Part 41

17 2 1
                                    

Iya. Mereka minum di botol yang sama, artinya secara tidak langsung mereka berciuman lewat botol.

*****

Setelah kesalahpahaman kemarin hari demi hari telah mereka lewati, setiap hari ada aja yang membuat mereka salah paham, sudah dibilang dari awal setiap hubungan pasti ada konflik ibaratnya kita masak kalau tidak di kasih bumbu pasti tidak sedap, maka dari itu anggap saja konflik itu sebagai bumbunya.

"Nasya nanti Lo yang ngetik ya biar gue buat rangkuman nya," ujar Letta.

Mereka membentuk kelompok makalah kebetulan Letta, Kevin, dan Nata satu kelompok.

Kelompok yang pas menurut Kevin malah lebih bagus lagi jika hanya dia dan Nata saja.

"Ini gue udah buat isinya tinggal di ketik, Lo buat kesimpulan kan Let?" tanya Nata.

"Iya,"

Kevin? Dia mengerjakan tapi, berdua dengan Nata, sebenarnya yang lebih banyak mengerjakan Nata cuma Kevin mengoreksi saja dan membenarkan apabila ada yang kurang pas.

Dia mengamati Nata yang sedang membaca ulang isi tadi, ekspresi apapun yang Kevin tangkap dari wajah Nata menurutnya sangat cantik, lucu apalagi yang ekspresi serius sangat lucu di matanya.

Pandangan Kevin beralih menatap ke yang lain tapi tidak sengaja pandangannya bertemu Nasya, dengan cepat Kevin mengalihkan pandanganya.

Nasya tersenyum kecil, ingatan nya jatuh saat Kevin menolongnya agar tidak keserempet. Pelukan. Menurut Nasya bisa dibilang begitu.

"Nih Sya, Lo ketik udah gue baca ulang,"

"Okey,"

Nata menatap Kevin yang tengah memainkan ponselnya, entah apa yang Kevin lakukan pada ponselnya, Kevin mengangkat kepalanya ketika merasa ada yang memperhatikan kegiatan nya.

Dia tersenyum sambil menaik turunkan alisnya niatnya menggoda Nata tapi, yang digoda sudah kebal.

"Ngapain?" tanya Nata.

"Nggak, cuma liat liat barang kali mau selingkuh,"

"Nggak akan ya kaya gitu,"

"Ehem tolong jangan membahas rumah tangga, kita lagi kerja kelompok," sindir Letta.

Kevin terkekeh sebentar, "Liat noh si Rey mandangin Lo Mulu, takut gue rebut Lo nya,"

"Ada niatan?" sahut Nata.

Dengan cepat Kevin menggeleng, "Goda Rey doang yang,"

Pak Fian sedang tidak menunggu kelas ini, beliau hanya menitipkan tugas dan harus dikumpulkan sepulang sekolah, jadi kalau ramai tidak masalah.

Menggoda Rey kayanya seru. "Rey!!!" panggil Kevin.

"Apaan," sahut Rey yang duduk tidak jauh dari Kevin.

"Letta nih kasian nggak mau Lo bantu?"

"Lo kan kelompoknya?"

"Ikhlas kalau gue dekat sama dia?"

"Mati duluan Lo!" sentak Rey.

Sedangkan yang lain hanya tertawa melihat temannya yang agak gesrek, pinter pinter gesrek udah lah.

*****

"Hey, gue boleh bicara sebentar dengan Kevin?" tanya Nasya.

"Kenapa?"

"Bicara berdua?"

"Ga bisa kalau mau bicara cepet bicara sekarang gue nggak punya banyak waktu!"

Ignorant Boy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang