2.

2.3K 451 83
                                    

I think it's slightly sensitive, so I hope you will read it wisely as I tried to write it heartily yet cautiously. Well, happy reading anyway and if you have something to say, I'll gladly receive it ☺️

[]

"Ma, Mama tumben masak rendang?" tanya Jefri seraya duduk di sebelah Mamanya. Beliaunya sendiri lagi nonton TV jadi hanya melirik Jefri ala kadarnya.

"Kamu tu lho, kayak nggak punya kaos lain aja" seloroh Mama nggak nyambung. Alih-alih menyahuti pertanyaan Jefri, beliau malah menyoroti kaos yang dipakai puteranya. Kaos hitam kebangsaan, yang udah belel dan banyak lubangnya. Makanya nggak heran kalau kaos itu yang selalu jadi objek omelan Mama terutama tiap Jefri habis mandi. Benar-benar kayak nggak punya kaos lain saking seringnya itu dipakai padahal kaos lain juga banyak.

"Yang butut tuh yang paling adem, Ma. Kayak daster Mama gitulah" tanggap Jefri sambil sedikit mengibaskan rambut. Dia memang barusan mandi, sekalian keramas, dan nggak tahu ya, tapi Jefri kayaknya nggak cocok jadi duta lingkungan karena ngabis-ngabisin air. Dia itu suka banget keramas apalagi kalau habis lembur atau lagi panas-panasnya, dia bisa keramas sehari dua kali. Sayangnya Unilever nggak tahu, coba tahu, Jefri pasti udah jadi duta shampoo bareng Anggun.

"Kamu emang paling pinter nyautin kalo dikasih tau" kata Mama seraya mengerling kesal ke Jefri. Jefri cuma terkekeh.

"Ya udah si Ma, daripada nggak pake baju. Ntar tante-tante depan rumah pada girang"

"Hush! Ngawur lho kalo ngomong" sergah Mama dan lagi-lagi Jefri tertawa. Sesenang itu ngebercandain Mama sendiri.

"Ma, yang tadi belum dijawab, Mama tumben masak rendang" kata Jefri kemudian, masih penasaran soal rendang. Bukan apa-apa tapi Mamanya memang nggak pernah masak yang istimewa kecuali ada momen khusus. Dan ya, rendang di keluarga Jefri adalah menu istimewa mengingat kesehariannya cuma sayur asem, sop, lodeh atau paling banter, ayam balado.

"Bukan Mama yang masak tapi tadi dikirimin Dek Retno. Katanya hari ini di rumahnya ada reuni" jawab Mama sambil lalu, sambil mengganti saluran dari satu sinetron ke sinetron lain.

Dek Retno itu adalah salah satu 'murid' Mama dalam bidang catering meng-catering. Dulu waktu masih produktif, selain ngajar, Mama punya usaha catering dan Dek Retno, atau Jefri sebutnya Tante Retno, suka bantuin karena dulu mereka tetanggaan. Nah sampai sekarang Tante Retno punya usaha catering sendiri, beliau suka ngirim masakan kalau ada pesanan. Jadi sebenarnya agak nggak heran kalau tiba-tiba di rumah ada makanan yang nggak familiar, ya murid-murid Mama itu yang ngirim.

"Eh Yan, tadi kamu tau nggak siapa yang nganter rendangnya?" sambung Mama tiba-tiba. Mendadak bersemangat bahkan beliau sepenuhnya mengalihkan fokus ke Jefri.

"Pevita Pearce?" jawab Jefri nggak mikir.

"Loh mesti ngawur lho kamu itu" pun Mama berdecak seraya Jefri terkekeh. Emang hobi banget godain Mama sendiri.

"Ngawur gimana sih, Ma? Ya mungkin aja kan"

"Hush," sentak Mama, membuat Jefri mau tidak mau tidak melanjutkan aksi menggodanya. Ingin tahu juga soal apa yang mau Mamanya sampaikan karena tidak biasanya beliau membicarakan hal trivial semacam itu.

"Emangnya siapa yang nganterin? Penting banget kayaknya"

"Woh ya, penting! Kamu inget Oci nggak, Yan?" jawab Mama yang seketika bikin Jefri mengernyit. Bukan karena pertanyaannya tapi karena Mama yang mendadak antusias.

"Oci?" ujar Jefri ragu. Lebih ke menerka-nerka secara pribadi perihal Oci mana yang Mama bicarakan sampai membuat beliau antusias begitu.

"Iya, Oci anaknya Dek Retno. Kan dulu sering main sama kamu" jawab si Mama masih dengan nada bersemangatnya. Pun pelan-pelan kernyitan di dahi Jefri memudar.

raison d'être ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang