Seoul, 07:11 PM KST.
Rion dan Ian melakukan teleportasi menuju rumah salah satu sahabat mereka, wajah mereka? Entahlah, apakah mereka harus senang atau sedih di sisi lain.
" Kalian terlihat serius, ada apa? " Tanya Kanglim sambil meletakan 2 gelas teh poci di atas meja.
" Goblin itu, kami menemukannya "
" Sungguh? Seperti apa dia? "
Rion mengeluarkan kartunya, tampak hologram yang menunjukan sebuah makhluk berwarna hijau pendek dengan mata bulan dan kepala besar.
" Namanya adalah Shinbi, Goblin itu adalah pelindung Nareun "
" Apa dia menyadari jika kalian berdua bisa melihatnya? Bagaimana dengan teman-teman Nareun? "
" Mereka tidak terlihat ketakutan, ku pikir mungkin sesuatu membuat mereka bisa melihat Goblin itu. Tapi kami tetap bertingkah seolah kami tak bisa melihatnya " celetuk Ian sambil meneguk minumannya.
" Memangnya, Nareun tidak membicarakan apapun padamu mengenai Goblin atau makhluk? " Ucap Rion sambil mengeritkan keningnya.
Kanglim ingat, wanita Park itu pernah hampir terbunuh karena ingin melumpuhkan salah satu makhluk. Harusnya ia bertanya lebih jelas kepada Nareun mengenai alasan mengapa wanita itu bisa melihat monster? Dan kenapa jiwa dari makhluk itu memasuki gelang di lengannya.
" Aku akan bertanya padanya besok di sekolah, aku juga mau meminta maaf mengenai perlakuanku belakangan ini "
" Kau memang harus melakukan itu, dia terlihat sudah lama sekali tak tersenyum. Melihatnya lebih banyak tertawa kemarin di pesta ulangtahun membuat Hari juga Ga-Eun bahagia "
Pria bermarga Lee itu hanya mengangguk dan diam, setelah pembicara mereka bertiga selesai. Rion dan Ian pamit untuk pulang.
" Untuk saat ini jangan mencelakakan dirimu, Kanglim. Kami janji akan membantumu mengumpulkan semua makhluk dan mengembalikan keadaan ibumu " Rion menatap lirih Kanglim yang kini memberikan ulas senyum. Setelah mereka berdua benar-benar menghilang, pria berambut hijau kehitaman itu mengambil kartu pemberian Ian dan melihat sosok gambar di dalamnya.
" Goblin ini, aku harus segera mendapatkan nya "
...
" Pelajaran apa yang paling kau suka Nareun? " Hari bertanya, entah kenapa gadis itu hari ini tiba-tiba bertanya banyak hal." Biologi dan Kimia, tapi sebenarnya aku lebih menguasai pelajaran Non Eksak seperti kesenian atau bahasa "
" Lalu, kau masuk ke sekolah ini lewat jalur prestasi apa? Kau di terima melalui beasiswa bukan? " Gumam HyungWoo menatap jalan di depannya.
" Sebenarnya, dulu aku pernah mengikuti satu lomba penelitian antariksa di Jerman. Aku bahkan sudah lupa di umur berapa aku ke sana. Yang jelas, aku berhasil membawa mendali dan sertifikat "
" Jadi kau sangat menyukai dunia luar angkasa ya? Sangat menarik " celetuk Ga-Eun sambil mengulum bibirnya.
" Benar! Tak banyak siswa yang menyukai meneliti ruang hampa, terlalu rumit dan banyak perhitungan. Apa nanti kau akan memilih kuliah di jurusan Ilmu kebumian? " Ujar HyungWoo.
Nareun menggeleng, walaupun ia menyukai rahasia alam semesta. Tetap saja ia tak pernah berfikir untuk bekerja seperti para karyawan NASA space.
" Aku mungkin akan kuliah di jurusan kedokteran atau diplomat negara "
" Kau mau kuliah di kedokteran? Bagaimana jika kita mendaftar bersama-sama? Aku dan Hari juga mau kuliah di jurusan itu " Ucapan Ga-Eun di balas senyum dan jempol oleh Hari bertanda setuju.
" Aku mungkin akan kuliah di jurusan IT, kalau Doori mungkin akan mengambil kelas tata ilmu gizi karena ia sangat suka makan "
" Aku ingin jadi polisi seperti ibu! "
" Tapi tidak ada polisi yang lucu dan menggemaskan sepertimu " entah kenapa kali ini Hari bersengkongkol dengan HyungWoo untuk menggoda Doori yang hanya membuang mukanya kesal.
Saat sedang sibuk berbicara, seorang wanita dan membisikan sesuatu pada telinga Nareun membuat gadis Park itu pamit kepada sahabat-sahabat nya untuk menemui seseorang.
" Sudah lama kita tak bertemu " ucap pria itu dengan senyuman yang sangat jarang ia tunjukan pada orang lain.
" Halo, Kanglim. Kenapa kau mau menemuiku? Apakah ada hal yang sangat serius? "
Kanglim mengeluarkan sebuah kotak kecil dan membukanya, sebuah kalung dengan batu Ruby biru di tengahnya. Nareun bisa melihat kini Pria Lee itu mendekatinya dan mulai berbicara sambil memasangkannya pada leher sang gadis.
" Kalung ini akan melindungimu dari para makhluk, maaf karena aku tak bisa bicara dan memberi ucapan selamat ulang tahun secara langsung kemarin. "
Nareun mengangguk dan dengan senyum tipis. Pasti ada alasan kenapa Kanglim tidak bertemu dengannya beberapa hari belakangan. Dan kemungkinan besar alasan itu karena tugasnya sebagai pelindung.
" Bisa aku bertemu dan bertanya suatu hal sepulang sekolah nanti? "
" Bertanya apa? "
" Mengenai makhluk dan Goblin " ucapan Kanglim berhasil membuat degup nafas Nareun menjadi terasa berat.
Apakah, ia tau tentang Shinbi?
_____
Vote Coment Juseyo O^O
KAMU SEDANG MEMBACA
Shinbi's House : [ Haunted Ghost Ball ]
Fanfic• Shinbi's House • Kanglim • Fanfiction