Seulgi menarik rem tangannya, melihat ke sebelah dimana Daniel tertidur dengan mulut yang terbuka. Dengan rasa sedikit kesal, telapak Seulgi melayang menampar pipi mulus Daniel.
Daniel menggeram dan tubuhnya reflek bergerak seakan-akan tersengat aliran listrik. Masih mengumpulkan kesadaran, Daniel menyipitkan mata untuk melihat Kakaknya yang menatap tajam.
"Tidak bisa kah kamu membangunkanku dengan lembut?" Daniel berkomentar sembari meraba pipinya.
"Aku ini lembut, hanya saja wajahmu itu jadi sasaran tepat untuk ditampar."
"Cih, alasan." Lirih Daniel. "Giliran membangunkan Irene saja, penuh dengan lembut dan kasih sayang. Toh dia bukan siapa-siapa."
Telinga Seulgi menjadi sensitif lalu ia melirik kembali ke arah Daniel. Pada awalnya Seulgi sangat ingin mencekik leher Adiknya, namun teringat jika Adiknya sudah mengalami kecelakaan selama di pabrik kimia.
Beberapa waktu yang lalu Kang bersaudara ini mengunjungi salah satu pabrik yang baru beroperasi awal bulan, dan kebetulan perusahaan Kang bersaudara ini turut ikut membantu dalam proses subsidinya.
Tetapi, seperti biasa kecerobohan si Adik selalu menjadi malapetaka untuk Seulgi.
"Jangan bikin aku melukaimu lebih. Cepat masuk dan obati lukamu itu." Seulgi akhirnya memberikan tatapan prihatin.
"Hanya luka bakar, jangan lupa Adikmu ini pria yang tang-"
Seulgi memukul kepala Daniel. Pria itu mengira jika Kakaknya ingin memarahi dengan kata-kata bijaknya, tapi yang terjadi adalah Seulgi membuka pintu mobil dan berjalan menuju pintu utama.
"Aku tidak salah. Lihat, ini hanya luka bakar dan ini bukan pertama kalinya aku mendapatkan luka seperti ini." Daniel menatap bekas luka yang ada di lengan kanannya.
Seulgi menghela napas. "Tetesan yang mengenaimu dari atas itu mengandung asam sulfat, Daniel. Semua orang tahu jika zat itu mengandung korosif, jangan lupa juga itu bisa membuat jaringan di kulitmu hancur akibat iritasi. Jika kamu keras kepala untuk tidak pergi ke dokter, silahkan urusi sendiri lukamu."
"Beraninya kamu membuka sesi pembelajaran Kimia untukku."
Seulgi memegang gagang pintu untuk dibuka, cukup dengan isyarat tangannya membuat beberapa pelayan di dekat mereka datang. Seulgi menjelaskan jika Daniel harus segera mendapatkan perawatan, dan tahu jika seperti ini Daniel tidak bisa apa-apa lagi.
"Jangan membantah. Kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok, bisa saja terjadi yang lebih buruk." Kata Seulgi dengan serius.
"Setidaknya siapkan makan malam yang enak untuk hari ini." Kata Daniel.
Mengapa aku punya saudara manja sepertimu? batin Seulgi.
Seulgi menepuk pundak pelayan disampingnya. "Tolong siapkan makan malam."
"Untuk itu, makan malam sudah disiapkan oleh Irene."
Oh, that's good. Batin Seulgi.
Diam. Seakan semua berjalan dengan sempurna apalagi Daniel yang sekarang sudah tidak memberontak atau denial jika dia membutuhkan pertolongan serius. Namun, seperti ada yang salah.
Tunggu. Apa?
Tiba-tiba Seulgi sadar. "Oleh siapa?"
"Irene."
Seulgi bingung. "Kenapa kamu membiarkan dia yang menyiapkan makan malam?"
"Tolong jangan salah paham. Irene sendiri yang ingin melakukan, bahkan dia memaksa beberapa dari kami untuk tidak membantunya." Ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Criminal ─ Seulrene ✓
Fanfic❝Alasan aku melakukan ini tidak seperti yang terlihat. Jadi, untuk sekarang, kumohon percayalah padaku.❞ Tentang Irene yang mengira hidupnya akan dipenuhi pria nafsu, hingga suatu malam dia melihat dirinya dibeli oleh seorang wanita. ©Seulgibaechuu...