Chapter Six.

1.6K 234 21
                                    

Moonbyul melebarkan matanya, tidak menyangka hari itu akan tiba sekarang. Melihat sahabatnya pun ikut serta untuk bermain di club ini. Untuk sementara waktu Moonbyul menatap mata Seulgi, memastikan jika beruang ini benar-benar serius.

Moonbyul tersenyum miring. "Silahkan, gunakan dia. Kamu sudah tahu peraturannya, kan?"

Seulgi menelan salivanya. Dia tahu jika Moonbyul menangkap maksud yang lain dari cara Seulgi ingin menyewa wanita ini. Ketika ia ingin mengikuti Moonbyul menuju ruangan, Daniel langsung menahan lengan Seulgi dan berdiri di sampingnya dengan ekspresi terkejut.

"Noona? Hey, apa yang kamu lakukan?"

"Pulanglah ke mansion, Daniel."

"Kamu serius akan melakukannya?" kaget Daniel.

"Jika iya, kenapa? Apa kamu terkejut? Kenapa kamu sangat ingin perhatian dariku akhir-akhir ini, huh?"

Daniel mengerutkan keningnya. "What do you mean? Tidak bisa kah kamu melihat aku mengkhawatirkanmu? This is your first time doing this shit."

Seulgi berhenti, kini dia bergeser untuk menghadap Daniel. "This is not a shit. She is not a shit, Daniel. Aku tahu kamu khawatir, tapi aku akan baik-baik saja." Seulgi menghela napas, lalu menepuk lengan Daniel. "Pulanglah. Aku tidak akan aneh-aneh."

Daniel berdiri diam melihat Seulgi jalan menjauh. Bukannya terkejut melihat Kakaknya melakukan sex dengan wanita, namun Daniel tahu Kakaknya tidak akan sembarangan berhubungan intim dengan siapapun.

Itu mengejutkan Daniel begitu tahu Seulgi akan menghabiskan satu malam bersama wanita. Sesuatu sudah pasti ada yang tidak beres, hingga itu membuat Seulgi keluar dari zona nyamannya.

Malam itu Daniel benar-benar tidak bisa memahami apa yang dipikirkan Seulgi. Akhirnya dia memutuskan untuk pulang kembali ke mansion.

Seulgi berhenti di depan pintu, di sampingnya sudah ada Moonbyul dengan ekspresi yang senang. Seulgi menatapnya dengan wajah datar, sama sekali tidak menunjukkan jika dia haus akan nafsu bersama wanita ini.

"Hey, Seulgi. Kamu tahu aturannya, kan? Meski kamu juga yang membantuku, bukan berarti aku memberikan bonus untukmu."

"Kamu tidak perlu memberiku bonus, Byul." Lirih Seulgi.

Moonbyul menepuk-nepuk pundak Seulgi. "Aku tahu, kamu pasti gugup. Tapi, gunakan dia selagi kamu bisa. Wanita yang tidak punya masa depan cerah seperti dia, lebih baik kamu gunakan sebagai kepuasan seksualmu. Remember, she's our ace."

Seulgi tersinggung, hatinya seakan dicubit. "Apa maksudmu tidak punya masa depan cerah?"

Moonbyul terkekeh. "You know that thing. Setiap pekerja seks di club ini, mereka mengambil pekerjaan ini karena mereka adalah orang gagal. Mereka datang padaku, memohon sebab hidupnya sudah hancur. Seakan-akan pekerja seks adalah penyelamatnya."

Seulgi bersumpah ingin memukul Moonbyul jika saja Irene tidak ada didekatnya. Seulgi menoleh dan menatap wanita yang masih menundukkan kepalanya. Entah bagaimana, Seulgi juga yakin kalau wanita itu merasa sangat gugup.

Tidak ada angin, tidak ada badai, tiba-tiba disuruh melayani seorang wanita. Tentu saja, siapa yang tidak terkejut?

Moonbyul membukakan pintu ruangan. "Looks like you don't need protection, do you?"

Seulgi terdiam beberapa detik seraya menatap Moonbyul. Tanpa menjawab pertanyaan Moonbyul, Seulgi melangkah masuk ke dalam ruangan. Melihat ada satu queen size bed. Di sampingnya ada nakas dengan dua pintu laci kecil.

Ruangan yang kedap suara, tidak perlu mengkhawatirkan jika suara desahan akan terdengar dari luar. Benar, semua yang ada di dalam ruangan ini adalah hasil design dari Seulgi.

Criminal ─ Seulrene ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang