Jisung telah duduk di pangkuan Minho, memeluk erat leher yang lebih tua sembari menangis sesegukan. Wajahnya memerah pekat, pipi gembil pria manis itu sudah basah tapi kedua manik bulatnya masih tak lelah mengeluarkan air mata.
“Hiks.. Hiks— Ugh.”
Jisung belum mulai bicara, padahal. Sejak ia memasuki lobi apartemen, Jisung sudah merasa emosional dan tangisnya pun pecah ketika Minho membukakan pintu.
— FLASHBACK —
Jisung melangkah dengan terburu menuju gedung apartemen Minho setelah ia memarkir motornya dengan asal di lapangan parkir. Ia sudah tidak peduli. Tujuannya saat ini hanya satu, menemui Minho dan memaksa pria itu untuk mendengarkannya.
Jisung bahkan mulai berlari kecil ketika ia sudah memasuki lobi. Napasnya terasa berat, entah karena gugup atau karena emosi yang membuncah dalam dadanya. Ia pun masuk ke dalam lift, menekan angka delapan, dan hanya diam menatap pintu yang perlahan tertutup rapat.
Selama lift bergerak naik, Jisung berusaha menetralkan napas dan meredam emosinya. Sesekali, ia mengusap sudut-sudut matanya ketika merasa bahwa akan ada air mata yang jatuh dari sana.
Tidak. Jisung tidak boleh menangis. Setidaknya, tidak di depan Minho.
Pintu lift pun terbuka, menampilkan lorong panjang dengan beberapa pintu di kanan dan kirinya. Jisung lagi-lagi berlari, menuju salah satu pintu di bagian ujung dengan nomor 8-0325.
Unit apartemen Minho.
Beruntung Jisung sempat memperhatikan detail apartemen Minho saat ia dibawa ke sini. Jadi, Jisung tidak kesulitan untuk menemukannya.
Jisung mengangkat tangan kanan, memencet bel satu kali. Berharap Minho sedang ada di rumah dan akan membukakan pintu untuknya.
Tidak sampai tiga puluh detik, pintu sudah terbuka. Menampilkan Minho dengan kaos hitam dan celana pendek rumahan.
“Kak—”
Minho langsung bergerak menutup pintu, membuat Jisung tanpa sadar mulai menangis keras-keras di depan unit apartemen Minho hingga pria yang lebih tua menghentikan pergerakannya. Sedikit panik karena Jisung tiba-tiba menangis seperti anak kecil yang direbut permennya.
Tolong dimaklumi. Jisung sudah menahan emosinya sejak dua hari lalu dam semuanya terasa terlalu berat sekarang.
Pria manis itu berjongkok di depan unit 8-0325, memeluk lutut dengan kedua tangan, dan membenamkan wajahnya di sana. Merasa malu karena langsung menangis begitu ia lihat Minho.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINSUNG: SECOND IDENTITY ✅
FanfictionLee Minho, seorang Alpha kutu buku berkacamata yang kerap menghabiskan waktu di perpustakaan sekolah. Apa yang terjadi jika Han Jisung, siswa populer yang belum mendapatkan second gender-nya, justru bertemu Minho di area balap liar dengan motor besa...