bagian 40

63.8K 4K 237
                                    

SELAMAT HARI SUMPAH PEMUDA🙏🏼✅

Majulah seluruh rakyat Indonesia...
Ehhh

Bangun pemudi pemuda.... Indonesia
Tangan bajumu sing-singkan untuk Negara
Masa yang akan datang kewajiban mu lah
Menjadi tanggungan mu... Terhadap Nusa...
Menjadi tanggungan mu terhadap Nusa....

Kalau lirik salah, mohon di beritahu. Soalnya aku nulis sesuai yang aku ingat hehehh🙏🏼😁

Ok.....

'BERI TANDA PADA TYPO DAN SALAH PENGGUNAAN KATA'

HAPPY READING ♥
🐜

Pesawat yang mereka tumpangi akhirnya mendarat di bandara internasional Soekarno Hatta, dan sekarang Aldrick dan rombongan-nya (:v) sudah berada di mobil yang di bawa oleh supir pribadi Aldrick.

Aldo berada di depan sedangkan Melya, Aleta dan Aldrick berada di belakang. Perjalanan menuju mansion Aldrick lumayan menghabiskan waktu yang cukup lama, oleh karena itu Aldrick memutuskan agar mereka singgah sebentar untuk makan.

"Makan bakso" jawab Melya saat Aldrick bertanya kepadanya.
"Ok kita ke re–"

"Aku mau bakso yang di pinggir jalan" potong Melya sambil mencabikkan bibirnya.

Aldrick menganga namun detik berikutnya ia menghela nafasnya dan segera mengangguk lesu. Seumur-umur belum pernah sekalipun ia mencicipi jajanan pinggir jalan seperti yang Melya inginkan.

Ok, for the first time.

"Kalau ada gerobak bakso kita mampir dulu" ujar Aldrick pada supir nya itu.
"Baik Tuan"

*"*"*"*

Dengan wajah masamnya, Aldrick mengekor dari belakang mengikuti Melya dan kedua anaknya yang terlihat  sangat antusias.

"Pak, pesan bakso 3 " ujar Melya ramah pada bapak penjual bakso itu.
"Pedas atau enggak Bu?" tanya bapak penjual bakso itu sambil mengelap mangkuk bakso yang ia gunakan untuk jualan.

"Satu pedas, dua lagi tidak"
"Baik, tunggu sebentar ya" Melya mengangguk dengan sangat antusias.

"Kenapa hanya 3?" tanya Aldrick masih dengan muka masam-nya. Melya menatap Aldrick dengan tatapan menilai lalu ia mengangkat bahunya.

"Saya pikir tuan tidak suka" ujar Melya santai.

Aldrick mendengus lalu ia berdiri dan memesan baksonya sendiri. Melya terkikik melihat raut wajah Aldrick yang begitu masam.

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya pesanan mereka datang dan disambut dengan tepuk tangan Aldo dan Aleta. Bapak penjual bakso itu tersenyum karena melihat keluarga harmonis yang ada di depannya.

"Selamat menikmati"
"Terimakasih pak" jawab Melya dan diangguki penjual bakso itu.
"Makasih pak" Aleta ikut mengucapkan terimakasih dengan senyuman-nya yang begitu lebar.

Melya memasukkan banyak sekali saos kedalam mangkuk baksonya, Aldrick yang melihat itu sampai terbelalak dan meneguk salivanya dengan susah payah.

"Jangan masukkan saos terlalu banyak, kau bisa sakit" Aldrick langsung mengambil alih botol saos dari genggaman Melya dan meletakkan botol itu di dekatnya yang menurutnya jauh dari jangkauan Melya.

"Sedikit lagi saja" Melya berdiri dan berjalan menuju saos yang Aldrick tarik paksa tadi, Aldrick dengan sigap menggenggam botol saos itu dan meletakkan di pangkuannya.

Vendetta [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang