Daniel menggerutu tidak jelas sembari mendorong troli belanja. Sesekali dia memainkan handphone-nya, membuka dan menutup aplikasi karena kegabutannya.
Kenapa pula dia harus pergi berbelanja bersama Irene? Seseorang akan berpikir tanda hari akhir jika melihat Daniel pergi untuk berbelanja. Tidak biasa banget.
"Hey, Daniel." Panggil Irene dan menyuruhnya mendekat dengan satu tangannya. "Ke sinian dong."
Daniel berdecih pelan dan mendorong troli belanja. "Kita sudah memutari tempat ini berkali-kali, masih saja belum selesai?"
"Sedikit lagi selesai." Jawab Irene yang membaca deskripsi pada kemasan kotak.
"Kenapa Seulgi selalu seenak jidat menyuruhku? Aku bahkan tidak sempat mengganti pakaianku." Gerutu Daniel, sambil menunjukkan pakaiannya ke arah Irene yang sama sekali tidak peduli.
"Kamu hanya mendorong troli, itu mudah, kan? Sedangkan aku mencari semua bahan yang harus kita beli."
"Kamu sendiri yang menolak bantuanku, karena hal itu kita harus membuang waktu banyak."
Irene menggeleng lalu memasukkan kemasan kotak ke dalam troli belanja. "Bukannya begitu, kamu dan Seulgi itu sama-sama ceroboh. Kalian berdua tidak bisa menemukan sesuatu dengan baik, pasti akan membutuhkan waktu lebih lama dari pada aku."
Daniel mengangkat alisnya, terkesan melihat Irene. "Oh~ Romantis sekali jika Seulgi mendapatkan orang sepertimu. Kamu bisa membantunya disaat Seulgi ceroboh."
Irene tersenyum miring ketika mendengar nama Seulgi. Dia berjalan ke tempat lain untuk mencari bahan terakhir sesuai list yang Seulgi berikan. Irene mengecek jam dari layar handphonenya, setidaknya langit di luar masih berwarna orange.
Irene memperhatikan rak di sampingnya dengan saksama. Matanya naik turun untuk mencari kemasan yang diincarnya. Berbeda dengan Daniel yang hanya berdiri memperhatikan Irene dari jauh.
Mungkin pilihan Daniel menyuruh Seulgi memenangkan pelelangan beberapa bulan yang lalu itu tidak terlalu buruk. Jika saja Daniel tidak ada di situ untuk mendukung sebagai Adik, dia pasti tidak bisa melihat Irene seperti sekarang.
Daniel bisa melihat mengapa Seulgi mencintai wanita ini. Apa yang Irene miliki itu tidak ada di dalam diri Seulgi. Itu menyebabkan mengapa mereka saling melengkapi.
"Apa kamu mencintainya?" tiba-tiba Daniel bertanya.
Irene tahu arah pembicaraan ini, namun dia tetap tenang. "Siapa?"
"Kakakku."
Butuh waktu Irene untuk berdiam, tapi pada akhirnya dia harus menjawab dan tidak bisa menutupi hal ini lebih lama lagi.
"Yes, I love her, Daniel." Jujur Irene.
"Dengar, aku tidak keberatan kalau kamu menutupinya, aku akan tahu dengan sendirinya. Yang aku bicarakan ini adalah Kakakku, jika dia melakukan hal yang tidak pernah ia lakukan, aku tahu pasti ada sesuatu terjadi."
Irene menatap Daniel. "Jadi, kamu merasakan perubahan darinya? Apa itu bagus?"
Daniel menekan bibirnya. "Sangat bagus. Itu seperti setelah sekian lama akhirnya aku bisa melihat Kang Seulgi yang sebenarnya."
Irene cuma terdiam. Dia sama sekali tidak tahu apa perbedaan Seulgi yang dulu dengan yang ia kenal sekarang. Tapi, Irene merasa sangat senang jika kehadirannya mengembalikan Seulgi yang sebenarnya.
"Aku tidak tahu apa-apa. Dari nada bicaramu... sepertinya... uh kamu..." kalimat Irene terus terpotong-potong karena dia sedang berusaha berjinjit untuk mengambil kemasan di bagian rak yang tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Criminal ─ Seulrene ✓
Fanfiction❝Alasan aku melakukan ini tidak seperti yang terlihat. Jadi, untuk sekarang, kumohon percayalah padaku.❞ Tentang Irene yang mengira hidupnya akan dipenuhi pria nafsu, hingga suatu malam dia melihat dirinya dibeli oleh seorang wanita. ©Seulgibaechuu...