Chapter Twenty.

1.1K 145 14
                                    

─𝐅.𝐋𝐀𝐒𝐇𝐁𝐀𝐂𝐊

5 tahun yang lalu, 2015, Los Angeles.

Seulgi mengendap-endap sangat waspada. Sebelum dia memegang kenop pintu, Seulgi melihat keadaan sekelilingnya yang gelap. Kosong. Sesegera mungkin Seulgi masuk ke ruangan.

Seulgi melepaskan maskernya, dia menarik napas dalam-dalam setelah sekian lama sejak ia menyelinap masuk. Seulgi menyalakan senter dari handphonenya dan bergerak mendekati rak di belakang meja kerja.

"Maafkan aku, Wendy. Sekarang aku tidak bisa mengandalkan kalian." Lirih Seulgi yang sibuk mencari sesuatu. "Sudah 4 tahun aku menunggu dan kalian sama sekali tidak memecahkan kasus itu. Kalau begitu aku yang akan mencari tahu sendiri."

Seulgi menekuk kedua kakinya untuk mencari di rak bagian bawah. "Bahkan sampai aku mengikuti banyak pelelangan, hanya karena itu adalah ide kalian serta alibi untuk memancing pelakunya... Kalian memaksaku untuk melakukan ini."

Seulgi memukul lantai ketika tidak menemukan yang ia cari. Pelipisnya berkeringat dan hawa udara di ruangan semakin memanas. Seulgi berdiri lagi dan mengecek ulang khawatir jika dia melewatkan satu petunjuk.

Tidak lucu jika usahanya menyelinap masuk ke kantor Wendy menjadi sia-sia karena Seulgi tidak mendapatkan apa yang diinginkan. Namun, di sini Seulgi tak punya banyak waktu. Ketika Seulgi mematikan senter di handphone-nya, tiba-tiba ia mendengar langkah kaki dari luar.

Tanpa berpikir Seulgi segera memakai maskernya dan bersembunyi di balik lemari, tepat setelah ia bersembunyi pintu ruangan di buka. Seulgi mencoba mengintip, sayangnya orang itu memakai topi dan ruangan terlalu gelap untuk Seulgi kenali wajahnya.

"Terkutuk lah para Bae. Kalian menyulitkan kehidupanku."

Seulgi melebarkan matanya, suaranya sangat familiar di telinganya. Seulgi menyalakan perekam suara dari handphone-nya dan berusaha untuk tidak menimbulkan suara apapun dari balik lemari.

"2009... 2009... Ketemu!" katanya, dan dia mengambil buku tebal berjudul 'Tahun 2009-2011'.

Dibuka isi buku tersebut berisikan kumpulan laporan kejahatan dan kasus yang terjadi pada tahun itu. Lalu ia menggeram tidak jelas ketika membuka halaman selanjutnya.

"Ini dia, kecelakaan pesawat karena aksi sabotase tahun 2009." Orang itu tertawa pelan, merasa kagum. "Apa ini? Kecelakaan beruntun di perempatan San Francis... Ini kan yang sedang Seulgi cari. Ah, begitu, ya? Karena ini, dia pasti akan mencari Irene. Cepat atau lambat, karena Papanya adalah korban di situ... Hm, bukankah ini menarik?"

Tubuh Seulgi mematung. Dia tidak tahu apa yang dia bicarakan tapi pikirannya menjadi sensitif kalau sudah membicarakan tentang Papanya.

"Dengan kondisi seperti itu, Irene pasti akan mencari pekerjaan. Ini kesempatan bagus." Orang itu menutup buku dan dibawa bersamanya. "Sedikit lagi Irene berada dalam genggamanku."

Ketika Seulgi mendengar pintu ruang di tutup. Dia langsung menghela napas dan mematikan perekam suaranya. Seulgi mengintip dan berjalan ke arah pintu ruangan.

"Sebenarnya apa tujuanmu, Byul?" bisik Seulgi.

Ini di luar dugaan Seulgi, mengetahui Moonbyul menyelinap masuk entah bertujuan untuk apa. Tetapi, sahabatnya ini diam-diam menyembunyikan sesuatu yang seharusnya Seulgi tahu. Rasanya seperti siapa sedang menjebak siapa.

Siapa Irene, dan kenapa dengan dia? Apa hubungannya dengan Papa? Batin Seulgi.

Setelah Seulgi keluar dari ruang kantor Wendy, dia bergegas pergi kembali ke parkiran mobil. Sambil membuka pintu mobil, Seulgi menelepon Wendy di tengah malam seperti ini. Dia tahu dia pasti mengganggu tupai Kanada itu.

Criminal ─ Seulrene ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang