17; [2shin]

23

Semenjak malem itu, Kai udah gapernah ngejar Yuna lagi.

Yuna bersyukur banget Kai bisa sadar.

Perihal masalahnya sama Ryujin, belum selesai sih. Masih nunggu Ryujinnya masuk sekolah. Soalnya Ryujin belum masuk sekolah semenjak Ayahnya meninggal dua hari yang lalu.

"Sabar, Yun. She needs time." Chaer berusaha nenangin Yuna yang udah pasti selalu mikirin Ryujin.

Yuna ngangguk senyum.

"Gue gapapa kok."

Yuna pun berusaha fokus sama buku bacaannya lagi. Emang Yuna belum ngehilangin kebiasaan kutu bukunya.

Yuna belom ada kontakan sama sekali sama Ryujin dan itu bikin Yuna 'sedikit' khawatir.

Demi Tuhan, dia kangen banget sama Ryujin.

Words can't express how much she miss her.

——

"Yun?"

"Yuna?"

"Yuna!"

"E-eh, iya?" Yuna kebangun dari tidurnya, ternyata dia ketiduran pas baca buku di kelas.

"Maaf ganggu tidur lo Yun." Balas Chaer.

"Santai, kenapa?" Tanya Yuna.

"Jadi ke tempat Ryujin ga? Diajakin Yeji sama Jisu."

Yuna nepuk dahinya.

Kok bisa lupa kalo hari ini ketemu Ryujin.

Yuna ngangguk. Chaer yang ngeliat itu nepuk pundak Yuna terus senyum.

"Yaudah, ayo."

Yuna sama Chaer beres-beresin perlengkapannya terus keluar kelas. Jisu udah keluar kelas duluan tadi soalnya mau ngapel sama Yeji.

"Yunaa! Chaer!" Teriak Jisu nyamperin mereka bareng Yeji.

"Hai, Jisu." Sahut Yuna.

"Jadi kan?" Tanya Yeji.

Yuna sama Chaer ngangguk.

Akhirnya mereka berempat langsung otw ke tempat Ryujin. Yuna dijalan bener-bener degdegkan setengah mati soalnya dia bakal ketemu Ryujin. Antara seneng sama bingung campur aduk jadi satu.

"It's gonna be okay, Yun. Ryujin bakal nerima lo apa adanya kok." Kata Yeji berusaha nenangin Yuna. Yuna yang denger itu senyum terus ngangguk.

Apa endingnya gue bakal balik sama Ryujin?

Atau bahkan ini jadi perpisahan?

Yuna geleng-geleng. Dia gamau pilihan terakhir terjadi.

Seenggaknya, kalau hubungan mereka ga kembali mereka tetep temenan.

Iya, temenan.

Yuna ngehela nafasnya nenangin dirinya, dia bener-bener gugup.

Akhirnya mereka berempat sampai di rumah Ryujin. Yeji pun inisiatif buat ngetuk pintunya.

"Permisi! Ryujin, main yokk!"

"Heh bego." Chaer ngegetok kepala Yeji, Yeji cuma cengengesan aja.

Pintu pun terbuka dan ternyata yang ngebuka mamanya Ryujin.

"Eh Yeji ada sama temen-temennya, ayo sini masuk."