🐾 Loveguard? [37]

15.5K 1.7K 134
                                    

.
.
.

Satu minggu berlalu, dan selama itu pula Yoongi terkurung di rumah karena Ayahnya. Yoongi tidak bisa bertemu dengan Jungkook dan itu membuatnya sedih.

"Yoongi, makanlah sarapanmu." ujar Luhan ketika Yoongi hanya mengaduk dan memandangi makanannya dalam diam.

Yoongi total merasa galau saat ini. Anak buahnya sudah menyerah mencari kalung itu. Katanya mustahil untuk menemukan kalung itu didalam lubang saluran air. Jika begini bukti apalagi yang akan ia tunjukkan pada orangtuanya jika Jungkook adalah Junghwa.

"Hyung, Papa bilang kau sangat menyukai daging. Ini aku berikan untukmu." Jihoon tersenyum lebar dan menaruh sepotong daging miliknya diatas piring Yoongi.

Yoongi menatap datar pemuda dihadapannya. "Tidak usah sok baik padaku ... Jihoon." ucapnya sedikit menyeringai diakhir.

Jihoon tersedak makanannya, lalu dengan cepat mengambil minum.

"Jihoon? Kau ini menyebut nama siapa?" tanya Luhan pada Yoongi.

"Memangnya aku bilang begitu?" sahut Yoongi berpura-pura.

"Sepertinya Papa salah dengar." timpal Jihoon gugup.

See? Jihoon sudah ketakutan jika jati diri yang sesungguhnya akan terbongkar, dan itu semakin membuat Yoongi merasa muak.

"Ah, begitukah? Sepertinya iya." kekeh Luhan.

"Yoongi, sudah lama kau tidak bertemu dengan adikmu. Ajaklah dia jalan-jalan." ujar Sehun.

Yoongi hanya diam tak menjawab.

"Aku ingin pergi jalan-jalan dengan Hyungie. Bisakah kita membeli beberapa pakaian?" ujar Jihoon antusias.

"Kau ingin memerasku?" sahut Yoongi dingin.

Seketika Jihoon murung mendengarnya.

"Yoongi." peringat Sehun agar tak membuat adiknya bersedih.

"Apa?" ucap Yoongi merasa tak bersalah, karena memang dirinya tidak bersalah sedikitpun.

"Adikmu ingin menghabiskan waktu bersamamu. Apa salahnya jika kau menuruti keinginannya? Bukankah kau sayang dengan adikmu?" ujar Luhan menimpali.

"Aku memang sayang pada adikku. Tapi dia bukan adikku." jawab Yoongi.

"Hyung, apa kau membenci kehadiranku dirumah ini? Jika iya aku akan pergi saja dari rumah ini agar hyung merasa senang." lirih Jihoon.

"Eoh, kalau begitu lakukanlah. Pergi dari rumah ini dan jangan pernah kembali lagi kesini, apalagi mengaku-ngaku sebagai Junghwa." ujar Yoongi ketus.

"Yoongi!" Sehun membentak putera sulungnya yang dirasa sudah keterlaluan.

"Apa salahku? Kenapa Ayah berteriak terus, aish!" dumel Yoongi kesal.

"Sudah, Ayah. Jangan marahi Yoongi Hyung." ucap Jihoon, membuat Yoongi berdecak sinis mendengarnya. Sok baik sekali.

Sehun tersenyum pada Jihoon. "Tidak apa, Sayang. Kakakmu perlu diberi peringatan agar bisa bersikap baik padamu." Lalu Sehun beralih menatap Yoongi. "Yoongi, jika sampai kau membuat adikmu bersedih, Ayah tidak akan segan mengusirmu dari rumah ini." ujarnya serius.

Luhan yang mendengarnya menggeleng tak setuju pada Sehun.

"Ayah lebih memilih untuk membela orang asing itu dibanding aku?" ujar Yoongi tak percaya.

"Dia bukan orang asing. Dia Junghwa, adikmu." ralat Sehun.

"Dia bukan Junghwa! Iblis kecil itu hanya mengaku sebagai Junghwa agar bisa tinggal di rumah ini yang jelas-jelas bukan haknya! Dia sudah memperdaya Ayah dan Papa! Dia itu licik, Ayah!" ucap Yoongi meninggikan suaranya.

Loveguard?「✓」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang