3.

2.1K 378 53
                                    


"Iya Yang, gapapa. Yaelah kamu pake minta maaf segala, orang biasanya aku juga ditinggal lembur. Hahaha... Ya udah deh, sana balik kerja. Daaahhh, jangan kebanyakan ngopi!!"

"Cieee yang punya pacar... pamer aja teros gak papa, gue sama si Abang cuma mampir kok Jen. Abis ini mau balik ke mars" selorohan tengil itu yang pertama Jennie dengar setelah panggilannya dengan Jefri terputus. Pun Jennie cuma mendengus seraya cowok disampingnya terkekeh beserta si Abang, abang-abang sate, ikutan nyengir seiring tadi eksistensinya disebut.

Cowok itu, bukan abang satenya tapi yang satunya, nah, itu namanya Joni. Tetangga Jennie; jangkung, 184 cm, aquarius, dan punya hobi godain Jennie. Apapun topiknya, Joni akan selalu punya cara untuk ngeledekin Jennie bahkan seringnya, ngeledeknya nggak tahu diri dan nggak tahu tempat. Ya macam tadi, segala bawa-bawa abang sate padahal Jennie kalau sama abangnya udah bercitra galak. Emang Joni tuh dalam kamus hidup Jennie adalah tukang ngadi-ngadi. Makanya Jennie juga malas meladeni.

"Malesin deh, Jon" seloroh sekaligus pungkas Jennie seraya menerima piring dari si Abang. Kebetulan satenya sudah matang maka Jennie segera saja bergegas.

"Makasih, Bang"

"Eh lo mau kemana?" sergah Joni seiring Jennie yang membuka pintu pagar.

"Makan lah"

"Disini aja"

"Ngapain? Gue nggak bergaul sama penduduk mars ya" sinis Jennie yang langsung mengundang kekehan abang sate. Memang begitu, abangnya memang sumeh alias gampang tertawa alias receh, sebelas dua belas lah sama Mark Lee. Recehnya doang yang mirip, mukanya mah jauh.

"Deuuuuhhhhhh sini ajalah, Jen. Nggak kangen apa ngobrol sama gue?" rajuk Joni yang disambut Jennie dengan gidikan. Ya gimana ya, Joni manyun-manyun sok bayi padahal cambangnya aja kelihatan belum dicukur.

"Maap-maap kate nih, Jon, but nope" jawab Jennie seiring jiwa Betawinya pop up out of nowhere.

"Dih, yaudah kalo gitu gue yang ikut lo aja" seloroh Joni yang bahkan sudah berdiri dari duduknya.

"Heh sate lo gimana? Lagian gue lagi nggak nerima tamu"

"Kan gue bukan tamu" jawab Joni enteng yang seketika membuat Jennie menaikkan alis seakan bertanya, 'maksudnya?'.

"Kan gue keluarga. Mami lo aja manggil gue Nak Joni"

"Diiiiihhhh" Jennie mendecih keras. "Pede banget Joni Pardede. Mami manggil semua orang juga pake Nak"

"Tapi kalo sama gue Nak-nya beda, lo nggak bakal ngerti deh. Udahlah sini aja," Joni lantas menarik tangan Jennie dan mendudukkan dia paksa di sebelahnya. Di celah-celah pagar rumah Jennie yang memang cukup lebar untuk duduk-duduk. Pun pada akhirnya Jennie menurut saja, terlampau paham kalau menolak Joni itu sama dengan buang-buang tenaga. Joni itu manusia besar yang kebanyakan energi.

"Tapi nggak enak Jon makan di pager gini" Jennie berusaha membuat excuse tapi sejujurnya dia memang nggak nyaman dengan tempat duduk mereka pun Jennie lapar.

"Bentaran doang nunggu abangnya bikinin punya gue terus ntar makan di rumah lo"

"Loh kok rumah gue? Gue kan lagi nggak nerima tamu"

"Kan gue bukan tamu"

"Hhhhhh bukan gitu," Jennie menggeram rendah. "Rumah gue lagi nggak ada orang, kalo lo ke rumah gue ntar bisa jadi fitnah"

"Hng? Fitnah apaan? Orang kita mandi bareng aja ser-"

"Jon!" Jennie buru-buru memotong omongan Joni seiring abang sate yang, slightly, menengok ke mereka.

raison d'être ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang