- O6: TERCIDUK

11K 1.6K 78
                                    

Kegiatan tutor Jisung sudah berjalan selama tiga hari, yang artinya sudah tiga hari pula Jisung tidak kumpul dengan tiga teman alpha-nya. Mereka hanya bertemu tiap jam istirahat. Itu pun tidak setiap hari karena masing-masing punya urusan tersendiri.

"Kangen nongkrong," ujar Jisung sembari bersandar pada bahu Changbin. Yang disandari diam saja. Toh, mereka sudah berteman lama dan hal seperti ini memang biasa bagi mereka. Felix juga tidak akan marah.

Hyunjin mengangguk setuju. "Hari ini yuk?"

"AYOOOO!" Jisung berteriak antusias sebelum suara Chan menginterupsi, "Emangnya nggak tutor?"

Jisung langsung membenarkan posisi duduknya lalu menatap Chan dengan tatapan galak. Kedua tangannya bersedekap di depan dada.

"Gue tuh butuh refreshing, Kak! Pusing juga gue tiap hari dicekokin soal matematika sama si Minho! Lo gatau ya kepala gue tuh udah berasep?" gerutu Jisung panjang lebar, mengundang kekehan teman-temannya.

"Iya, Chan. Kasian nih bayi satu. Lo liat tuh pipinya kempes saking stresnya." Kali ini, Changbin yang menimpali sambil menoel pipi gembil Jisung dua kali. Persis bakpao, pikir Changbin.

"Haha, iya deh. Coba ijin dulu Ji sama Minho."

Jisung langsung mengeluarkan ponselnya, bersiap meminta ijin pada Minho. Lagi pula, tiga hari ini juga Minho sudah lebih ramah pada Jisung. Seharusnya, ia bisa dengan mudah mendapat ijin dari Minho.

 Seharusnya, ia bisa dengan mudah mendapat ijin dari Minho

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Decakan malas dan dengusan kasar dari Jisung membuat Chan, Changbin, dan Hyunjin mengalihkan atensi pada pria tupai itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Decakan malas dan dengusan kasar dari Jisung membuat Chan, Changbin, dan Hyunjin mengalihkan atensi pada pria tupai itu. "Gak dikasih ijin ya?" tanya Chan.

"Dikasih."

"Bagus dong? Kok lo gak seneng?" tanya Hyunjin bingung.

"Iya, dikasih ijin sih dikasih ijin. Tapi gue langsung dikirimin tugas 20 nomor! Gila itu orang satu. 10 soal aja gue mau meledak!" Jisung kembali marah-marah. Wajah doang yang manis, emosi dan mulut Jisung nyatanya sangat berapi-api.

Tawa Changbin meledak setelah penuturan Jisung. "HAHAHAHAHAHA MAMPUS! Kasian banget Jisung, ya ampun. Gue kira lo sama dia udah damai? Tiga hari anteng soalnya kagak misuh."

'Pala lo anteng. Gue misuh di akun baru gue.'

"Terus juga lo dianter pulang sama dia 'kan abis tutor?"

JEDER!

Pernyataan Changbin selanjutnya membuat Jisung kaget setengah mati. Otaknya berusaha memproses informasi dengan cepat, matanya berkedip-kedip, kelihatan sekali kalau Jisung sedang panik.

"Jisung.. dianter Kak Minho pulang?" tanya Hyunjin memastikan.

Changbin menghentikan tawanya, mengusap sudut mata kanan yang sedikit berair akibat terlalu banyak tertawa.

"Iya. Gue sama Felix liat pas hari apa gitu. Mau gue samperin tapi Minho udah keburu tancap gas."

Changbin menceritakan detailnya, membuat Hyunjin lantas diam dan Chan hanya terkekeh sebelum menimpali perkataan Changbin, "What a hot news."

Sementara itu, Jisung, tersangka utama kita hari ini hanya bisa diam dengan wajah yang memerah. Malu banget. Jisung rasanya ingin mengubur diri saja.

'ANJING, KOK KAK CHANGBIN BISA TAU SIH?!'
'Malu banget, bangsaaaat.'
'Gue harus gimana sekarang? Kak Abin ember!'
'RIP harga diri dan gengsi.'

Kira-kira begitulah isi pikiran Jisung.

— ♡ —


"Ji."

Jisung menoleh, menatap Hyunjin yang memanggilnya. Mereka sudah berpisah dari Chan dan Changbin, kembali ke kelas masing-masing karena jam istirahat sudah habis.

"Lo beneran dianter pulang Minho selama tutor?"

Pria manis itu terdiam untuk beberapa saat kemudian mengangguk menjawab pertanyaan Hyunjin. Wajah Hyunjin tampak sedikit mengeras, namun Jisung tidak sadar karena ia memilih untuk tidak menatap wajah pria yang lebih tua beberapa bulan darinya itu.

"Kenapa lo gak minta jemput gue aja sih?" tanya Hyunjin lagi. Kali ini dengan nada yang sedikit ketus.

"Ya, gue mana enak sama lo. Masa gue minta lo jemput padahal lo udah pulang ke rumah? Lo juga nganter Jeongin balik 'kan? Bolak-balik di lo. Ga enak gue," jawab Jisung jujur.

"Tsk. Kita udah temenan dari bayi terus lo masih ga enak sama gue? Seriously, Ji? Kalo gitu, kenapa lo gak bawa motor sendiri?"

Jisung memutar bola matanya malas. "Gue tiap hari aja nebeng lo, Bambang. Lo gak inget motor gue masuk bengkel?"

Hyunjin hanya diam. Baru ingat akan fakta yang satu itu.

"Lagian juga gue cuma dianter pulang. Udah gitu doang gak ada apa-apa. Santai aja kali," ujar Jisung melanjutkan bicaranya. Ia sadar Hyunjin sedang marah. Tapi, ia tidak tau apa yang membuat Hyunjin sampai marah begini. Masa hanya karena Jisung yang diantar pulang Minho?

Hyunjin berdecih lalu kembali membuka suara, "Iya, cuma dianter pulang. Tapi gue gak suka."

Satu kalimat yang keluar dari bibir Hyunjin membuat Jisung menghentikan langkahnya, menatap ke arah punggung Hyunjin yang kini sudah menghilang dari pandangan karena masuk ke ruang kelas. "Hah?"

— TBC —

Yooo, mantap. Bagian ini aku ubah jadi full narasi karena kalau dimasukin foto chat bakal banyak banget. Semoga kalian suka dan maaf kalau jadi aneh dan kurang!

Ayo feedback-nya aku tunggu!

https://curiouscat.me/jiceamericano

MINSUNG: SECOND IDENTITY ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang