Ceklek
Frapsy baru saja mengisi peluru magnum yang telah diolesi penawar virus. Gadis itu mengusap-usap gelang terumbu karang yang sempat diberikan Syrena kepadanya. "Apa bener ini bisa bantu kami dari bahaya?"
Juki menepuk pundak Frapsy hingga gadis itu tersentak kaget kemudian mengusap dadanya. "Kenapa?"
Frapsy menggeleng dan menjawab, "Nggak yakin aja sama gelang ini."
"Udah gue bilang jangan diambil, masih aja ngotot," celetuk Juki yang mendudukkan dirinya di sebelah Frapsy.
Bima tiba-tiba menghampiri mereka berdua dan mengatakan jika sudah waktunya untuk segera beranjak dari rumah pohon rahasia ini. Dengan cepat, kedua insan itu segera turun ke bawah dengan bantuan tali.
"Gue harap, kita semua gak apa-apa," ujar Jeffrey yang sudah berada di bawah bersama Helene sedari tadi.
Frapsy mengangguk. "Semoga. Apapun yang terjadi, kita harus sama-sama. Cause we are ...,"
"The adventure team," sahut Jeffrey, Juki, beserta Helene.
Jeffrey mengulurkan punggung tangannya. "My life."
Frapsy beserta kedua temannya pun ikut mengulurkan tangannya. "My advan—"
"My advanture!" sahut Bima tiba-tiba yang ikut mengulurkan punggung tangannya.
Mereka semua tergelak kemudian bertepuk tangan.
***
Frapsy dan Juki telah berhasil mengendap-endap menuju gerbang di bagian belakang. Di sana, tak ada siapapun yang menjaga. Namun mereka berdua tetap harus waspada. Keduanya menatap satu sama lain kemudian mengangguk.
Brak!
Dor-dor!
Frapsy dan Juki dengan segera menembak lengan para penjaga yang ada di ruangan tersebut, setelah itu, mereka berlari dan bergegas membuka botol berisi vaksin kemudian memaksa mereka meminumnya.
Kedua penjaga tersebut tak sadarkan diri, Frapsy dan Juki membiarkannya dan bersiap mendobrak pintu selanjutnya yang ada di hadapan mereka. Sepertinya, di balik pintu ini terdapat ruangan besar atau bisa disebut aula.
"Siap-siap, Frap," ucap Juki.
"Pasti."
Mereka berdua berhitung, saat hitungan ketiga, keduanya menendang pintu tersebut hingga terbuka lebar di hadapan.
Ternyata, di sana mereka tengah berkumpul. Tak lupa pula terdapat Gema yang sedang berdiri di tengah-tengah. Pria berjubah itu menatap Frapsy beserta Juki dengan geram dan menunjuk mereka berdua menggunakan jari telunjuknya.
Brak!
Luar biasa, di seberang mereka, Jeffrey dan Helene menampakkan dirinya dengan gagah berani. Gema menolehkan kepalanya ke arah mereka berdua dan mulai meraung.
Ssat!
Tepat sasaran! Anak panah Bima mendarat dengan mulus di lengan Gema. "Gema! Ayo kejar saya!" panggil Bima dari lantai dua menara.
"Grrrr ... Bima! Laroesa ne fora do!" ujar Gema menunjuk Frapsy dan keempat lainnya dengan pandangan menghadap pengikut-pengikutnya.
"Do!!"
Puluhan orang mulai memencar menyerang Frapsy, Jeffrey, Juki, dan Helene. Gema mengejar Bima yang telah pergi dari menara dan menuju hutan di bagian timur.
Dor!
Suara tembakan pistol benar-benar menyertai menara, Frapsy telah menembakkan belasan pelurunya hanya untuk pengikut-pengikut Gema.
"Tembak semuanya dulu!" teriak Frapsy.
Dor-dor!
"Ah, bangsat!" jerit Juki emosi karena tak bisa mengontrol rifle-nya dengan benar karena senjata miliknya memang lebih besar daripada yang lain.
Frapsy sesekali membantu Juki yang kesulitan menggunakan rifle miliknya, sehingga gadis itu harus berputar badan 360 derajat setiap saat untuk menembakkan pelurunya.
"Thanks, Frap!"
Frapsy menengok ke arah Juki sekilas. "My pleasure."
Jeffrey telah menuntaskan bagiannya. Pria itu berlari ke arah Helene dan membantu gadis berambut pirang menembak para manusia-manusia gila yang berada di dekatnya.
Dor-dor!
"Reload!" titah Jeffrey sembari membantu Helene.
Helene mengangguk dan mengisi kembali pelurunya. "Mulai tumbang!" sahut gadis itu kala melihat beberapa orang di bawah kuasa Gema mulai tidak berdaya.
"Helene, paksa minum! Aku yang ngurus penawarnya, cepat!" desak Frapsy yang sedang berlari dari satu sisi ke satu sisi untuk membantu Helene menyelesaikan bagiannya.
Dor!
"Arrghh!" teriak Frapsy frustasi ketika peluru yang ada di pistol habis. Gadis itu tergesa-gesa mengambil peluru dari dalam tas dan memasukkannya ke dalam pistol magnum.
Helene telah menghabiskan lima botol vaksin untuk orang-orang yang tak sadarkan diri di sekitarnya. Gadis itu tanpa jijik membuka paksa mulut pengikut-pengikut Gema agar mereka mau meminum vaksin yang telah Bima racik.
Di sisi lain, Juki terpaksa menendang para musuhnya agar ia bisa leluasa menembak dengan rifle. Tersisa enam orang lagi dan ia harus menembak lengan mereka dengan peluru yang sudah diolesi penawar virus. "Sadar woy!"
Dor-dor!
Jeffrey membantu Juki yang sedikit kesulitan. Pria itu menembak peluru shotgun ke tiga orang yang sedang berusaha menerkam Juki.
Juki yang melihat Jeffrey pun tersenyum dan mengacungkan jempolnya. "Mantap!"
Dor dor!
Akhirnya, mereka semua telah habis. Bersamaan dengan Frapsy yang baru saja terduduk lemas setelah pertarungan sengit tadi.
"Aduh," keluh Frapsy.
Frapsy mendekati orang-orang yang baru saja ditembaknya dan memaksa mereka meminum ramuan yang ia bawa. Jeffrey beserta Juki juga melakukan hal yang sama, kedua pria tersebut menghabiskan kurang lebih empat botol ramuan vaksin yang diracik oleh Bima.
"Akhirnya." Helene terduduk lemas di sudut ruangan kemudian mengusap peluh yang bercucuran di pelipisnya.
Frapsy berdiri dengan sekuat tenaga. "Guys ...," panggil gadis itulah dengan tangan yang direntangkan.
Jeffrey, Juki, beserta Helene berlari ke arah Frapsy dan berpelukan satu sama lain.
"Gue bangga sama kalian semua," cakap Jeffrey.
Juki menepuk-nepuk pundak Jeffrey dan Frapsy. "Good job."
Helene mengusap air matanya kemudian berkata, "Makasih buat semuanya."
Frapsy mengangguk samar dan bertepuk tangan. Gadis itu terkekeh kecil kemudian tersenyum lebar. "Sekarang, kita susul pak Bima."
Juki menghela nafasnya berat dan menyahut, "Gue capek, banget. Tapi mau gak mau harus susul beliau, 'kan?"
Helene mengangguk. "Ayo!"
"Kuy!" sahut Jeffrey.
Mereka berempat berlari ke luar menara dan meninggalkan penduduk-penduduk suku yang masih belum menyadarkan diri.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
The Island
AventuraAtmanya menelaah dimensi yang terguncang, di pulau abnormalitaslah ia dan kawan berpetualang. Satu yang ditanyakan, akankah mereka kembali dengan riang? Warning! NSFW 17+