Chapter 1

8.8K 563 49
                                    

" Uwuuuuuu bangun baby ". Haruto mengendus endus leher Jeongwoo supaya ia segera bangun. Namun, respon Jeongwoo yang memang seorang pemarah berusaha tidak mengeluarkan kekesalan nya.

" Babyyyyy " Haruto tetap saja memanggil sahabatnya itu dengan sebutan Baby.

" Minggir lo Bangsattt " . Jeongwoo benar benar kesal pada Haruto.

" Uwuuu mulut nya minta di lumat yah " Haruto mendekati Jeongwoo dan segera di dorong oleh Jeongwoo.

" Ngapain lo dirumah gue ".

" Ya jemput lo lah, masa gue mau numpang hidup ".

" Ya tapi ini kan masih subuh bambang "

" Ortu gue keluar kota, kagak ada yang masakin di rumah. Yaudah gue ke rumah lo "

" Dimarah bang woojin baru tau rasa lo yah ". Ucap jeongwoo dengan muka kesal nya.

" Gue udah ijin kali sama bang woojin ".

" Lo ganggu jam tidur gue " jeongwoo masih benar benar kesal dengan perbuatan Haruto.

" Masakin gue lah woo, laper nih gue. Lo mau gue kelaperan ".
Ucap haruto memelas.

" Gak ada, gue mau lanjut tidur. Kalo lo mau makan ya ambil sendiri lah di dapur ".

" mau nya lo yang masakin buat gue woo. Lo sayang gue gak sih ".

" Bodo amat ". Jeongwoo melanjutkan acara tidur yang sempat di ganggu oleh haruto. Tak sampai disitu, jeongwoo di kejutkan oleh seseorang yang memeluk pinggang nya dari arah  belakang. Siapa lagi kalau bukan sahabat nya itu, Watanabe Haruto.

" wooooo~~ lo sayang gue nggak sih ". Hartono eh Haruto maksudnya. Ia akan berubah menjadi pribadi yang manja jika dengan jeongwoo. Karena, haruto itu orang yang cuek pada orang lain yang tidak dekat dengan nya. Meski dekat dengan nya ia akan bersikap biasa saja tidak seperti pada jeongwoo.

" Hartono lo ngapain peluk peluk gue sih ".

" Jawab dulu ihhh " . Haruto masih setia memeluk pinggang ramping Jeongwoo tanpa ada niat untuk melepaskan nya. Baginya memeluk jeongwoo itu adalah bagian ternyaman di hidup nya.

Tentu saja jantung jeongwoo berdegup lebih kencang dari biasa nya. Ia tak tau mengapa bisa seperti ini, padahal setiap hari nya haruto memeluk nya jantung nya tak berdegup cepat seperti saat ini. Apalagi saat haruto bersikap manja padanya dan bertanya apakah jeongwoo sayang pada haruto. Tentu saja jawaban nya jeongwoo menyayangi haruto sebagai sahabat nya. Dari kecil mereka tumbuh bersama hingga saat ini bagaimana mungkin ia tak menyayangi haruto.

" ya ya sayang, kan lo sahabat gue. Udah deh minggir lo, jangan peluk peluk gue. Masih ada waktu satu jam buat gue lanjut tidur. " jeongwoo kembali memejamkan matanya.

Perlahan tangan haruto yang sedari tadi memeluk pinggang jeongwoo ia lepaskan.

" Gak kerasa ya woo, kita udah lama sahabatan ". Kenapa suasana nya berubah drastis seperti ini pikir jeongwoo. Kelihatannya haruto dalam mode seriusnya. Dan jeongwoo sebisa mungkin menyembunyikan semburat merah di pipi nya entah lah mengapa itu terjadi.

" jeongwoo, kok lo mau sih sahabatan ama gue ". Tanya haruto.

" Karena lo bego, lo cerewet, lo aneh semua hal buruk ada di diri lo makanya gue kasihan kalo lo kagak punya temen pas gede. "

" Njirrrr serius ini ".

" Ya gue serius lah mana ada gue kagak serius ". Haruto mengubah posisi nya menjadi duduk di samping jeongwoo.

" woo gue kok sayang banget ya ama lo ".

Kini wajah jeongwoo memang sudah berubah menjadi kepiting rebus. Untung saja ia membelakangi tubuh haruto, jadi haruto tak tau jika jeongwoo sedang malu padanya.

" ya karena gue sahabat lo, udah deh capek gue jawab pertanyaan lo. Gue mau mandi ".

Setelah jeongwoo pergi ke kamar mandi, haruto memutuskan untuk keluar dari kamar jeongwoo dan turun ke lantai satu. Kedua orang tua Jeongwoo dan Woojin bekerja di luar negeri untuk jangka waktu yang lama. Sejak mereka kecil mereka sering sekali di tinggal kedua orang tua nya pulang pergi luar negeri. Jadi Woojin sebisa mungkin menjaga adik tersayang nya itu,.

" Eh curutt, kok lo turun. Mana si buluq katanya lo mau bangunin dia ". Ucap woojin yang ternyata sedang menyiapkan sarapan untuk mereka.

" Lagi mandi bang, eh lo masak apa bang bau nya kok enak ".

" Sup rumput laut doang ini, belum belanja bulanan gue ama Si buluq ".

" Tapi masakan lo tuh ya bang, the best lah pokoknya ".

" Elehh bilang aja lo laper kan "
haruto hanya menyengir dan menampakan seluruh gigi nya. Tak lama dari itu, jeongwoo sudah selesai mandi dan turun dengan baju seragam yang sudah rapi.

" Ekhemmm ".

" Ehh adek, udah rapi aja lo ".

" Yakan mau sekolah bang ".

" Yaudah sini duduk, sarapan dulu. Tapi, abang cuma bisa masakin sup rumput laut doang "

" Iya bang nggak papa ".

" Woo sini deket gue ".

" Ogah, lo bau menyan ".

Haruto dengan segera mencium bau tubuhnya yang ia kira ucapan jeongwoo benar.
" kagak woo, lo kira gue setan. "

" Kan lo emang setan, gangguin gue pagi pagi "

" Udah deh, kalian tuh yah dari dulu emang kagak pernah akur. Katanya sahabat kok malah abang liat kalian tuh kek kucing ama tikus ".

" Hartono tuh ya bang, muka nya ngeselin. Bikin orang naik darah".

" Gak kebalik yah woo, lo tuh yang ngeselin. Mulut lo pedes beut kek sambal ijo mang udin "

" Kok bawa bawa mang udin sih lo ".

" Kan sambal ijo mang udin emang pedes kek mulut lo "

" Emang lo pernah rasain mulut gue apa. Sok tau beut mulut gue pedes ".

" Kok ambigu sih dek ". Sontak mereka bertiga berada dalam keheningan sesaat.

" uwu sarapan dulu. "

" selamat makan ". Ucap Haruto sambil menunduk.











Haiii gaesss author cobain bikin cerita hajeongwoo. Karena, author sekarang bucin banget ama mereka berdua. Semoga kalian suka ama cerita baru author yah. Jangan lupa votement nya

Kita 《~ HAJEONGWOO ~》 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang