bagian 45

50.1K 3.2K 151
                                    

Maaf telat up🙏🏼

Soalnya akhir-akhir ini gak mood nulis pake banget🙃 gak tau kenapa. Maaf ya🙏🏼

MAAF KALAU part ini kurang greget, soalnya gak punya ide🙏🏼

Ok

'BERI TANDA PADA TYPO DAN SALAH PENGGUNAAN KATA'

HAPPY READING ♥
🌞

Setelah dua hari di rumah sakit akhirnya Melya dan juga Fella sudah diperbolehkan untuk pulang. Fella yang berencana akan kembali ke kontrakannya harus diurungkan karena Melya memaksa Fella agar kembali ke rumah Aldrick saja, dan Fella tidak usah menjadi maid di sana nantinya, permintaan Melya telah disetujui oleh Aldrick, namun Fella tetap menolak.

Akhirnya dengan paksaan Melya, Fella mau tinggal di mansion Aldrick tetapi dengan syarat Fella akan kembali menjadi seorang maid. Melya akhirnya pasrah.

Sesampainya di mansion milik Aldrick, Fella dibantu oleh Gerald menuju kamar Fella yang dulu sedangkan Aldrick membantu Melya menuju kamarnya.

Setelah tiba di depan kamar Aldrick hendak masuk namun di tahan oleh Melya.

"Apa kau juga ingin masuk?" tanya Melya dengan dahi mengerut. Aldrick mengangguk dengan muka bingung.

"Aku ingin membantu mu" jawab Aldrick lalu kembali mendorong kursi roda yang ia duduki.

"Emm, tidak usah aku bisa sendiri" tolak Melya dengan sopan. Aldrick langsung menggeleng lalu melanjutkan untuk mendorong kursi roda Melya.

Saat Melya hendak berdiri dari kursi roda dan bermaksud untuk pindah ke kasur, Aldrick dengan sigap membantu Melya. Sebenarnya Melya bisa melakukannya sendiri tetapi Aldrick takut terjadi apa-apa dengan Melya.

"Apa kau ingin sesuatu?" tanya Aldrick sambil menaikkan selimut ke tubuh Melya. Mendapat gelengan dari Melya Aldrick mengangguk sembari tersenyum.

"Manis sekali" batin Melya dan ikut tersenyum.

"a–"
"Mommy..." Ucapan Aldrick harus terpotong saat mendengar suara teriakan yang begitu nyaring, setelah itu pintu terbuka dan menunjukkan batang hidung Aldo dan Aleta. Aleta yang berlari dengan girangnya sedangan Aldo yang hanya tersenyum lebar sambil ikut berlari kecil.

Aldrick mendengus kesal sambil memutar bola matanya. Sedangkan Aleta sudah menaiki kasur Melya, dengan segera Melya langsung mencoba bangkit dan menyandarkan punggungnya di kepala kasur.

"Mommy sekolah itu apa?" tanya Aleta saat telah menaiki kasur dan duduk di sebelah Melya, sedangkan Aldo baru saja naik dan juga duduk di sebelah Aleta. Berbeda dengan Aldrick yang malah memilih memasuki kamar mandi.

"Emang sekolah itu penting ya mom?" Melya tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.

"Sekolah itu adalah tempat untuk belajar, bermain dan bertemu teman-teman yang baru" jawab Melya dengan senyuman yang tak kunjung luntur dari wajahnya.

"Belajar?" kali ini Aldo yang membuka suara.

Melya mengangguk, " Belajar itu adalah cara biar kita bisa pintar, biar bisa membaca dengan baik dan benar, berbicara yang sopan, berperilaku yang mengikuti peraturan" jawab Melya, Aldo dan Aleta kompak mengangguk.

"Nanti akan ada guru yang mengajari kalian, guru itu sama seperti mommy dan Daddy. Bedanya guru itu orangtua saat kita di sekolah"

Ceklek~

Pintu kamar mandi kembali terbuka, keluarlah Aldrick dengan baju santainya dan mengambil posisi duduk di sebelahnya Aldo.

"Kenapa tiba-tiba kalian bertanya soal sekolah?" tanya Aldrick sambil menyenderkan punggungnya ke kepala kasur.

Vendetta [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang