1

1.7K 80 7
                                    

Desa Incheon, 07:12 AM KST.

      Pintu rumah itu di buka secara perlahan, tampak kedua kakinya melangkah keluar dengan pandangan matanya yang menatap matahari terbit itu.

Ia menghirup banyak udara bersih  hingga oksigen memenuhi paru-parunya, ia sangat suka bangun pagi. Entahlah, mungkin ia ingin menyapa banyak burung yang kini terbang bebas menuju perbukitan di area lahan teh milik keluarganya.

Nareun mencari kedua sendalnya lalu memutuskan untuk berjalan sebentar mengelilingi area rumah, menemukan sosok Bibi Kang yang sudah 13 tahun mengurusnya hingga saat ini.

" Pagi Nona Park "

" Pagi Bi, bagaimana harimu? "

Wanita dengan rambut yang mulai memutih itu tersenyum manis, ia meletakan selang air dan mematikan keran nya. Menghampiri sang anak majikan lalu mengangguk sambil mengelus surai coklat wanita bermarga Park itu.

" Kabar bibi sangat baik, sepertinya hari ini tidak akan turun hujan... "

" Benarkah? Kalau begitu, aku ingin jalan-jalan mengelilingi lahan sebentar ya Bi. Hanya sebentar kok. "

" Baiklah, hati-hati. Kalau langit sudah mulai mendung maka segeralah pulang, Nona " ingat Bibi Kang tanpa melepaskan senyuman manisnya.

Park Nareun mengangguk kecil lalu kembali berjalan, terdengar bunyi jangkrik dan beberapa serangga di sekitarnya. Maklum, rumahnya cukup berada di dataran tinggi dengan banyak pepohonan serta ladang persawahan. Beberapa pekerja yang sedang memetik teh melambaikan tangan padanya, menyapa Nareun dengan imbuhan ' selamat pagi '

Krusuk!

Krusuk!

Wanita itu menoleh mencari sumber suara, Nareun pun baru menyadari. Ia kini sudah sangat jauh dari rumahnya.

Krusuk!

Krusuk!

Gadis itu sebenarnya takut, tapi entah kenapa di sisi lain ia juga penasaran. Ia melihat sebuah semak bergoyang karena gerakan sesuatu di dalamnya. Apakah itu rubah? Atau... ular?

" Apa ada orang di sana? " Nareun mencoba membuka suara, ia perlahan mengendap kan langkah mendekat.

Ia kembali melihat semak tersebut bergerak, gadis itu tersenyum tenang setelah menemukan ranting panjang yang berada di sekitarnya.

" Ya! Kenapa kau menusukku dengan ujung ranting?! "

Nareun tersentak ketika suara teriakan penuh kekesalan muncul dari dalam semak-semak, lalu sebuah sosok anak kecil pendek ( ia tak begitu yakin, apakah ini anak-anak atau justru kurcaci ) dengan tubuh berwarna hijau serta wajah besar dengan telinga kecil. Ia menggunakan celana biru juga selempang leher dan menatapnya dengan wajah yang tak bisa di definisikan.

" Kau itu apa? "

" Perkenalkan! Namaku Shinbi, aku adalah goblin pelindung yang di tugaskan pencipta untuk menyelamatkan nyawa seseorang "

" Tunggu, Goblin? Tidak mungkin... "

Shinbi menatap wajah Nareun yang tampak kebingungan dan tak percaya, sekilas. Terlintas di benaknya untuk menakut-nakuti gadis yang menjadi tersangka penusukan ujung ranting pada bokong manisnya.

" Aku penasaran, kenapa kau bisa melihatku? Padahal aku ini Goblin,lho. Dan hanya orang yang bisa melihat makhluk yang dapat melihatku "

" Aku tak mengerti maksudmu "

___

Vote Coment Juseyo O^O

Shinbi's House : [ Haunted Ghost Ball ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang