bagian 41

57.5K 3.5K 166
                                    


Halloo, maaf telat up lagi heheheh

Kalau kalian mau request cast untuk tokoh dalam cerita ini boleh langsung hubungi 082364449025(wa istri Suho)

Ok gais

'BERI TANDA PADA TYPO DAN SALAH PENGGUNAAN KATA'

HAPPY READING ♥
🦀





Setelah selesai acara mandinya, Aldrick menuruni tangga menuju ruang makan. Waktu telah menunjukkan pukul 08.37 dan Aldrick baru saja selesai mandi dan mengenakan pakaian santainya.

Langkah Aldrick terhenti karena tanpa sengaja ia melirik bayangan seorang pria yang berdiri sedang memandangnya. Aldrick kembali menoleh ke kiri dan mendapati seorang pria yang berdiri dengan tubuh tegapnya.

Aldrick memutar bola matanya malas lalu menatap pria itu sinis. "Untuk apa kau datang kemari?" tanya Aldrick dengan nada yang tidak bersahabat sama sekali.

Pria itu tampak menghela nafas lalu berjalan lebih dekat ke arah Aldrick, namun Aldrick dengan cepat mengangkat tangannya, "berhenti! Jangan mendekat" perintahnya.

Pria itu menurut lalu berhenti di tempat sesuai perintah Aldrick.

"Apa yang kau inginkan? Bukankah semuanya telah kau dapatkan?" tanya Aldrick dengan nada sinisnya.

"Belum", jawaban singkat itu mampu membuat darah Aldrick mendidih. Pria itu mengepalkan tangannya sambil menahan amukannya yang kapan saja bisa meluap.

"Aku belum mendapatkan gadis ku" jawab pria itu, Aldrick tersenyum sinis.

"Lalu? Kenapa kau datang ke rumahku JIKA yang belum kau dapatkan salah gadis mu?" Aldrick bersedekap dada sambil menatap sinis pria itu.

"Karena aku tahu, aku tidak akan mungkin mendapatkan gadis ku lagi"

Aldrick terdiam, nada lirih pria di depannya itu membuat nya ikut bersedih walau sebenarnya dia sangat-sangat membenci pria itu.

"Aldrick aku ingin meminta maaf"

Kalimat singkat itu membuat Aldrick mendongak dan menatap pria itu dengan tatapan penuh tanya. Pria itu nampak berjalan lebih dekat lagi, namun kali ini Aldrick tak lagi menahannya. Berjarak dua meter pria itu berhenti tepat di depan Aldrick. Tinggi mereka yang hampir sama itu membuat keduanya hanya menatap lurus.

"Aku telah mengetahui yang sebenarnya"

Bugh~

Pria itu tersungkur ke lantai sambil memegangi sudut bibirnya yang mengeluarkan darah segar. Aldrick kemudian berjongkok dan kembali mendaratkan bogeman-nya di sudut bibir satu lagi milik pria itu.

"Pukulan pertama karena kau tidak mempercayai sahabat mu sendiri" jedanya dengan nafas terengah-engah, "dan yang kedua karena kau membuatku kehilangan istriku"

Bugh~

"Dan itu karena kau membuat anak-anak ku kehilangan ibu mereka" pria itu hanya diam atas apa yang telah ia terima, ia tahu dia pantas menerima hal ini, ia memang pantas menerima hal yang bahkan lebih parah dari ini.

Bugh~

"HEY, APA YANG KAU LAKUKAN?" Melya menuruni tangga dengan cepat, sesampainya di bawah ia langsung membantu pria itu berdiri dan membopongnya menuju sofa. Aldrick hanya mampu mendengus kesal karena Melya sangat khawatir dengan keadaan pria itu, bahkan Melya menunjukkan tatapan permusuhan nya kepada Aldrick.

"Shh" pria itu meringis karena luka lebamnya sudah semakin parah akibat dipukul berulang kali oleh Aldrick.

"Tunggu sebentar, akan kuambil 'kan P3K" Melya segera berdiri dan berlalu.

Vendetta [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang