Bantuan

260 25 0
                                    

Sesulit itukah aku membencimu?
______


~Syafira Putri Syafi'i~

.oOo.

Setibanya di dalam kamarnya Reval, Reval pun langsung meletakkan tubuh lemas Syafira di atas tempat tidurnya, secara perlahan-lahan. Setelah itu, Reval pun menyelimuti separuh tubuh gadis itu dengan selimutnya. Oh iya, sebelum itu, Reval melepaskan sepatu Syafira terlebih dahulu, baru menyelimutinya.

"Bunda, tolong kasihin Syafira minyak kayu putih ya, Reval mau ke bawah dulu." pinta Reval.

"Iya Nak, Kanya tolongin Bunda, Nak." ujar Riska dan diangguki oleh putra dan putrinya itu.

Setelah itu, Reval pun langsung keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga rumahnya, sambil meronggoh ponsel yang ada di dalam saku celananya. Oh iya, mengenai tas pria itu, tasnya masih berada di dalam mobil. Dan soal tongkat Syafira, astaghfirullah ... tongkatnya ketinggalan guys, Yaa Allah Val-val, khawatir boleh, tapi jangan sampai melupakan sesuatu.

Dengan memijit keningnya yang sedikit terasa pusing, Reval pun mencari-cari kontak Hafidz yang sebelumnya pernah dia minta kepada kakak iparnya, yaitu Reno. Setelah menemukan kontak Hafidz di ponselnya, Reval pun langsung menelpon Hafidz.

...

Setelah selesai mengurusi semua pekerjaan di kantornya tadi, dengan buru-buru Hafidz pun langsung berangkat ke sekolah adiknya. Ntah kenapa, tiba-tiba saja Hafidz merasa sangat khawatir dengan keadaan adiknya sekarang ini.

Dengan kecepatan tinggi, Hafidz pun menempuh perjalanan selama 15 menit dari kantornya. Dan akhirnya, sekarang Hafidz pun telah tiba di depan halte, tempat Syafira biasa menunggunya. Namun, sekarang dia sama sekali tidak menemukan Syafira di luar mobilnya. Dengan perasaan was-was, Hafidz pun langsung keluar dari mobilnya dan segara mencari di mana keberadaan adiknya.

Namun, setelah mencari di sana, Hafidz sama sekali tidak menemukan adiknya. Akan tetapi, pada saat itu mata Hafidz tertuju pada sebuah benda yang tengah tergeletak di bawah kursi halte. Dengan perasaan khawatir, Hafidz pun mengambil tongkat itu.

"Ra, kamu di mana, Dek?" lirih Hafidz menatap tongkat milik adiknya yang sangat dia kenali sekali.

Drttt ...

Tidak lama kemudian, ponsel di dalam sakunya Hafidz pun berbunyi. Dengan cepat Hafidz pun meronggoh ponselnya itu. Lalu, menatap ponselnya dengan bingung, sebab di sana tertera "Nomor Tidak Dikenal 08*********** Indonesia". Namun, karena pikirannya selalu pada adiknya, Hafidz pun mengangkat telepon itu.

"Assalamu'alaikum, ini siapa?" tanya Hafidz ketika telepon itu tersambung.

"Wa'alaikumussalam Kak, ini saya Reval." ujar Reval dari seberang telepon sana.

"Reval adiknya Reno?" bingung Hafidz.

"Iya kak,"

"Ada apa?" tanya Reno dengan datar.

"Maaf sebelumnya Kak, jadi tadi ada orang yang ingin menyakiti Syafira, dan saya benar-benar minta maaf sama kakak, karena sudah membiarkannya sendirian tadi. Tapi, untunglah sebelum orang itu berhasil membawa Syafira pergi, saya sudah datang tepat waktu. Dan kini Syafira ada di rumah saya, dia sedang bersama bunda dan kakak saya di dalam kamar." jelas Reval di seberang telepon itu.

Jujur, ketika mendengar ada seseorang yang ingin membawa adiknya pergi Hafidz benar-benar marah, akan tetapi dia tetap merasa bersyukur, karena Reval telah menolong adiknya.

Syafira || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang