Maaf, aku sudah salah memberikan saran. Tapi, aku mohon, jangan pernah menangis di depanku.
.oOo.
"Uuuuuu ...."
Sebelum memasuki lirik Syafira pun mengambil nafasnya dalam-dalam dan menghentikan aktivitasnya yang awalnya memutar-mutar kursi ke kanan dan ke kiri. Reval yang masih berdiam diri di pintu sejak tadi tak henti-hentinya memperhatikan gerak-gerik Syafira, karena ini adalah kali pertamanya Reval akan mendengarkan dan menyaksikan Syafira bernyanyi dengan suara merdunya.
"Sebuah kisah hidup. Ku ... alami, menghancurkan keluargaku. Meredupkan hangat kasih sayang, karena sebuah perceraian ...."
Menyanyikan lirik itu, seakan-akan membuat pikiran Syafira melayang pada masa-masa di mana dia dan keluarganya selalu dalam karunia kebahagian dari-Nya.
"Kumenangis, dalam tidurku. Merindukan seperti dulu. Tapi ayah ... dan juga ibu, tak bisa untuk bersatu ...."
Hancur sudah pertahanan Syafira untuk tidak menangis, karena bayangan pada kejadian itu, berhasil membuatnya meluncurkan air mata begitu saja. Rasanya, Syafira tidak kuat lagi untuk melanjutkan lirik berikutnya, namun dia tetap saja egois demi yang lainnya. Karena jika Syafira tidak melanjutkan lirik ini, bisa-bisa semua orang merasa kecewa dengan Syafira.
Reval yang melihat gadis itu menangis pun ikut merasa bersalah, karena sudah memberikan saranan lagu yang pastinya akan membuat Syafira merindukan ummy dan abinya.
"Seperti ... i ... nikah ... jalanku ... yang harus kutempuh."
Syafira sempat terkejut dengan suara itu, sebab itu bukanlah suaranya, melainkan suara seorang pria, yang tak lain adalah Reval. Reval pun bernyanyi dengan begitu merdunya sambil berjalan memasuki ruangan musik. Membuat semua siswa dan siswi yang berada di sana merasa takjub dengan dirinya. Namun, berbeda dengan Syafira yang masih saja meneteskan air matanya, dan kepala yang dimiringkan mengikuti arah berjalannya Reval.
"Mengapa ... oh Tuhan ... Kau beri ... cobaan ini untukku."
Syafira pun akhirnya ikut dalam bernyanyi, walaupun rasa bingung tetap menghantuinya dan air mata yang masih saja mengalir dengan begitu derasnya. Sedangkan Reval, kini dia sudah berdiri di sampingnya Syafira, bersama dengan microfon yang ada di depan wajahnya.
[Musik]
Syafira pun menghapus air matanya dengan kasar. Lalu, kembali menarik nafasnya dengan dalam-dalam.
"Kumenangis, dalam tidurku. Merindukan seperti dulu. Tapi ayah ... dan juga ibu, tak bisa untuk bersatu ...."
Lalu, setelahnya, Reval yang melanjutkan lirik selanjutnya. Sedangkan, Syafira terus saja menangis akan bayangan-bayangan di mana kejadian pada malam itu terjadi begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syafira || End
Teen Fiction[FiksiRemaja-Spiritual] Kisah seorang gadis yang harus menerima kenyataan bahwa dia buta di tengah kehilangan sosok kedua orang tuanya sendiri. Syafira harus belajar mandiri dengan kehidupan yang akan menyulitkannya ini. Tapi, siapa kira, jika Allah...