Siang ini, Frapsy dan Juki diperintah oleh Bima untuk mencari bahan-bahan yang telah didaftar. Mereka berdua kembali mengisi peluru dan bergegas turun ke bawah dengan bantuan tali yang sempat mereka gunakan sebelumnya.
"Hati-hati!" teriak Bima dari atas pohon.
Kedua insan itu mengangguk dan melambaikan tangannya. Sembari berjalan, Frapsy melihat daftar bahan yang ada di tangannya sedangkan Juki menebas tumbuhan liar yang menghalangi jalan mereka.
"Kita harus cari ... anggur hutan, daun sirih, jahe, apel ungu, sama ... empedu ular kobra?!" jerit Frapsy saat membaca bahan terakhir yang harus mereka cari.
Juki menghentikan kegiatannya dan menengok ke arah kertas yang Frapsy pegang. "Seriusan?! Astaga ... kita waktu touring nemu ular kobra aja lari, lah ini disuruh ngambil empedunya," keluh pria itu sembari berjalan lesu.
Frapsy mengusap wajahnya frustasi. "Cara supaya ga pegang racunnya aja kita ga ngerti, mau cari caranya di internet juga percuma, gak ada sinyal sama daya," imbuhnya.
"Kayaknya kalau pegang racun ular doang gak apa-apa, deh. Kecuali itu racun masuk ke dalam tubuh."
"Beneran?"
"Iya, beneran, percaya aja deh sama gue, sekarang gue ahlinya," celetuk Juki sombong.
Frapsy memutar bola matanya dan mengajak Juki melanjutkan perjalanan. Sesekali mereka memperhatikan sekeliling kalau saja ada bahaya yang tengah mengintai mereka.
Sssstt.
Baru saja mereka membicarakan soal ular kobra. Hewan yang dimaksud ternyata ada di hadapan mereka.
Dor!
Juki menembak kepala ular tersebut tepat di bagian matanya. Frapsy dengan cepat menembakinya dengan pistol magnum kemudian berlari terbirit-birit bersama Juki.
Ketika dirasa telah cukup aman, mereka berdua berhenti dan menatap satu sama lain. "Kok kita lari, sih?" tanya Frapsy.
"Aduh, iya juga. Harusnya tembak terus," sahut Juki dengan nafas yang terengah-engah.
"Ah, kamu sih lari duluan! Jadinya aku ikutan lari," kesal si gadis.
"Gue takut!"
"Ya sama!" balas Frapsy lalu mengisi peluru di pistolnya. "Ayo balik lagi." Gadis itu kembali berlari menuju tempat mereka menembak ular kobra tak berdosa tersebut.
Juki mengangguk dan menyusul Frapsy. "Tunggu!"
Tak membutuhkan waktu lama, keduanya telah melihat ular kobra itu yang sudah mati dan tidak bergerak.
Frapsy berjalan perlahan mendekatinya namun Juki langsung menahan lengan gadis itu. "Jangan coba-coba, tembak dulu."
"Jangan di-"
Dor!
Frapsy menghela nafasnya berat. "Harusnya jangan ditembak! Mendingan pakai batu aja, ngabisin peluru aja!"
"Peluru lebih efektif," cakap Juki. Pria itu kemudian berjalan mendekati ularnya dan segera membelah tubuh si kobra menggunakan pisau yang ia bawa.
Sang gadis mendekati Juki seraya bergidik ngeri. "Empedunya yang mana?"
Juki mengambil sebuah bagian organ tubuh ular tersebut dan menunjukkannya kepada Frapsy. "Nih, empedu."
"Eeww, jauhin dari aku!"
Pria itu mengangkat bahunya kemudian mengambil satu kantung plastik yang sempat ia bawa tadi dan memasukkan empedu tersebut ke dalamnya.
"Satu empedu cukup gak?" tanya Frapsy.
"Dicukup-cukupin aja lah," jawab Juki.
Frapsy mengangguk. "Yaudah, ayo cari bahan lainnya," ajak gadis itu.
"Ayo."
***
![](https://img.wattpad.com/cover/241730287-288-k642077.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Island
AdventureAtmanya menelaah dimensi yang terguncang, di pulau abnormalitaslah ia dan kawan berpetualang. Satu yang ditanyakan, akankah mereka kembali dengan riang? Warning! NSFW 17+