Part 46

4.1K 319 15
                                    

Hari-hari berlalu tanpa terasa, 6 bulan yang lalu William sudah melewati usianya yang pertama , pesta ulang tahun kali ini diadakan bukan mengundang para relasi tetapi mengundang beberapa panti asuhan untuk secara bersama-sama merayakan pesta ulang tahun yang diadakan disebuah tempat bermain.

Kae baru saja keluar dari kamar mandi ketika melihat putranya sudah berada diatas tempat tidurnya dan tentu saja bergulat dengan daddynya, kelihatannya William bangun dan langsung minta masuk ke kamarnya seperti biasa.

Suara tawa dari William terhenti dan ganti memanggil Kae, "Mommmm....mommmm....."

Kae tersenyum, "Morning sayang." sapa Kae sambil menghampiri kedua pria paling berarti dalam hidunya itu dan memberi ciuman pada keduanya.

"Mauuu...." William yang hanya menerima ciuman di kening langsung memajukan kedua bibirnya, minta dicium di bibir ketika melihat Kae memberi ciuman singkat di bibir Kevin. Kae tertawa, dan memberi apa yang diinginkan putranya.

"Dari mana kamu belajar minta cium dibibir, masa ciuman pertamamu diambil mommy?" tanya Kevin pada William.

"Masih berani kamu bertanya, siapa yang memberinya contoh? Tunggu dia besar nanti baru kita cerita jika ciuman pertamanya telah kurebut." Kata Kae sambil menepuk pelan kepala William.

"Daddd.... Mandiiii." William menanggil Kevin untuk memandikannya.

"Ayo...." Kevin berdiri dan langsung mengangkat putranya untuk masuk kekamar mandi, diiringi peringatan dari Kae, "Kalian berdua mandi yang benar, bukan membasahi seluruh kamar mandi dengan air." Kedua pria itu hanya tertawa, bagi William mandi bersama daddynya adalah kesempatannya bermain air lebih lama karena Kevin akan memandikannya terlebih dahulu sambil mengisi bathtub dengan air untuknya berendam dan bermain air selama Kevin mandi.

Kae hanya bisa menggeleng, dia tahu percuma memberi peringatan pada kedua orang itu. Kae mengeluarkan alat penguji kehamilan dari dalam kantongnya, sambil tersenyum. Sebenarnya dia baru ingin hamil lagi setelah putra pertamanya berusia 2 tahun tetapi kelihatannya keinginannya tidak terkabul. Baru bulan lalu dia melepas suntik KB nya dengan pemikiran butuh 3 sampai 6 bulan sebelum bisa hamil namun sejak seminggu yang lalu, Kae seperti merasakan tanda-tanda kehamilan sampai akhirnya dia memutuskan diam-diam pergi membeli alat test kehamilan tanpa sepengetahuan Kevin. Kae kuatir jika hanya perasaannnya dan membuat Kevin panik, apalagi pekerjaan Kevin juga sedang padat-padatnya. The Lux sedang mengakusisi dua lahan di dua negara berbeda selain itu, masalah proyek yang dikarena bencana alam gempa membuat jadwal penyelesaian proyeknya harus diubah supaya bisa selesai tepat waktu. Sudah dua minggu ini Kevin sibuk dengan pekerjaannya, bahkan terpaksa harus berangkat tanpa membawa Kae dan William karena negara yang dia kunjungi sedang rawan terjadi gempa susulan.

Kae memasukkan kotak berisi alat penguji kehamilan itu kedalam lacinya, tiga hari lagi Kevin akan berulang tahun dan dia baru akan memberitahukan berita kehamilannya sebagai kado ulang tahun Kevin. Kae hanya berharap jika dia bisa menyembunyikan kehamilannya sampai hari itu.

"Bantu mommy merahasiakannya dari mereka ya." Bisik Kae sambil mengelus perutnya yang masih datar.

***

Karena kehamilannya, Kae mulai membiasakan William tidak menyusu secara langsung walau tentu saja tidak mudah memberi pengertian pada balita itu.

"Mengapa kamu tidak membiarkannya menyusu secara langsung?" tanya Kevin yang kebetulan hari itu pulang sebelum putranya tidur dan melihat jika William merengek dan Kae tetap tidak mau menyusuinya.

"Aku ingin dia membiasakan diri."

"Tapi tidak perlu setegas itu, kasihan dia. Apakah setiap malam dia pasti merengek?"

I Love My FianceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang