Part 48

3.9K 322 11
                                    

"Mommy dimana?" tanya William pada pelayan yang sedang membersihkan tangga dilantai satu rumahnya.

"Dikamar bayi, tuan William." Sahut si pelayan dan William yang baru akan melangkahkan kakinya menaiki tangga diikuti Lea pengasuhnya langsung berhenti dan berbalik melihat pada pelayan itu.

"Aku masih anak-anak, jangan dipanggil 'tuan'." Protesnya sebelum kembali melanjutkan langkahnya, pelayan itu hanya tersenyum, sudah biasa mereka menerima protes dari tuan muda mereka.

William langsung berlari ke kamar bayi atau tepatnya kamarnya yang sedang disusun ulang supaya bisa ditempati dirinya dan adiknya. Sebenarnya dia sudah memiliki kamar sendiri tetapi dia memaksa untuk tidur bersama calon adiknya, biar dia bisa menjaganya, bahkan dia berjanji untuk membagi semua mainannya dengan adiknya.

William memang baru akan berusia 3 tahun beberapa bulan lagi, tetapi pemikiran dan tindakannya kadang melebihi usianya, membuat orang-orang disekitarnya heran. Tetapi jika melihat bagaimana Kevin dan Kae mendidik kemandirian putra sulungnya itu, maka tidak akan heran. Namun bagaimana pun tingkah dan pemikriannya, tetap saja dia masih anak-anak polos.

"Mommyyyyy...." Teriaknya saat memasuki kamarnya.

"Disini sayang." jawab Kae yang memang membiasakan putranya untuk menjawab jika dipanggil sehingga Kae juga harus melakukan hal yang sama untuk contoh yang baik untuk putra kritisnya itu.

William menuju arah suara mommynya, "Mommy, aku dapat bintang lagi." William dengan bangga menunjukkan bagian atas tangannya, ketika dia sudah menemukan Kae.

"Wah, anak mommy semakin hari semakin pintar tapi kenapa kamu suka sekali berteriak ketika mencari mommy? Tidak bisakah kamu bertanya?"

"Aku sudah bertanya tadi dibawah, dan dengan berteriak aku bisa mengetahui keberadaan mommy dengan cepat. Mommy sedang apa?" William melihat Kae sedang menyusun ulang perlengkapan mandinya.

Kae hanya menggeleng, putra sulungnya memiliki kemampuan menjawab pertanyaan sama seperti daddynya, cepat dan selalu bisa memberikan jawaban. "Mom, sedang memisahkan barang-barangmu dan adikmu supaya tidak tercampur?"

"Kenapa harus dipisah? aku tidak keberatan punyaku dipakai adikku."

"Karena berbeda, kamu tidak masalah pakai punya adikmu tetapi adik belum boleh menggunakan milikmu, kulit adik masih bayi dan tingkat sensitifnya masih tinggi. Sekarang kamu cuci tangan dan kita makan siang." Jawab Kae, menjawab sekaligus menjelaskan.

William mengangguk, dia menaiki tangga kecil untuknya mencapai wastafel dan mencuci tangannya. Salah satu kebiasaan yang diajarkan Kae supaya putranya mandiri, tidak selalu mengandalkan pengasuhnya. Bahkan walau tadi William berteriak mencari Kae, sebelum dia menuju ketempat Kae berada, dia sudah meletakkan ransel kecilnya ditempat yang seharusnya.

"Mommy masak?" tanyanya sambil mencuci tangan.

"Kamu tahu daddy sudah tidak mengijinkan mommy didapur sejak minggu lalu, jadi mana mungkin mommy masak."

"Huh, daddy itu terlalu protektif pada mommy dan adik bayi."

Kae langsung tertawa, "Memangnya kamu tidak? Apakah cermin dihadapanmu perlu mommy ganti?" William mengatakan seperti dia tidak seprotektif Kevin, bahkan jika dia sudah pulang sekolah maka dipastikan dia akan selalu menemani Kae, meneggur Kae jika melakukan hal yang dianggapnya melelahkan, termasuk naik turun tangga.

William ikut tertawa, "Aku hanya meniru daddy, mommy." Jawabnya santai.

Baru saja William duduk dikursi makannya, dan Kae baru akan menyiapkan makanan untuk putranya ketika Kevin melangkah masuk kedalam ruang makan.

I Love My FianceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang