،، 27. KEDATANGAN BIMA

18 1 0
                                    

Byur!

Frapsy, Juki, dan Helene ternganga melihat apa yang berada di hadapan mereka. Jeffrey tak dapat melihat jelas karena pria itu berada di ruangan kemudi kapal.

Terlihat Syrena kembali muncul ke permukaan tiba-tiba bersama empat prajurit pria, namun kali ini mereka tak membawa Dirga beserta Agus.

Frapsy beserta Juki dan Helene berjalan mundur perlahan. Meskipun sudah mengenal Syrena, tetap saja rasa was-was selalu menyelimuti mereka.

"Di mana sampel itu?" tanya Syrena tiba-tiba.

Helene mengernyitkan dahinya. "Yang kalian butuh pertolongan kami dalam mengatasi wabah itu, 'kan? Kok malah minta sampelnya?"

Srat!

Mulut Helene tertutup rapat ketika Syrena melemparkan bintang laut ke arah Helene. Juki langsung menarik pelatuk rifle-nya dan langsung ditangkis menggunakan kekuatan air oleh Syrena.

"Kamu ini apa-apaan?!" sergah Frapsy yang mulai emosi.

Syrena menatap Frapsy dengan tajam. "Diam, cukup berikan sampel virus tersebut dan kalian semua bebas. Termasuk dua teman kalian itu," balasnya.

Jeffrey yang mendengar kegaduhan di luar segera menghampiri Frapsy dan melihat mulut Helene yang tersumpal bintang laut.

Dor!

Untung saja mereka telah mengganti peluru yang berlapis penawar virus dengan peluru yang baru. Bintang laut tersebut terlempar karena tembakan shotgun oleh Jeffrey. Pria itu menatap Syrena dengan emosi. "Jangan main-main, ular!"

"Mana sampel itu?!"

"Maksud lo?! Heh, lo minta tolong buat nyelesein masalah wabah virus itu, tapi lo ga minta tolong buat ngambil sampel itu, 'kan?!" sela Juki.

"Karena sampel itu yang akan membuatku menjadi penguasa semua samudera dan jagat raya, hahaha!" tawa Syrena licik. Siren sialan itu menatap pergelangan tangan mereka dan berkata, "Kalian tau? Itu bukan gelang pelindung, melainkan pelacak yang sudah aku rangkai agar bisa mengikuti kalian ke mana pun, ahahahah."

"Makhluk jahanam!" ejek Juki.

Dor!

Peluru yang dilayangkan Frapsy hampir saja mengenai Syrena. Namun dengan cepat para prajurit siren itu melindungi atasannya.

"Aku hanya butuh sampel itu!"

"Kami ga bawa sampelnya dugong!" sela Jeffrey.

Syrena terlihat emosi saat Jeffrey menyamakannya dengan dugong, siren tersebut tiba-tiba mengirimkan ombak yang lumayan besar dan menghantam kapal mereka.

"Huu, baperan! Kami mati juga gak apa, setidaknya kami mati bareng-bareng. Dan yang lebih penting, kamu mati karena kebaikan, gak usah sok iye lo kambing!" tutur Juki sombong.

Syrena menggeram. "Kalian ... rasakan in—arrgh!" Siren tersebut terlempar beberapa meter saat sebatang tombak mendarat mulus di bagian dadanya.

Sontak hal itu membuat Frapsy dan lainnya terkejut. Frapsy berlari dan melihat Bima beserta beberapa anggota suku menghampirinya menggunakan kapal dan senjata tajam sebagai sakunya.

"Pak Bima!" teriak Frapsy senang.

***

The IslandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang