Part 46

11 2 0
                                    

Kamu.Salah.cari.lawan!

***

Kevin mendekat ke arah Nata, dia menunduk dan berbisik di telinga Nata,"Happy birthday sayang," bisik Kevin.

Nata tidak menjawab, Kevin menegakkan tubuhnya kembali, Nata masih sibuk menelisik mata Kevin, paperbag yang ada di tangan nya jatuh kelantai.

Dengan cepat dia langsung memeluk Kevin dan menangis di dada bidang Kevin, dia harus menurunkan egonya dulu untuk mengobati rasa rindu dengan kekasihnya, banyak hal yang ingin dia ceritakan pada Kevin.

Kevin membalas pelukan Nata erat, setelah terpisah lima hari akhirnya dia bisa memeluk kekasihnya, dia mencium aroma vanila di rambut Nata.

"Kangen hiks.." ujar Nata di sela tangisnya.

Kevin tersenyum, dia menundukkan kepalanya dia membisikkan sesuatu di telinga Nata, "Yo también te extraño,"

Tubuh Nata bereaksi cepat, dia makin mengeratkan pelukannya pada Kevin, untung saja dia tahu makna ucapan itu.

Mereka hanyut dalam pelukan nyaman itu tanpa memperdulikan orang disekitarnya.

"Sayang lepas dulu," ujar Kevin, Nata menggeleng dalam dada bidang Kevin.

"Enggak malu di lihat yang lain?"

Nata tersentak, dia lupa ini masih di rumahnya, dengan pelan dia melepas pelukannya Nata melirik sekitar, tatapan dan senyum jahil terpancar di bibir mereka.

Nata malu, astaga.

"Kevin malu," lirih Nata.

Kevin hanya terkekeh mendengar pernyataan Nata, Kevin menoleh ke arah Rey, dia yang paham itu segera menghampiri Kevin.

Rey menyerahkan kue yang terdapat lilin berangka 17 ke Kevin, dia menerima itu dan menyuruh Nata untuk meniup lilinnya.

"Tiup dulu Nat, jangan lupa doa nya,"

Nata mengangguk, dia memejamkan mata dan mengucapkan beberapa harapan nya dalam hati lalu dia meniup lilin itu.

Kevin tersenyum, dia meletakkan kue itu di meja yang ada di dekatnya dan segera memeluk Nata, "Happy birthday sayang, panjang umur, sehat terus, makin pinter makin cinta sama aku, makin manja, makin nggemesin pokonya makin makin deh, semoga bisa menjadi lebih baik dari yang kemarin ya?"

Nata mengangguk, hari ini kebahagian nya lengkap, eh belum sepertinya ada yang belum ngucapin, Daddy sama papi nya Kevin.

Nata mengurai pelukan nya, dia menatap Kevin, "Terima kasih, tapi aku marah sama kamu,"

Kevin menaik kan alisnya, "Marah nya nanti dulu ya,"

"Enggak bisa detik ini aku marah sama kamu,"

"Loh kok gitu?"

"Ya nggak tahu pokoknya aku marah, tadi cuma akting aja,"

Perdebatan terus berlanjut, itu membuat yang melihat mereka tersenyum senang.

"Aneh ya mereka, kalau nggak ketemu nangis, kalau ketemu berantem terus, heran gue," cibir Tisa.

"Heran apa iri Lo?" tanya Sam.

"Ha? Gue iri? Iya jelas lah siapa yang nggak iri coba bisa kaya gitu mesra mesraan, udah direstui orang tuanya pengen gue kek mereka,"

"Yaudah sih jadian sana!" suruh Letta.

"Sama Sam maksud Lo?" Letta dan Rey mengangguk.

"Ya nggak mau la gue,"

"Lo pikir gue mau? Nggak!"

Ignorant Boy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang