Hari pertama menjalani kegiatan belajar disekolah sebagai siswa tingkat dua di sekolah menengah akhir. Zidan Pradita atau yang akrab disapa Zidan itu berjalan gontai menuju parkiran sekolah sambil memainkan sebuah bola basket yang berada ditangannya
Hari ini cukup melelahkan, setelah selesai kegiatan belajar di kelasnya dia langsung melanjutkan ekstrakulikuler basketnya. Zidan merupakan captain team basket disekolahnya, makanya tak jarang pula wanita sepantarannya, adik tingkat atau bahkan kakak tingkatnya berebut meminta nomor handphonenya. Zidan memang terkenal dengan badboy nya, tetapi dia tidak dengan sembarang memberikan nomor handphone nya, karena menurutnya itu adalah privacy
Tidak, sebenarnya Zidan sedang mengincar satu wanita—anak kelas sebelah yaitu Tiara. Zidan sudah mengincarnya saat mereka pertama kali berpapasan di kantin dan itu terjadi satu tahun lalu atau lebih tepatnya awal memasuki sekolah menengah akhir ini. Saat itu Tiara sedang menjalin hubungan dengan kakak kelasnya—yang sekarang sudah lulus bernama Agam, sesuai nama nya yang berarti kuat—hingga tak ada satu pria pun yang berani mengganggu hubungan mereka. Agam juga captain team basket di masanya
Satu sekolah tidak ada yang tidak mengetahui hubungan mereka, bahkan pengajar—guru pun tau karena di sekolah, Agam memperlakukan Tiara bak seorang putri raja. Agam selalu mengutamakan kepentingan Tiara diatas kepentingan apapun. Bahkan saat turnamen basket diadakan antar sekolah menengah atas, Agam lebih mengutamakan untuk merawat Tiara yang sedang sakit. Agam rela melawan coach nya dan mempertaruhkan jabatan nya di team basket
Tetapi sayangnya hubungan mereka kandas saat Agam terperangkap sedang melakukan kencan dengan wanita—teman sekelasnya
"Siapa pria yang berani menyelingkuhi wanita secantik Tiara selain dia? Hanya pria tak waras yang melakukan itu" Zidan bermonolog sambil menaiki BMW Z4 berwarna biru yang terparkir gagah di halaman sekolah
Sekolah mereka memang membebaskan para siswa dan siswi nya untuk membawa kendaraan apapun, selagi di izinkan oleh para orangtuanya
Zidan menginjak gas nya, dan memainkan setir nya menuju tempat bimbel yang sudah dia lakukan selama satu tahun terakhir. Kesibukannya bertambah sejak memasuki sekolah menengah atas, waktu bermainnya harus terbagi dengan belajar tambahan. Orangtua Zidan menginginkannya untuk melanjutkan study di luar negri dan tinggal menetap disana, maka dari itu Zidan harus belajar dengan tekun dan mengurangi hobi nya yaitu bermain basket
Mobil mewah itu terparkir dengan rapih, Zidan yang saat ini masih menggunakan seragam sekolah lengkap dengan jas almamater nya menabah kesan gagah
Zidan menaiki satu persatu anak tangga sambil melirik jam tangan nya. Pukul 16:30 seharusnya dia sudah merebahkan diri diatas tempat tidur, atau sedang duduk manis di depan playstation
Tetapi rasa malas nya menghilang setelah melihat di dalam ruang kelasnya sedang duduk seorang wanita yang dia pikirkan tadi
"Tiara" sapa nya
"Oh hai.. Zidan ya?" tanya Tiara memastikan
"I-iya benar.."
"Bagaimana kau tau namaku?" tanya Zidan dengan suara berbisik sambil menggaruk tengkuk nya yang tak gatal"Astaga ayolah.. kau ini captain team basket sekolah. Bagaimana aku tidak mengetahui namamu, sedangkan hampir seluruh siswi membicarakan ke tampanan mu"
Zidan sedikit terkejut melihat respon Tiara. Ini pertama kali mereka berbincang, dan Tiara sudah sewelcome itu padanya. Tidak heran mengapa banyak pria jatuh hati padanya
"Kau mengikuti belajar tambahan di tempat ini juga? Ah maaf.. kau tidak keberatan kan jika aku duduk disebelahmu?" tanya Zidan sambil meletakan tas nya di bangku tepat sebelah Tiara
"Tidak.." jawab Tiara lembut
"Jadi apa alasanmu? Bukankah kau yang menduduki peringkat pertama pada juara umum di sekolah? Kau sudah sepintar itu dan masih membutuhkan fasilitas belajar tambahan?"
"Ayolah jangan berlebihan.. siapapun dapat menggeser peringkatku jika aku tidak belajar dengan giat"
Zidan dibuat terkejut dengan jawaban yang Tiara lontarkan. Sangat berbanding terbalik dengan apa yang Zidan lakukan, sibuk bermain basket serta playstation dirumah dan hanya belajar kita ada tugas ataupun tes saja
"Oh iya, kapan ini akan mulai?" tanya Tiara yang kini sibuk bermain social media
"Mungkin sebentar lagi.. "
Bel pun berbunyi, menandakan waktu untuk dimulainya belajar tambahan
Entah mengapa kali ini Zidan merasa sangat bersemangat. Mungkin karena ada Tiara disampingnya. Tetapi Tiara terus menunduk karena sibuk mencatat materi yang disampaikan, sesekali mendongak hanya untuk bertanya sesuatu yang tidak dia mengerti
Melihat Tiara yang sangat aktif dalam belajar, hal itu memberikan energy positive pada Zidan. Zidan yang biasanya hanya bermain game online di handphone nya, kini sibuk memperhatikan pengajar yang sedang memberikan materi didepan kelas. Jika terdapat sesuatu yang tidak dimengerti, dia justru menanyakannya pada Tiara dan memintanya untuk menjelaskan kembali sampai dia mengerti
Tak dirasa waktu sudah menunjukan pukul 18:00 artinya jam belajar tambahan pun selesai, artinya pula Zidan harus berpisah dengan Tiara dan menunggu esok hari agar bisa bertemu kembali di sekolah
"Bagaimana persiapan olimpiade mu?" tanya Zidan saat mereka sedang menuruni anak tangga
"Olimpiade? Kau tau itu?" Tiara berbalik tanya
"Pagi tadi kepala sekolah mengumumkan siapa saja siswa yang mengikuti olimpiade. Tidak mungkin aku tidak mendengar namamu yang pertama kali disebutkan oleh kepala sekolah" ucap Zidan diakhiri dengan cengiran khas nya
"Respon mu terlalu berlebihan Zidan. Aku tidak sepintar itu asal kau tau" ucap Tiara yang berusaha menahan semburan merah di pipi nya
"Oh ya?? Bagiku kau pintar dan sangat pintar. Jika tidak, jelaskan dimana letak ketidakpintaranmu itu?"
"You know.. aku sempat mengalami hal yang tidak mengenakan in the world of love" ucap Tiara yang berakhir murung
"Ah—baik kita tidak akan membahas ini" ucap Zidan tak enak hati
"By the way langit sudah mulai gelap. Apa kau membawa kendaraan saat kemari?" Zidan sedikit menundukan kepala untuk melihat Tiara karena perbedaan tinggi mereka yang sangat banyak
Tiara menggeleng sambil mempout kan bibirnya sebagai jawaban. Gemas. Zidan ingin sekali menciumnya saat ini juga
"Tidak usah khawatir, aku dijemput oleh seseorang" jawabnya yang tiba-tiba berubah ceria kembali
"Who is..?"
Sebuah Audi RS5 berwarna merah menarik perhatian seluruh siswa dan siswi yang sedang berkerumun di halaman. Seorang pria tampan bertubuh kekar dan tinggi keluar dari dalam mobil. Dia juga menggunakan seragam sekolah dan jas almamater yang sama dengan Zidan dan Tiara
"Sudah selesai?" tanya orang tersebut
Tiara pun mengangguk gemas seperti anak kecil
Orang tersebutpun mengacak-acak pucuk rambut Tiara
"Kita pergi sekarang?" tanyanya sambil menggenggam tangan Tiara
"Maaf aku pergi dulu, senang berteman denganmu" ucap Tiara pada Zidan
"Ah iya.. hati-hati" ucap Zidan saat Tiara mulai melangkah memasuki Audi merah itu
Zidan pun memperhatikan mobil merah itu sampai meninggalkan halaman. Setelahnya Zidan pun ikut memasuki mobil nya dan kembali pulang karena hari makin gelap dan dia harus segera mengistirahatkan badannya
Dalam perjalannya, pikiran tidak fokus. Dia berkali-kali mendapat teguran dari pengendara mobil yang lain. Dia memaksa otaknya untuk mengingat-ingat orang tersebut. Beruntung Zidan sempat membaca name tag yang tertera jelas di almamaternya, 'Awan Alona'
"Aku harus berhati-hati denganmu"

KAMU SEDANG MEMBACA
Regret: Yes or Yes?
Short Story[BEFORE] My Partner Sex is My Ex-Boyfriend "Regret: Yes or Yes?" menceritakan bagimana Tiara dan Zidan dipertemukan, dan juga berakhir. Zidan yang dicap sebagai badboy sejagat raya meminta Tiara untuk menjadi ke kasihnya. Dan setelah beberapa lama m...