Part 21

5K 365 15
                                    

Kae bangun dengan kepala berat, dia mencoba mengingat apa yang terjadi semalam dan ketika dia berhasil mengingatnya dia langsung menepuk keningnya. Pada awalnya dia hanya penasaran dengan bau dari isi botol-botol itu, lalu entah mengapa dia mulai berani mengicipinya walau hanya sedikit, dan akhirnya dia mabuk. Dia yakin Kevin pasti akan mengomelinya, dengan cepat dia berusaha turun dari tempat tidur dan pergi kekamar mandi untuk membersihkan diri sebelum Kevin masuk. Namun saat dikamar mandi dia baru menyadari jika dia sudah tidak menggunakan pakaiannya semalam, melainkan piyama tidurnya dan satu-satunya penghuni rumah itu selain dirinya hanya Kevin, memikirkan hal itu kedua pipinya kembali merona.

Kae keluar dari kamar mandi dan sesuai dugaannya, Kevin sudah menunggunya dan menatapnya dengan kesal, untung saja tadi dia ingat untuk keluar lagi dan mengambil pakaian ganti, " Berani-beraninya kamu mencoba minuman-minuman itu semalam? Sekarang bagaimana kepalamu? Masih berat?"

"Sedikit, aku hanya penasaran melihat kalian menikmati minuman kalian bahkan beberapa gelas. Dan bagaimana kalian bisa tidak mabuk?"

"Karena kami sudah terbiasa dan aku tidak mau kejadian semalam terulang lagi."

"Minuman itu tidak ada yang enak, aku juga tidak beminat mencobanya lagi. Selain itu aku juga ingin marah padamu, berani-beraninya kamu mengganti pakaianku?"

Wajah kesal Kevin langsung berubah menjadi tawa, "Tenang saja aku akan bertanggung jawab dengan apa yang kulihat dan kupenggang, selain itu bukan aku yang membuka bajumu, tapi kamu sendiri."

"Apa? Tidak mungkin." Kata Kae dengan wajah merona membuat tawa Kevin semakin keras.

"Kita akan menikah bulan depan, jadi melihatnya semalam juga tidak ada salahnya. Jika kamu tidak terima, aku bisa membuka bajuku sekarang dihadapanmu supaya kita imbang, bagaimana?"

Kae sadar jika Kevin menggodanya, tapi memang apa yang dikatakan Kevin benar, bulan depan mereka akan menikah dan secara otomatis dia sebagai istri Kevin harus melayani suaminya itu.

"Tidak perlu." Kata Kae dan berajak akan keluar kamar namun tiba-tiba tubuhnya sudah terhempas ke tempat tidur karena Kevin menarik tangannya.

Kevin meninidih dan menahan kedua tangan Kae, "Kamu mau apa? Jangan sekarang, kamu harus kekantor." Kata Kae, membuat Kevin tersenyum.

"Sejak semalam aku sudah ingin melakukannya." Kata Kevin dan kedua pipi Kae kembali merona bahkan seluruh wajahnya memerah.

Kevin menyatukan bibirnya dengan bibir Kae, menciumnya dengan perlahan sambil menunggu balasan Kae, ternyata penantiannya tidak sia-sia. Kae membuka bibirnya, memberi kesempatan lidahnya ikut menjelajah kedalam, tanpa sadar tangan Kae yang sudah dilepaskannya terkalung dilehernya, Kevin tahu jika dia tidak mengakhirnya maka kegiatan mereka pasti akan berlanjut dan dia masih belum menginginkannya sekarang karena awalnya dia hanya ingin menggoda Kae, gemas dengan rona wajah Kae.

Kevin menghentikan ciumannya dan berkata, "Aku hanya menginginkan bibirmu, memangnya apa yang kamu pikir aku inginkan?" kata Kevin sambil mengedipkan matanya menggoda Kae.

Kae langsung melepas tangannya yang mengalungi leher Kevin, dan memalingkan wajahnya, dia malu Kevin mengetahui pikirannya.

"Aku juga menginginkannya tapi tidak sekarang, aku akan menunggu sampai hari pernikahan kita dan aku akan membuat pengalaman pertama kita menjadi momen tidak terlupakan."

Kae kembali memalingkan wajahnya kearah Kevin, "Pengalaman pertama kita?"

"Aku juga belum pernah melakukannya." Bisik Kevin di telinga Kae membuat Kae menatapnya tidak percaya.

"Ayo kita sarapan, kamu mau ikut kekantor atau tetap dirumah mengingat kepalamu pasti masih berat." Kevin mengabaikan tatapan Kae dan menarik Kae bangun dari tidurnya dan berjalan keluar kamar.

I Love My FianceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang