"Jadi mereka murid khusus itu!" ucap seorang gadis dengan nada mengejek.
Empat orang berseragam yang sama berjalan diantara berpuluh pasang mata yang menatap tajam dan mengejek. Tatapan itu siap menusuk mati mereka kapan saja. Dengan langkah pasti dan mantap mereka melewati orang-orang yang ada disekitarnya.
"Coba lihat, ternyata ada anak koruptor diantara mereka." ucap gadis lain.
HAHAHAHA... Gelak tawa memenuhi ruangan yang telah di hias sedemikian rupa untuk acara penyambutan siswa-siswi baru. Semua mata langsung memandang ke arah satu objek. Seorang gadis dengan rambut hitam sebahu. Wajah tirus dengan tatapan mata yang indah. Kulit putih bersih dan tubuh langsing. Menambah kesempurnaan seorang hawa.
Ketiga temannya yang berdiri disamping hanya memandangi wajah gadis itu lekat. Menakjubkan. Gadis itu tidak terlihat marah ataupun kesal. Justru ia memperlihatkan wajah tanpa ekspresi. Beku. Kaku. Hambar.
"Yuki Ayra Kato, Stefan Kylee William, Kimberly Liz Ryder, dan Adi Radys Dolken. Silahkan naik ke atas panggung." ujar seorang wanita yang terlihat anggun dengan kemeja dan rok pendek hitam.
Mereka berempat pun berjalan naik ke atas panggung. Dan masing-masing dari mereka memegang alat musik yang ada di atas panggung. Tiga buah gitar dan sebuah grand piano hitam. Tanpa aba-aba sebuah alunan musik terdengar.
"TURUN!" teriak salah satu dari siswa.
"TURUN!! TURUN!!" suara sorak berhasil membuat musik itu berhenti mengalun.
Stefan turun dari panggung yang kemudian disusul oleh Adi. Kimberly memandang Yuki lekat lalu beralih pada orang-orang yang berteriak menghina mereka.
"Kita disuruh turun." ujar Kimberly pelan.
"Gue ada disini karena punya bakat. Kenapa gue harus takut sama mereka." ujar Yuki sambil memberikan tatapan dingin ke arah orang-orang di bawah sana.
"Itu dia," gumam seorang lelaki dari balik cermin di sebuah ruangan. Ia tersenyum kecil saat melihat sosok seorang gadis yang dihujani tatapan tajam.
"Kenapa Anda begitu yakin padanya. Dia memiliki attitude yang buruk. Meskipun prestasinya sangat membanggakan. Tapi..."
"Sosok seperti itulah yang akan berhasil. Anda tidak percaya dengan ucapan saya, Pak Adrian." ujar lelaki berjas hitam yang terlihat sangat berwibawa.
"Dasar gadis bodoh! Dia pikir bisa menang dengan sikap angkuhnya itu." gumam Stefan. Adi tertawa geli mendengar ucapan Stefan.
"Gue rasa dia akan bertahan. Lo ngga tahu, dia gadis yang cukup kuat, hehe" ujar Adi sambil terkekeh.
-----Bintang yang bersinar terang letaknya sangat jauh dengan bumi. Namun percayalah, sinarnya tidak akan mudah pudar. Karena ia akan tetap berada diposisinya sampai batas waktu yang telah ditentukan.
======