Part 12

843 83 0
                                    

Yuki mengakhiri lagunya dengan dentingan beberapa tuts piano setelah suara Stefan yang mengisi diakhir lagu. Mereka berempat berdiri memandang orang-orang yang menghina mereka tadi. Tidak ada ejekan lagi melainkan tepuk tangan meriah untuk mereka. Kimberly tertawa senang, Adi merangkul bahu Yuki dan tersenyum, Yuki hanya mendelik sekilas tanpa menunjukkan ekspresi apapun. Sedangkan Stefan, ia tersenyum lebar sambil sesekali melihat ke arah Yuki. Mereka berempat pun bergandengan tangan kemudian menunduk bersama sebagai penutupan. Lalu mereka turun dari panggung dan berjalan ke arah pintu keluar. Yuki menghentikan langkahnya tepat dihadapan Natasha.

"See... Gue udah bilang kan, lo ngga bisa berada diatas gue, Nat." ujar Yuki sambil tersenyum. Lebih tepatnya senyum mengejek. Natasha mengepal kedua tangannya keras. Kemudian ia tersenyum miring.

"Lo harus inget, Yuki. Sekarang lo ada dimana. Ini bukan dunia lo. Bukan hanya ada lo dan piano lo itu. Ini adalah tempat dimana lo harus menguasai semuanya, Yuki. Dan gue tahu, lo ngga akan pernah bisa melakukan itu. Bernyanyi sambil menari." ujar Natasha sambil tertawa sinis. Ia pun berjalan meninggalkan Yuki yang menatapnya datar.

"Lo pasti bisa ngelakuin itu, Ki." ujar Kimberly sambil memegang bahu Yuki pelan. Yuki memandang Kimberly sekilas. Lalu memandang Adi dan Stefan bergantian.

"Bukan hanya gue. Tapi kita harus bisa ngelakuin itu." ujar Yuki.

Adi tersenyum senang, ia refleks langsung mengacak rambut Yuki pelan. Yuki mendelik tajam yang membuat Stefan dan Kimberly tertawa geli melihat keduanya. Karena gemas, Adi langsung merangkul Yuki. Dengan cepat Yuki melepaskan tangan Adi dari bahunya.

"Ya udah, kalo gitu gue ngerangkul Kimberly aja." ujar Adi sambil merangkul Kimberly.

"Lo apa-apaan sih," ujar Kimberly sambil memukul lengan Adi.

"Ehmm... Kalo gitu gue ngerangkul lo aja, Fan." ujar Adi sambil terkekeh.

"Daripada lo ngerangkul gue, lebih baik gue ngerangkul Yuki. Lebih kelihatan normalnya. Ayo, Ki." ujar Stefan sambil merangkul Yuki kemudian mengajaknya pergi meninggalkan Adi.

"Dasar. Ayo, Kim. Please, bantu gue supaya kelihatan normalnya." ujar Adi seraya merangkul Kimberly. Hal itu membuat Kimberly tertawa. Kemudian mereka pun menyusul Yuki dan Stefan.

Al dan Ariel keluar dari dalam mobil. Mereka pun tersenyum dan melambaikan tangan pada para wartawan dan penggemar yang telah menunggu mereka. Tanpa banyak komentar, mereka langsung berjalan masuk kedalam sekolah. Al dan Ariel, keduanya pun berjalan menuju aula sekolah untuk menghadiri acara pembukaan ajaran siswa baru. Ketika sampai didepan pintu aula,
tiba-tiba tubuh keduanya menegang. Mata mereka tertumpu pada sosok yang ada dihadapan mereka.

"Yuki..." lirih Al.

"Stefan..." ucap Ariel pelan.

Keduanya mengucapkan dua nama yang berbeda itu hampir bersamaan. Seketika langkah kaki Stefan dan Yuki berhenti. Perlahan Stefan melepaskan rangkulannya pada Yuki. Kedua mata Yuki tak lepas dari sosok lelaki yang ada dihadapannya sekarang, Al. Begitu pun sebaliknya, Al dengan kedua manik matanya tertuju pada Yuki. Berbeda dengan Stefan, ia menatap Ariel begitu lekat. Namun gadis itu berusaha menghindar kontak mata dengan Stefan.

Untuk sesaat mereka masih berdiri ditempat masing-masing. Membeku. Berdiri mematung. Namun sedetik kemudian, Yuki memilih untuk meninggalkan tempat itu. Namun dengan cepat tangan Al memegang pergelangan tangan Yuki. Mata Yuki menatap kesal ke arah tangannya. Lalu ia menatap Al tajam.

"Lepasin tangan gue," ujar Yuki dingin.

Al tidak bergeming. Bahkan tangannya semakin erat memegang tangan Yuki. Para wartawan tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Kini blitz kamera tengah mengarah pada mereka. Yuki menyipitkan kedua matanya kala cahaya blitz itu mengarah kematanya. Ia pun menatap tajam Al.

SuperstarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang