- 1O: BALAPAN DAN HEAT

12.8K 1.6K 114
                                    

Sebelum mulai, part ini mengandung konten yang akan aku kasih trigger warning. Please, kalau kalian gak tahan baca konten semacam itu, di skip aja ya! Aku udah kasih pembatasnya.

Trigger warning for:
Sexual Assault and Fights

— ♡ —


Minho dan Jisung sudah sampai di sirkuit balap. Tempat di mana seluruh masalah yang menimpa Jisung dimulai. Suara knalpot motor besar, ingar-bingar banyak orang, dan asap rokok adalah tiga hal yang sangat Jisung hindari. Namun, justru di sinilah ia sekarang, terjebak dalam kerumunan orang yang siap berpesta.

Beruntung dirinya tidak sendiri seperti kemarin. Setidaknya, dengan Minho di sisi, ia akan baik-baik saja. Semoga.

"Oi, Lino!" ujar satu suara dari kejauhan. Sosok bertubuh tinggi itu mendekat, membuat Jisung perlahan mendongak guna menatapnya.

"Juyeon." Minho menjawab sambil mengulas senyum.

"Tumben lo lama gak keliatan?" Pria bernama Juyeon itu menepuk pundak kanan Minho dan meremasnya singkat. Tidak ada maksud apapun, Minho dan Juyeon memang cukup dekat.

"Haha, biasa. Sibuk tutor."

Juyeon hanya menanggapi dengan kekehan singkat sebelum beralih menatap Jisung. "Wets, siapa nih? Omega lo, No?" tanyanya lagi dengan satu seringai di wajah. "Manis. Pantes lo demen."

Jisung mengernyitkan dahi usai mendengar perkataan Juyeon. Omega, katanya?

"Gue bukan omega," celetuk Jisung dengan nada ketus. Ia melayangkan tatapan membunuh pada Juyeon yang tentu saja tidak berefek apapun pada alpha bertubuh tinggi itu. Juyeon hanya mengedikkan bahu sebelum kembali berbicara pada Minho, "Balapan kayak biasa ya, No. Sportif."

"Yoi. Semangat, Ju."

Setelah Juyeon pergi meninggalkan mereka, Jisung lantas menggebuk lengan kanan Minho sambil mengomel, "Kok lo gak belain gue sih?! Gue diledekin sama temen lo!"

"Aduh! Apa sih, Ji. Ngapain gue belain lo? Orang kata-kata Juyeon gak ada yang salah," jawab Minho santai sebelum kembali menaiki motornya.

"Lo mau ke mana?"

"Lo pikir ngapain gue ke sini kalau gak balapan?"

Jisung mendadak panik. Pasalnya, ia tidak bisa berada di kerumunan orang tanpa ada satu orang pun yang ia kenali. Yang ada Jisung justru pingsan akibat panik.

"T—terus, gue gimana?" Jisung menjawab dengan sedikit gagap yang tentu saja membuat perhatian Minho tertarik seutuhnya pada pria manis di hadapan. Jemari Jisung bermain dengan ujung hoodie, satu kebiasaan jika ia sedang merasa tidak nyaman dengan sesuatu.

Minho meraih tangan Jisung kemudian mengusapnya. "Baby, don't worry. Lo ke ujung sana aja. Di sana agak sepi," ujar Minho sembari menunjuk bagian sirkuit sebelah kanan. Di bawah lampu jalan yang remang.

"Gue cuma sebentar. Nanti gue langsung ke sana setelah balapan selesai, ok?" Jisung mengangguk setuju, membuat Minho melepaskan genggaman tangan mereka. Jisung pun berlari kecil menuju tempat yang Minho sebutkan tadi.

— ♡ —

Jisung tidak pernah tahu kalau menonton balap ternyata seseru ini. Para pembalap yang melaju di sirkuit tampak sangat ahli mengendarai motor-motor besar. Sesekali, Jisung bahkan bersorak ketika Minho berhasil menyalip motor di depannya.

MINSUNG: SECOND IDENTITY ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang