

"Seharusnya, lo itu nggak ada di sini, cowok lemah kaya lo ini, nggak pantas ada di sini. Dan lo juga nggak pantas dipuja-puja oleh para cewek itu. Karena yang pantas dipuja-puja di sini itu adalah gue, bukan lo." jelas Rendra lagi, namun diakhiri dengan jari telunjuknya yang mendorong bahu Reval.

"Lo bisa santai aja nggak, sih? Ya, gue tau, gue ini anak baru, tapi seharusnya lo nggak kasar kaya gini sama gue." bentak Reval tidak terima di saat mendapatkan perlakuan Rendra seperti itu padanya.

"Huhh ... udah deh, lo jangan sok berani dan jangan belagu jadi orang." caci Rendra dengan menunjuk-nunjuk wajah Reval.

Reval pun langsung menangkap jari telunjuk Rendra yang mengarah ke arahnya. Sehingga, membuat Sang Pemilik jari menatap Reval dengan tajam.

"Gue udah peringatin lo tadi ya, jadi jangan salahin gue, kalau jari lo ini patah." ujar Reval yang langsung menekukan jari telunjuk Rendra, sehingga menimbulkan bunyi pergeseran antara tulang-tulangnya. Dan membuat Sang Pemilik Jari meringis kesakitan, namun Reval sama sekali tidak mempedulikan hal itu. Reval pun langsung beranjak pergi dari sana bersama dengan kantong kresek yang sejak tadi berada di tangannya.

Flashback off

Semua kejadian itu telah membuat Reval termenung begitu saja, apalagi perkataan dari Kayla yang membuat Reval sangat tersinggung. Dia tahu, dia hanya anak baru sini, lalu mengapa mereka semua malah menghina dirinya. Tidak bisakah mereka menghargai Reval yang notabenya sebagai anak baru di sekolah ini?

Syafira || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang