Balas Dendam

284 22 0
                                    

Jangan pernah gegabah dalam memutuskan sesuatu, karena penyesalan pasti akan selalu ada di akhir, bukan di awal.

.oOo.

Kantor polisi adalah tempat tinggal bagi seorang pemuda yang dulu pernah melakukan tindakan kriminal hanya karena cinta. Rendra, ya dialah pemuda itu. Mungkin kalian bertanya-tanya, bagaimana bisa Rendra masuk ke dalam penjara saat ini, bukan?

Nah, sebenarnya, pada kejadian satu tahun yang lampau itu, tepat pada hari di mana Reval pulang dari rumah sakit waktu itu ...

Flashback on

"Bun, Yah, kita kekantor polisi dulu, ya." pinta Reval di saat mereka berada di dalam mobil.

"Loh, kenapa Nak?" tanya Alex bingung dan menatap kaca spion depan mobil sekilas, menampakkan Reval yang tengah duduk di jok belakang.

"Reval ingin melaporkan kejadian dua minggu yang lalu kepada polisi, Yah. Bahaya, jika tindakan kriminal waktu itu tidak segera dilaporkan kepada polisi, Yah." jelas Reval.

"Maksud kamu, Nak?" tanya Riska, yang langsung membalikkan badannya menghadap Reval.

"Hmmm ... maksud Reval itu Bun, Reval ingin melaporkan pemuda yang sudah berani-beraninya melukai Syafira, Bun. Soalnya, kalau dia tetap dibiarkan begitu saja, maka nyawa Syafira sendirilah taruhannya." jelas Reval sekali lagi.

"Hmmm ... kamu ada benarnya juga, Val. Yaudah, kalau gitu kita langsung ke sana aja." setuju Alex, yang langsung memutarkan kemudinya menuju kantor polisi.

Tak terlalu butuh waktu yang lama untuk sampai di sana. Karena sekarang mereka semua pun sudah berada di kantor polisi, dan lebih tepatnya berada di hadapan sosok seorang polisi.

"Ya Pak, apa ada yang bisa kami bantu?" tanya polisi itu dengan ramahnya.

"Jadi, gini Pak ...." Reval pun mulai menceritakan semua kejadian yang terjadi pada waktu dua minggu yang lalu. Dan polisi itupun mendengarkan semua sinopsis kejadian itu dengan sangat baik sekali.

"Baik Pak, terima kasih atas informasinya. Dan kami akan segera melakukan penyelidikan di tempat ke jadian itu." ujar polisi itu dengan tegasnya.

"Yasudah Pak, kalau gitu kami permisi dulu. Assalamu'alaikum ...." pamit Alex, yang langsung beranjak dari duduknya bersama dengan Sang Istri dan Sang Putri.

"Wa'alaikumussalam ...."

...

Keesokan harinya, di sekolah SMA Sanubari, para polisi pun langsung melakukan tindakan dan melakukan pengecekkan terhadap CCTV sekolah. Dan dari rekaman CCTV itulah, para polisi itu mengetahui siapa pelaku yang sudah berani-beraninya mepakukan tindakan kriminal di SMA ini.

Dengan mengumpulkan semua murid-murid dan para guru SMA Sanubari, para polisi itupun langsung melakukan pengecekkan terhadap semua orang. Dan tepat pada saat salah satu polisi itu melakukan pengecekkan terhadap salah seorang siswa, polisi itupun langsung mengode komandannya yang sedang berdiri di depan sana.

"Baiklah, pengecekkan selesai!" ujar polisi yang merupakan komandan dari polisi yang lainnya, dengan tegasnya.

"Ayo, ikut saya!" titah polisi yang tengah berada di samping salah satu siswa tadi, yang tak lain adalah Rendra.

"Ke-kenapa Pak?" ucap Rendra yang mulai tergagap-gagap, karena merasa ketakutan akan tindakannya yang akan terbongkar.

"Ayo, jangan pura-pura tidak tahu lagi kamu!" titah polisi itu lagi dengan kasarnya. Lalu, menarik Rendra dengan kasarnya ke arah komandannya. Dan membawa Rendra secepatnya ke kantor mereka.

Flashback off

Semenjak kejadian satu tahun yang lalu, maka semenjak itulah Rendra mulai menjadi seseorang yang pemurung. Lebih banyak diam dan lebih suka termenung seorang diri.

"Hei, kamu! Ayo, ada yang ingin bertemu denganmu!" ujar seorang polisi dengan begitu tegasnya kepada Rendra.

"Siapa?" Rendra pun bertanya dengan dinginnya kepada polisi itu.

"Adek kamu, ayo cepat!" titah polisi itu dengan tegasnya. Dengan sangat malasnya pria itupun langsung bangkit dari duduknya dan mulai keluar dari sel penjara itu bersama dengan polisi tadi.

"Kakak!" teriak gadis yang berumur 16 tahun itu, dengan begitu senangnya.

"Hmm ... Ella," timpal Rendra yang seketika itupun langsung memeluk Sang Adik dengan begitu eratnya. Grasella, ya itulah nama gadis yang tengah berada di dalam dekapan Rendra. Satu-satunya adik perempuan yang dimiliki oleh Rendra dalam hidupnya. Dan sosok wanita yang paling berharga setelah ibunya sendiri.

"Kakak apa kabar?" tanya Grasella yang sudah melepaskan pelukannya dari Rendra, dan mulai mendudukkan dirinya di pangku kunjung. Rendra pun mengikuti kegiatan adiknya itu dan menatap Grasella dengan serius.

"Jangan bertanya tentang kondisi gue, tapi kondisi lo dan mami sendiri gimana?" tanya Rendra dengan dinginnya.

"Hmm ... kita baik Kak, dan lo nggak usah khawatir."

"Hmm ... syukurlah," jawab Rendra sedikit merasa lega. Karena, Rendra benar-benar merasa khawatir dengan keadaan ibunya sekarang ini. Hanya karena tindakannya setahun yang lalu, Sang Ayah jadi rela menceraikan ibunya begitu saja, dengan alasan kalau Sang Istri sudah tidak becus mengurusi anaknya dan dia juga merasa kalau Rendra sudah tidak pantas dikatakan sebagai anaknya sendiri. Maka, di saat itulah Rendra benar-benar merasa kecewa dengan Sang Ayah. Hanya karena kesalahannya Sang Ayah jadi malah tega meninggalkan Sang Ibu begitu saja.

"Kak, lo nggak ngerasa bosan apa, tinggal di dalam penjara kaya gini?" tanya Grasella merasa kasihan dengan Sang Kakak.

"Ya, bagaimana lagi, ini udah jadi resikonya gue sendiri yang ceroboh." jawab Rendra dengan entengnya. Jujur, Rendra sudah merasa sedikit sadar saat ini. Dia sadar, bahwa semua yang dia lakukan pada satu tahun lampau itu sudah salah. Namun, rasa amarah terhadap Reval waktu itu juga masih tetap bersemayam dalam hatinya sampai sekarang.

"Kak, jujur gue nggak tega liat lo kaya gini. Gue pengen balas dendam dengan orang yang sudah merusak semuanya. Dan gue ingin membuat orang itu juga merasakan kehilangan akan seseorang yang benar-benar dia cintai seperti kita. Gue nggak rela kalau orang itu bahagia di bawah penderitaan lo sendiri." ujar Grasella dengan tegasnya.

"Tapi La, gue nggak mau nyawa lo yang jadi taruhannya dan gue juga nggak mau lo berujung di sini kaya gue." timpal Rendra dengan tegasnya.

"Tapi, Kak ...." ujar Grasella dengan memelas kepada Sang Kakak.

"Nggak, gue nggak setuju dengan keputusan lo itu, La. Cukup gue yang menyesal untuk tindakan gue yang sekarang dan jangan sampai lo kaya gue. Dan tugas lo itu sekarang cuma belajar, bukan melakukan balas dendam pada orang lain. Cukup gue aja yang ngelakuin itu, La. Gue mohon sama lo, lo jangan pernah nekat seperti gue. Lo ingat itu, La." Ntah kenapa, Rendra benar-benar marah kepada adiknya yang ingin melakukan belas dendam itu kepada Reval, walaupun dia masih membenci Reval. Namun, Rendra hanya tidak ingin adik satu-satunya ini yang akan celaka nantinya.

Dengan amarah yang menggebu, Rendra pun langsung bangkit dari duduknya dan kembali ke dalam sel penjara, yang diikuti oleh polisi di belakangnya. Grasella yang melihat amarah pada kakaknya itupun hanya bisa terdiam lesu.

"Kak, maafin gue, gue nggak bisa nurutin perintah lo lagi. Gue nggak rela Kak, jika orang itu sudah merusak hubungan keluarga kita. Gue nggak rela, Kak. Jadi, gue bakalan melakukan pembalasan dendam pada pria itu, bagaimanapun caranya." lirih Grasella dengan lesunya. Lalu, setelah itu, dia pun langsung bangkit dari sana dan meninggalkan kantor polisi itu.

--TBC--

Syafira || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang