Seoul, 06:11 PM KST.
Nareun terus mencari ke seluruh ruangan, ia mengecek satu persatu koper juga tasnya. Membuka semua lemari, mengecek hingga di bawah kolong tempat tidurnya. Namun ia tak menemukan Shinbi dimana-mana.
" Shinbi, ayo kita makan malam "
Tak ada satupun jawaban yang ia dapatkan, Nareun memutuskan untuk beristirahat sebentar dan menarik nafas banyak-banyak. Dadanya terasa sesak, ia merutuk ketika menyadari jika obat asmanya telah habis.
Gadis Park itu memutuskan untuk mencari toko obat terdekat, namun baru setengah perjalanan. Hujan turun dengan deras di sertai guntur. Entah kenapa cuaca di Seoul sedang buruk akhir-akhir ini, yang jelas. Hujan bisa turun sepanjang waktu.
Miau!
Miau!
Miau!
Anak kucing itu terlihat basah kuyup, ia tak berhenti mengeong dengan suara kencang seakan-akan jika ia bisa mengalahkan kebisingan petir di atas sana.
" Jangan takut, ayo kemari kucing manis... " Nareun berusaha melindungi tubuh kucing itu dengan payung di genggamannya, namun mungkin hewan berkumis panjang itu terlalu takut.
Ia akhirnya memutuskan untuk meletakan payungnya di atas tanah, ia berdiri dan mundur beberapa langkah menjauh agar memberi ruang yang luas kepada anak kucing itu.
" Aku harus pergi, jaga dirimu " Ia berucap dengan pelan, lalu melangkah meninggalkan gang itu di bawah guyuran hujan.
Sedangkan satu sosok pria yang sejak tadi mengikutinya diam-diam itu kini menatap sosoknya nanar di kejauhan, berulang kali pula ia menatap payung abu-abu yang sengaja di tinggalkan oleh Nareun untuk melindungi tubuh anak kucing itu.
...
" Astaga, aku lapar sekali. Dimana Shinbi sekarang ya? "
Malam sudah menggantikan posisi siang, angin juga berhembus tiada henti di sertai rintik air yang masih setia menghujani tanah yang menjadi alas nya berpijak.
Nareun terus mencari Shinbi dan menunggunya, ia tak akan makan sebelum Goblin itu datang. Berbekal Coat rajut dan sendal rumah, ia kembali mencari di area asrama.
" Shinbi! Kau ada dimana? Shinbi! "
Ia masih setia memegangi sebungkus kripik kentang, berharap jika Shinbi akan terpancing untuk segera datang. Namun sejak 4 jam yang lalu, tiada tampak tanda-tanda jika yang di nantikan kehadirannya akan datang.
" Tolong, jangan sekarang... " Ringis Nareun ketika kepalanya berdenyut sakit di sertai rasa perih pada lambungnya.
" Shinbi! Kau dimana? Ayo kita ma_ "
Grep!
Kanglim memeluk tubuh Nareun dari belakang yang kini tak sadarkan diri, ia merasa degup jantungnya bertambah saat dirinya mengamati wajah cantik itu yang kini tampak tirus juga pucat.
Sejak berjam-jam yang lalu, ia memang mengawasi gadis Park itu. Ia sendiri sebenarnya bingung, siapa yang di cari oleh Nareun? Kanglim ingin membantu sebenarnya, namun ia mengurungkan niatnya itu setelah satu kalimat kembali menghantui pikirannya.
Aku akan menghancurkan orang-orang yang kau sayang, seperti aku menghancurkan ibumu. Kanglim.
Ia tak bisa leluasa menunjukan kepeduliannya pada Nareun, ia tak bisa terang-terangan menjaganya karena sosok itu pasti selalu mengawasinya.
Terlebih lagi di ketahui jika gadis di pelukannya itu adalah Mate nya. Makhluk itu pasti akan punya 10001 cara untuk melukai Nareun.
' Badannya dingin sekali ' batin Kang-lim sambil menepuk pipi Nareun, berharap agar wanita itu segera sadar.
Ini keputusan yang berat dan sangat beresiko, ia mungkin saja sebenarnya membawa Nareun ke kamar asramanya. Tetapi di sana terlalu banyak penjaga dan kamera, satu-satunya tempat yang menjadi harapannya untuk bisa membawa gadis itu dan mengobatinya hanyalah
Rumah
____
Vote Coment Juseyo O^O
KAMU SEDANG MEMBACA
Shinbi's House : [ Haunted Ghost Ball ]
Fanfiction• Shinbi's House • Kanglim • Fanfiction