Jisung menidurkan tubuhnya di atas kasur usai Chan, Changbin, dan Hyunjin meninggalkan rumahnya. Jam telah menunjukkan pukul sebelas lewat dua puluh menit, membuat rasa kantuk mulai menyerang pria manis itu. Apalagi sedari tadi, ia dan ketiga temannya sibuk main dan bercanda.
Jisung bahkan tidak menyentuh ponsel pintarnya. Suatu hal yang sangat mengagumkan jika mengingat bahwa Jisung tidak bisa hidup tanpa benda persegi panjang itu.
Baru ingin terbang ke alam mimpi, suara ketukan keras dari pintu utama membuatnya terlonjak kaget.
"Aaah, apa siiiih," erangnya malas. Ia menggeliat kecil namun enggan beranjak dari posisi. Demi apapun, Jisung mager.
TOK TOK TOK!
"Kak Seungwoooo! Bukain pintunya dong! Kalau gak bukain nanti pantatnya kelap-kelip!" teriak Jisung, berharap kakak sepupunya itu mau berbaik hati membukakan pintu walau dengan sedikit ancaman yang tak masuk akal.
Lima detik Jisung terdiam. Memasang telinga dengan saksama sebelum mengeluarkan helaan napas lega. Seungwoo membuka pintunya. Jisung bisa dengar suaranya dari dalam kamar.
Ia pun mengubah posisi, tidur tengkurap dengan kedua tangan ia pakai sebagai bantalan. Membuat pipi gembilnya sedikit tertekan naik.
Tanpa Jisung sadari, Minho sudah berdiri di dalam kamarnya. Menatap Jisung yang sedang berusaha untuk tidur dengan pandangan yang sulit diartikan. Minho pun membuka suaranya, "Han Jisung."
Suara berat Minho mengagetkan Jisung.
Ya iya lah. Siapa yang gak kaget kalau lagi tidur tenang tiba-tiba ada yang manggil?Jisung lantas mengerjapkan kedua mata, memutar tubuhnya, lalu duduk di atas kasur. Semuanya dilakukan dengan gerakan yang terburu-buru dan kasar.
"Hah?! KAK EH— Minho..?"
Double kaget. Wajahnya terbengong dengan mulut terbuka membentuk huruf O. Bagaimana cara Minho bisa masuk ke dalam rumahnya? Ah tidak, bahkan Minho sudah ada di dalam kamarnya sekarang.
Minho hanya diam, menatap lurus pada kedua manik Jisung sembari melangkah mendekat. Membuat yang lebih muda perlahan menggeser tubuhnya mundur, takut dengan tatapan yang lebih tua.
"Minho— ekhem. Kenapa..? Kok lo bisa masuk kamar gue sih?" tanya Jisung dengan raut gugup, membuat Minho terkekeh.
"Gue disuruh masuk," jawab Minho jujur. Minho memang diijinkan masuk oleh Seungwoo. Tentu saja setelah dirinya berbohong perihal tugas yang tertinggal di kamar Jisung.
'Sialan Kak Seungwoo,' umpat Jisung dalam hati. Ia menggigit bibir bawahnya. Jisung tahu Minho sedang tidak dalam mood yang baik, tercium dari aroma feromon Minho yang sedikit lebih kuat dari biasanya.
"Don't bite your lip, Sungie."
Jisung merinding namun memilih untuk tetap menuruti perintah Minho yang kini sudah berdiri di sisi kasur yang lain. Minho menampilkan seulas senyuman kecil yang berhasil membuat Jisung bingung setengah mati. Apa maksud Minho tersenyum seperti itu?
"Good boy. Now, come here," ujar Minho yang disambut gelengan dari Jisung. Sungguh, perasaan Jisung tidak enak dan ia takut dengan sikap Minho yang terlampau aneh.
"Ngapain?" Jisung beranikan diri untuk bertanya.
"Tebus kesalahan lo."
Hening beberapa detik. Kedua alis Jisung bertaut, makin bingung saja dirinya.
Minho pun menghela napas merasa jengah dengan Jisung yang kesulitan mencerna perkataannya. "Kenapa lo gak bales chat gue?" tanya Minho to the point.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINSUNG: SECOND IDENTITY ✅
FanficLee Minho, seorang Alpha kutu buku berkacamata yang kerap menghabiskan waktu di perpustakaan sekolah. Apa yang terjadi jika Han Jisung, siswa populer yang belum mendapatkan second gender-nya, justru bertemu Minho di area balap liar dengan motor besa...