Don't go!

1.8K 76 1
                                    

*jangan lupa vote comment yah!!
Ingat!! Disini hanya author dan tuhan yang tau jalan ceritanya hehew:>
Jangan lupa juga yah,baca cerita aku yang lainnya

Ok! Happy reading gaess(◍•ᴗ•◍)❤

***

-
-
-

***

"Kamu itu sudah berapa kali aku bilangin ha!? Sekarang kamu ngga usah ngelak lagi, emang kamu jalan berdua kan dengan winwin, iya kan!? Buktinya aku lihat pake mata kepala aku sendiri!"

"Hei doyie, tenang dulu. Bukan seperti itu maksudku, dengarkan penjelasan aku dulu jangan mengambil kesimpulan sendiri doyie!" Runtuh sudah pertahanan lelaki itu.

_______________

Moon Taeil dan Kim Doyoung, sepasang suami istri yang baik baik saja, bisa dikatakan harmonis. Apalagi dengan ditambah kehadiran haechan diantara keduanya, lengkap sudah hubungan tersebut.

Namun, masalah akhir akhir ini sering menimpa keadaan keluarga tersebut. Entah itu masalah sepele atau sampai yang fatal, ini adalah puncaknya.

"Lihat! Sekarang kau sudah berani membentak ku, dimana kau yang dulu? Oh iya, mungkin kau sudah membedakan sifatmu untukku dan dia iya kan!?" Kata Doyoung sambil menunjuk muka Taeil. Walaupun mukanya dia palingkan agar tidak berhadapan dengan muka suaminya itu.

"Siapa? Di kehidupan ini cuma kamu ya ada disini, Dan siapa yang kau bilang dia? Kau tahu doyie, selama 5 tahun pernikahan kita, doyie yang ku kenal penyayang dan manja, itu dimana? Kenapa kau sekarang menjadi cemburu seperti ini? Jawab aku doyie!" Kata Taeil sambil memegang bahu Doyoung, memaksa Doyoung untuk melihat wajahnya.

Sedangkan dilain tempat, dikamar Yangyang. Anak kecil berusia 5 tahun itu hanya menangis sambil memeluk kakinya di kasur. Dia mendengarkan semua kata kata yang diucapkan oleh Papa dan Mama nya. Karena jarak antara kamarnya dan kamar orangtuanya hanya bersebelahan.

"Mama... Apa salah papa sampai mau meninggalkan papa? Jangan tinggalin yangie ma... yangie ngga mau kalo mama pergi, yangie maunya bertiga kayak dulu. Libur bareng di pantai, ketawa sana sini. Sekarang kenapa jadi kayak gini, yangie ngga mau kalo semuanya berantakan. Mamaaa... Maafin papa, yangie sayang Mama sama Papa." Kata Yangyang sesenggukan. Dia tak berhenti menangis sambil menggumam nama papa dan mamanya.

Kembali lagi kekamar dua sejoli itu, yang sekarang sedang bertatap tatapan, saling mendalami satu sama lainnya. Mencoba menemukan masalah, namun hanya ada kebenaran dan penyesalan apa yang terjadi belakangan ini. Namun Doyoung tetap pada kesimpulan nya sendiri.

"Kau tahu doyie? Jika kamu pergi, siapa yang akan mengajarkan Yangyang? Siapa yang akan menemani Yangyang? Kamu tak memikirkan anak kita satu satunya? Apakah kamu masih tetap pada pendirian mu? Kamu tak memikirkan masa depan Yangyang?" Kata Taeil, air mata lagi lagi mengalir melalui pipinya.

Kata kata Taeil bagaikan petir bagi hati Doyoung. Benar apa kata Taeil, kenapa dia tak memikirkan anak kecil yang malang itu? Kenapa dirinya tega mengambil keputusan itu tanpa melihat anaknya sendiri? Sekarang, Doyoung merasa bersalah pada keluarganya

Doyoung pun menutup mukanya, malu atas apa yang terjadi sekarang. Dirinya terasa bodoh apalagi dia mengikuti apa kata pikirannya bukan hatinya.

"Hei doyie, dengarkan aku. Lihat aku, kau tidak usah merasa bersalah, sudahlah, sekarang kita lupakan yang ini. Kita buka lembaran baruuntuk kehidupan kedepannya ya." Kata Taeil lembut sambil membelai rambut Doyoung.

FAMILY STORY'S [ILYOUNG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang