12.

1.6K 377 118
                                    

I did double update! Jangan lupa cek sebelumnya ya :))







"Yang strawberry, dingin ya Mbak. Tapi dikit aja es-nya"

Jefri tidak tertarik dengan kebisingan di sekitarnya tapi aroma seperti wangi vanili roti itu cukup menarik atensinya. Terkesan familiar lantas ketika Jefri mendongak, benar, terlalu familiar bahkan Jefri sampai malu.

"Loh, Iyan?"

Oci dan senyum sejuta dolarnya menyambut Jefri.

Siaaaallllllll

Rutuknya dalam hati seiring menyesali pilihannya untuk menunggu di depan counter.

Kenapa tadi nggak duduk di luar aja sih???

"Lo... beli susu?" tanya Oci. Sedikit ragu karena, menurutnya, that's odd. Melihat laki-laki dewasa, literally badannya gede, tapi nongkrong di kedai susu.

"Ng-hm" pun Jefri, daripada menjawab, dia justru membersihkan dahak. Wajahnya, terutama telinganya, mendadak merah pun seketika Jefri membuang muka.

"Cute" kata Oci. Cukup tiba-tiba pun random maka Jefri langsung menaikkan wajah. Mengkerut dan siap mendebat Oci karena nyatanya Jefri merasa disindir. Dia kan nggak cute.

"Emangnya kenapa kalo gue beli susu?"

"Ya nggak apa-apa," jawab Oci lantas mendudukkan diri di sebelah Jefri. "Kok marah sih?"

"Ya abisnya lo meng-gesture kan seolah-olah itu nggak wajar" Jefri benar-benar sedang dalam state tidak normalnya bahkan Oci, yang dalam kamus Jefri adalah orang asing, pun dia debat.

"Gesture apa?"

"Tadi, cute. Sounds belittle me"

"W-" Oci bahkan lebih milih ketawa dulu daripada melanjutkan kata-katanya. Bikin Jefri makin bersungut lantas sedikit banyak memunggungi Oci. Literally angy.

"Sorry kalo that cute offended you," kata Oci ditengah tawa lebarnya. "Tapi sumpah, gue nggak bermaksud menyinggung lo, Yan. It's truly cute yang literally cute. Kan biasanya cowok-cowok lebih suka kopi but you go with milk. That's that cute" jelas Oci. Dan nggak tahulah, dasarnya Allah yang cuma mendominankan satu ekspresi aja atau emang Oci yang terlampau sumeh, literally dari tadi dia senyum. Technically ngomong tapi senyum, sebenarnya adem tapi justru membuat Jefri memalingkan muka. Bukan karena masih offended tapi malu.

Sebenarnya Jefri minum susu hari ini bukan tanpa alasan. He already said that he's not cute. Dia juga suka kopi seperti umumnya laki-laki. Tapi sejak kemarin, kemarin literally hari terjungkir balik untuk Jefri, dia merasa butuh susu. It's his gut, susu itu comfort food Jefri. Saat semua nggak baik-baik saja, seperti suggest Mama, susu selalu bisa menenangkan. Analoginya sama dengan efek susu hangat sebelum tidur. Literally membuat nyaman.

Tapi sebenarnya, susu cuma comfort kesekian karena sejujurnya, comfort pertama Jefri adalah rumah. Adalah nasi hangat dan sup ayam Mama. Tapi Jefri bisa apa, dia sedang terlalu berego untuk minta dibikinin sup. Apalagi sama Mama. Marahnya ke Mama kemarin bukan pura-pura. Jefri beneran merasa tidak adil maka sekarang dia merasa lebih butuh waktu untuk bermonolog.

But then, there's Oci. Yang datang dengan wangi vanili, pesanan susu stroberi dan senyum yang kayaknya jadi signature-nya akhir-akhir ini. Pun karena itu Jefri malu. Oci literally bersikap biasa saja seperti kemarin tidak terjadi apa-apa. Betapa dewasa dibanding dia yang kemarin, bahkan, sempet memicing ke Oci.

raison d'être ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang