Seoul, 10: 32 AM KST.
Nareun menatap lekat gelang perak di tangannya, ia sedikit menyipitkan mata ketika cahaya matahari memantul melalui gelang cantik itu.
Ia tak bisa mengenyahkan pikiran akan ucapan yang Shinbi katakan sebelum dirinya pergi, menaklukan makhluk? Mana mungkin dia bisa. Nareun hanyalah gadis pinggiran kota yang tidak mengerti masalah per-goblinan dan kini ia harus terjebak dalam takdir yang sang pencipta putusan.
" Eum, apakah Shinbi hanya bergurau tadi? Kenapa aku jadi takut sekarang " gumamnya lalu duduk di sebuah kursi besi panjang, sisi jalan.
Tak banyak kendaraan ya melintas, awan di langit juga tampak mendung walau tak kehitaman. Angin yang sebelumnya bergerak dengan konstan kini bertiup dengan cepat, bahkan rok panjang yang ia gunakan kini hampir saja tersikap.
" Di mana ya jalan pulangnya? "
Gadis itu menengok ke kanan dan kiri, ia mengulum bibir sembari berfikir juga mengingat. Nareun mungkin pintar dalam pelajaran, tapi ia benar-benar payah dalam mengingat hal sederhana seperti arah jalan atau rambu-rambu lalulintas.
" Aku harus ke mana sekarang? "
Ia akhirnya memutuskan untuk berteduh di sebuah mini market sambil membeli beberapa makanan untuk Shinbi, mungkin Ramyun atau ttaebokki akan cocok di nikmati saat cuaca dingin seperti ini. Mungkin mulai besok pagi saja Nareun akan memasak.
" Ini kembaliannya Nona " petugas kasir menyerahkan uang kembalian dari seluruh belanjanya, wanita itu tersenyum kecil lalu membungkuk dan pergi ketika di rasa hujan belum turun.
Kring!
Kanglim terdiam di posisinya setelah mendengar sebuah suara aneh yang hanya dirinya dapat dengar dan pahami sendiri, jantungnya berpacu dengan cepat dan seakan jika otaknya beku dalam memproses apa yang sebenernya terjadi.
Ia menoleh cepat pada sosok yang baru saja melintas berlawanan arah Dengan, gadis berambut coklat dengan pakaian casual yang kini sudah berlari menjauh. Pria bermarga Lee itu segera menyusulnya secara diam-diam.
" Dia tinggal di Asrama? "
Kanglim bisa melihat dari kejauhan jika wanita itu baru saja menutup pintu lift dan bergerak menuju lantai 6 gedung tempatnya tinggal.
" Dia tinggal di Apartemen ini? Lantai 6? Aku belum pernah melihatnya, apakah dia murid baru? " Pertanyaan-pertanyaan itu muncul begitu saja memenuhi pikirannya.
" Tapi apa dia sungguh, Mate ku? "
Ini tak salah lagi, suara kerincing bel yang ia dengar di supermarket tadi muncul saat dirinya berpapasan dengan wanita itu.
" Apakah aku harus mengawasi nya secara sembunyi-sembunyi? Apakah aku harus menjaganya? Aku bahkan tak mengenal siapa dia jadi bagaimana bisa aku melindunginya? "
____
Vote Coment Juseyo O^O
KAMU SEDANG MEMBACA
Shinbi's House : [ Haunted Ghost Ball ]
Fanfiction• Shinbi's House • Kanglim • Fanfiction