Mentari telah menghilangkan wujudnya di ufuk barat, kini waktunya Frapsy dan kawan-kawan merehatkan diri setelah bermain-main di laut lepas.
Rencananya, mereka akan mengadakan acara bakar-bakar ikan di halaman penginapan, untungnya mereka diberi ijin oleh sang pemilik dan diberi alat untuk memanggang.
Jeffrey dan Juki ditugaskan oleh Frapsy untuk membeli ikan segar kepada para nelayan yang baru saja menyelesaikan tugas melautnya, sedangkan Helene ditugaskan Frapsy menyiapkan alat dan bahan. Tugas Frapsy hanya membuat bumbu, itulah keahliannya yang lain.
"Frap, ini apinya udah mau jadi. Jeffrey sama Juki kok belum balik-balik?" tanya Helene yang sedang mengotak-atik alat pemanggang.
Frapsy menghela nafas. "Kayak gak kenal mereka aja, ya pasti mereka petakilan kesana kemari dulu, Lene," jawab Frapsy sembari mengaduk-aduk bumbu.
Helene mengangguk dan kemudian berpikir sejenak. "Besok kita masih disini?"
Frapsy mengangguk. "Iya, sebentar. Kita pagi cari oleh-oleh dulu, jangan sampai kesiangan soalnya kita harus ke Bandara Syamsudin Noor lagi," jawabnya.
"Yah ... pulang dong?" keluh Helene murung.
"Nggak, kita ke Lombok." Frapsy menjawab.
Helene terlihat terkejut dan membulatkan mulutnya. "Hah?! Ke Lombok?"
"Iya, kita touring di Lombok bareng bang Dirga. Belum aku kasih tau, ya?" tanya Frapsy dan dibalas gelengan oleh Helene.
"Oh, iya. Waktu itu kamu masih tidur." Frapsy menepuk keningnya sembari terkekeh.
"Bang Dirga ngasih taunya pagi?"
"Iya," jawab Frapsy lagi. Helene benar-benar banyak tanya.
Tak lama kemudian, Jeffrey dan Juki telah membawa seplastik ikan penuh lengkap dengan cumi-cumi di dalamnya, meski mereka berkelamin pria, namun mereka ahli menawar harga.
"Nih, ikannya." Jeffrey menyodorkan plastiknya dengan nafas yang tersengal-sengal.
Juki mendudukkan tubuhnya di rumput dan mengusap keringan di wajahnya. "Haduh, capek banget."
Frapsy meringis kecil dan berucap, "Baru disuruh nyari ikan doang udah ngos-ngosan?" tanyanya meremehkan.
"Heh! Kerjaan kita berdua banyak, ya! Turun bukit, nyari nelayan, nawar harga, terus naik bukit lagi. Lo pada juga bengek kalau jadi kita," tutur Juki kesal.
"Bener banget apa kata Juki," ujar Jeffrey mendukungnya.
"Yang milih penginapan di atas bukit siapa emang?" tanya Frapsy dengan spatula di tangannya.
"Ga tau, setan kali," jawab Juki sembari mengalihkan pandangannya.
"Alah," sahut Helene. "Tuh, udah jadi apinya."
"Jeff, bersihin ikannya!" titah Frapsy.
Jeffrey menunjuk dirinya sendiri. "Gue?"
"Bukan, ubur-ubur!" balas Frapsy geram.
Jeffrey menghela nafasnya. "Huft, untung bukan gue."
Buk!
"Aduh!" Jeffrey meringis kala sebuah sendal mendarat dengan mulus di pipinya.
"Mampus!" Juki tertawa terbahak-bahak.
"Cepetan! Tinggal dicuci doang juga, sisiknya juga udah dibersihin disana, 'kan?" ujar Helene sambil mengambil sendalnya kembali.
"Serah deh, pokoknya porsi gue paling banyak!" kata Jeffrey kemudian berlalu masuk ke penginapan untuk membersihkan ikan.
"Enak aja! Gue yang paling banyak!" balas Juki dan menyusul Jeffrey
KAMU SEDANG MEMBACA
The Island
DobrodružnéAtmanya menelaah dimensi yang terguncang, di pulau abnormalitaslah ia dan kawan berpetualang. Satu yang ditanyakan, akankah mereka kembali dengan riang? Warning! NSFW 17+