Pembukaan dilakukan oleh anak dari kelas debut. Penampilan mereka sangat memukau. Saatnya penilaian… semua murid sedang menyaksikan pertunjukkan dari masing-masing couple. Penampilan pertama dari pasangan Max dan Nina. Mereka membawakan tari klasik. Balet yang dikreasikan dengan tari salsa. Penampilan mereka mendapatkan tepuk tangan yang meriah dari para penonton juga juri. Juri memberikan nilai 90 untuk penampilan mereka.
Penampilan kedua dimulai…
Natasha mengambil posisi. Berdiri di atas panggung sendirian. Lampu mulai dipadamkan. Tak lama kemudian terdengar musik mulai mengalun. Natasha memulai gerakannya. Tak lama kemudian, Stefan muncul dari arah samping. Mereka pun menari dengan lincahnya. Siapa yang tidak kenal dengan Natasha. Gadis itu cukup terkenal dikalangan dancer Musarts. Gerakan terakhir mereka membuat semua orang berteriak histeris. Pasalnya, Natasha mencium bibir Stefan. Meskipun sekilas, tapi itu klimaks yang menggemparkan.
“Keterlaluan!” desis Stefan tajam. Natasha tersenyum miring.
“Itu namanya improvisasi, baby…” ucap Natasha.
Semua orang bertepuk tangan dengan meriahnya. Tak ayal lagi, juri pun memberikan stand applause pada pertunjukkan yang dibawakan Natasha dan Stefan. Juri memberikan nilai 100 untuk penampilan mereka. Natasha berjingkrak senang. Akhirnya ia mendapatkan apa yang ia inginkan. Nilai sempurna! Stefan mengedarkan pandangannya. Ia mencari Yuki ke segala arah. Tapi sepertinya ia sudah meninggalkan kursi penonton. Karena sebentar lagi dia akan tampil.
“Lo pasti bisa, Ki.” gumam batin Stefan.
Yuki berdiri di belakang panggung. Ia menunduk dalam. Menarik napas pelan. Ini untuk yang pertama kalinya setelah kecelakaan itu. Apakah ia bisa melakukannya. Gio berjalan mendekati Yuki, digenggamnya tangan Yuki erat. Yuki menoleh ke samping, ia melihat Gio tersenyum.
“Lo pasti bisa!” ucap Gio pelan. Yuki tersenyum kecil. Ia pun mengangguk pelan.
Keduanya pun melangkah naik ke atas panggung. Perlahan Gio melepaskan genggaman tangannya. Ia berjalan sedikit menjauh dari Yuki. Gio berdiri di posisinya. Sedetik kemudian, musik mulai terdengar. Terdengar suara petikan gitar klasik. Lalu, musik tradisional angklung mulai terdengar. Yuki dan Gio memulai gerakannya dengan membawakan tarian daerah sebagai awalannya. Salah satu bertepuk tangan.
Natasha menggenggam tangannya kuat-kuat. Ia menahan kesal. Tidak dipungkirinya, pembukaan yang dilakukan Yuki dan Gio sangat mencuri perhatian. Stefan tersenyum senang. Di belakang, Adi, Kimberly, dan Kevin berteriak heboh. Mereka menyemangati Yuki. Gerakan selanjutnya dibawakan Yuki dan Gio dengan gerakan yang lincah. Semua benar-benar terpana melihat gerakan mereka.
Murid Musarts tahu, Gio adalah best dancer di Musarts. Tapi, Yuki… Who knows? Who is she? Mereka hanya tahu, Yuki adalah siswi kelas dasar. Tapi saat ia menari, gerakannya tidak kalah hebatnya dengan Gio. Beberapa murid ada yang berdiri untuk menonton. Mereka sangat penasaran dengan sosok Yuki.
Musik berhenti sejenak. Penampilan mereka hampir mencapai klimaks. Gio memandang Yuki lekat. Lo pasti bisa! Pekik batin Gio. Yuki mengedarkan pandangannya ke segala arah. Apakah ia bisa melakukannya? Mata Yuki berhenti pada satu titik. Stefan. Stefan mengangguk pelan. Mulutnya berucap tanpa suara mengatakan ‘lo pasti bisa, Ki’. Mata Yuki menatap Stefan tajam. Sedetik kemudian ia mulai menggerakkan kakinya. Dan…
Flashback…
“Yuki,” panggil Gio. Yuki mengangkat kepalanya dan mendapati Gio sudah berdiri di hadapannya.
“Ada yang pengen gue omongin sama lo,” ujar Gio.
“Ada apa?” tanya Yuki datar.
“Ikut gue,” ujar Gio seraya berjalan meninggalkan Yuki. Yuki mengikuti Gio dari belakang. Gio masuk ke ruang ganti. Yuki pun masuk.
“Lo mau ngomong apa sih?” tanya Yuki penasaran. Gio memandang Yuki lekat. Ia menarik napas pelan.
“Harusnya bukan gue, tapi Stefan.”
“Apa? Stefan? Maksud lo apa?” tanya Yuki dingin.
“Yang berdiri di atas panggung. Menari bersama lo, harusnya Stefan. Bukan gue. Stefan datang ke gue, dia minta nomornya ditukar sama gue. And now, be couple. Dia bilang, dia takut lo gagal. Makanya dia minta tolong ke gue untuk jadi pasangan lo. Meskipun gue ngga tahu alasannya apa. Tapi, karena gue orang yang baik, gue terima lo jadi pasangan gue.” cerita Gio panjang lebar.
Yuki menatap Gio datar. Entah kenapa ia merasakan sesuatu yang berat sedang menimpa dadanya. Sakit. Yuki menelan ludahnya dengan susah payah. Ia berusaha mengatur perasaannya agar tidak kacau. Ia tidak ingin perasaannya akan merusak penampilannya nanti. Yuki menatap Gio lekat.
“Kenapa?” tanya Yuki pelan.
“Gue mau lo percaya sama kemampuan lo. Bukan karena bersama gue dan lo bisa. Tapi lo bisa karena kemampuan lo. Kemampuan lo yang hebat itu. Lo hebat, KI. Itu yang gue tahu sekarang,” ujar Gio.
Flashback end…