Irene dan Yeri duduk bersebelahan, mereka berdua saling menggenggam tangan sembari melihat yang lain sibuk berdiskusi. Setidaknya pertemuan haru mereka membawa suasana menjadi lebih tenang.
Rapat akbar ini terlalu besar untuk ruang kantor kecil Wendy, membuat polisi itu membawa yang lain ke ruang rapat besar. Diambil spidol hitam untuk Wendy menulis 'KRONOLOGI' di bagian atas papan tulis. Dibantu oleh Daniel membuat garis horizontal menyimbolkan garis tahun kejadian kasus-kasus yang saling terhubung.
Seulgi berdiri tidak jauh dari papan tulis, memperhatikan setiap detail yang Daniel tulis di situ dengan kedua tangannya dilipat di depan dada. Yang dipikirkannya adalah tidak pernah ia sangka sudah di titik ini. Sebentar lagi semuanya akan terungkap. Melihat punggung Adiknya, tak disangka itu membuat Seulgi sedikit terharu.
Wendy fokus mengutak-atik komputernya agar bisa tersambung ke proyektor. Berbeda dengan Joy yang hanya duduk manis, di depannya ada meja besar yang memisahkannya dengan Yeri dan Irene.
Seulgi mengalihkan perhatiannya ke tampilan proyektor karena teringat sesuatu. "Tunggu, Wen. Sebelum kamu memutar rekaman blackbox, bisa kah kamu mengakses data penduduk?"
Wendy mengangguk dari depan layar monitor. "Siapa yang mau kamu cari, Seulgi?"
"Carikan aku Jeon Wonwoo." Kata Seulgi, membuat Irene menatapnya dari tempat duduknya.
Nama yang disebut sempat membuat Daniel berhenti menulis, hanya sejenak lalu ia lanjutkan lagi. Ruangan besar ini hampir sunyi, hanya terdengar suara Wendy yang mengetik nama Wonwoo di keyboard. Seulgi mengerutkan alisnya ketika melihat hasil pencariannya muncul, itu membuatnya terheran sekaligus bingung.
"Kamu yakin dia?" tanya Wendy, "Dia sudah meninggal 11 tahun yang lalu." tanya Wendy.
"... Tahun 2009." gumam Seulgi.
Tidak hanya Seulgi, Daniel dan Irene pun terkejut menatap tampilan proyektor. Sama sekali tidak tahu apa-apa tentang Wonwoo yang sudah meninggal di tahun 2009. Banyak pertanyaan yang tak terucap. Apakah Wonwoo yang berbeda? Apakah Wonwoo sengaja? Kenapa dia melakukan itu?
Data penduduk itu tidak salah, foto wajah yang tertera memang benar wajah Wonwoo sewaktu remaja—tidak berbeda jauh dengan saat ini. Seulgi mencoba berpikir apa yang ia lewatkan, namun kenyataannya dia tidak tahu banyak tentang pria ini.
"Biasanya orang yang memalsukan kematiannya itu bertujuan agar dia dapat bergerak bebas di luar, karena semua orang mengira dia sudah meninggal." Tiba-tiba Joy berkata. Setelah melihat foto profil Wonwoo, Joy mendapatkan sedikit petunjuk. "Kalian bilang kecelakaan di San Francisco terjadi tahun 2011, kan? Itu tepat disaat Ayahku meninggal, itu adalah tindakan kriminalnya yang pertama."
"Ini membuatku curiga kalau Wonwoo benar-benar berhenti untuk menjenguk Adiknya." tanya Daniel yang kini menatap semua orang di ruangan.
Joy tersenyum. "Coba jawab, kira-kira kenapa Wonwoo membuat alasan seperti itu?"
Pertanyaan sederhana namun tidak dapat dijawab oleh siapapun. Ruangan kembali menjadi sunyi, semua orang kembali berpikir dengan otak mereka dalam diam.
"Karena itu bukan tujuan aslinya?" tanya Daniel.
"Untuk pergi dari mansion, untuk pergi dari kita semua." jawab Seulgi. "Aku rasa kamu sudah tahu tentang alat perekammu yang hilang."
"Alat perekamku... Benar juga." lirih Daniel, dan ingatannya membawa kembali ke teka-teki yang belum terpecahkan di ruang rahasianya. "Apakah Wonwoo terpaksa pergi karena sudah ketahuan?"
"Ketahuan mengambil alat perekammu?" tanya Seulgi.
Joy memejamkan matanya, mereka berdua mengetahui hal yang sama? Mungkin saja,
KAMU SEDANG MEMBACA
Criminal ─ Seulrene ✓
Fanfiction❝Alasan aku melakukan ini tidak seperti yang terlihat. Jadi, untuk sekarang, kumohon percayalah padaku.❞ Tentang Irene yang mengira hidupnya akan dipenuhi pria nafsu, hingga suatu malam dia melihat dirinya dibeli oleh seorang wanita. ©Seulgibaechuu...