Syrena mengayunkan tangannya seraya memejamkan mata dan membaca mantra. Sesekali siren itu meringis kala ia kesakitan merasakan lukanya.
Byur!
Terlihat Dirga dan Agus keluar dari dalam laut dan ditaruh di kapal. Mereka berdua terlihat pucat dan seperti tidak memiliki kehidupan.
Ingin rasanya Frapsy berlari menghampiri mereka berdua, namun Juki menahannya agar Syrena menyembuhkan Dirga dan Agus.
Syrena memutar-mutar tangannya tepat di atas wajah Dirga dan Agus, sesekali ia meniupkan wajah mereka berdua dengan tujuan yang tak diketahui oleh manusia.
"Uhuk-uhuk!" Dirga dan Agus terbatuk-batuk bersamaan. Dari mulut mereka berdua keluar air laut yang lumayan banyak, tubuh yang awalnya pucat perlahan menjadi normal setelah keluarnya air.
"Abang!" Frapsy berlari dan langsung memeluk kedua seniornya. Jeffrey, Juki, dan Helene ikut menyusul Frapsy dan memeluk Dirga beserta Agus yang terlihat masih lemas.
Dirga tersenyum. "Gue gak apa-apa," ujarnya lemas.
"Jangan banyak omong, Bang," tegur Jeffrey yang terlihat masih khawatir.
"Aduh ... kita di mana?" tanya Agus yang masih linglung.
"Di surga," jawab Juki bercanda dan dibalas pukulan ringan oleh Helene. Juki meringis dan menatap Helene sinis.
Bima beserta beberapa rakyatnya menatap kejadian haru yang terpampang jelas di hadapan mereka. Sang ketua suku mendekati mereka berenam dan berkata, "Semoga kalian selalu dilindungi. Saya pergi dulu, sampai ketemu nanti."
Dirga dan Agus menatap pria paruh baya yang ada di depannya, mereka berdua tak tau ia siapa sehingga mereka hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.
"Terimakasih sudah membimbing kami, Pak," ujar Jeffrey.
Bima tersenyum. "Terimakasih kembali. Syrena, ayo kubantu," ujarnya sambil membantu Syrena bangkit.
Setelah siren tersebut diletakkan ke perahu, Bima dan para rakyatnya berlalu pergi sembari melambaikan tangannya diikuti oleh beberapa prajurit Syrena yang masih sanggup untuk berenang mengikuti ketuanya.
"So ... kita pulang?" tanya Helene.
"Pulang!!!" jerit Frapsy kegirangan.
Jeffrey kembali masuk ke ruang kemudi kapal. "Let's go!"
"Ashiap, mantap!" sahut Juki.
Dirga dan Agus hanya bisa tersenyum lemas, mereka tak terlalu sanggup untuk berbicara saat ini. Tapi ini lah yang mereka tunggu-tunggu, berkumpul kembali.
Waktunya pulang, para petualang.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
The Island
AventuraAtmanya menelaah dimensi yang terguncang, di pulau abnormalitaslah ia dan kawan berpetualang. Satu yang ditanyakan, akankah mereka kembali dengan riang? Warning! NSFW 17+