Keesokkannya Nara berangkat sekolah dengan berjalan kaki, dia akan melakukan ini selama satu minggu. Anggap saja hukuman yang dia berikan pada dirinya sendiri
"Jangan pingsan seperti kemarin Nara, Hwaiting. Kau yang memutuskan ini sendiri" monolog Nara
Dia berjalan dengan mendengarkan musik, bergerak di trotoar tanpa rasa malu. Tempat kosong yang berada dibawah tangga adalah tempat latihan dance para abangnya saat diindonesia, dan kini Nara menggunakannya tanpa sepengetahuan para abangnya
Sesampainya didepan gerbang sekolah, Nara melepas earphonenya dan menaruhnya dileher. Dia berjalan masuk menyusuri koridor kelas, lagi dan lagi seseorang merangkulnya. Beomgyu.
"Lepas Beomgyu" ucap Nara sambil melepaskan rangkulan Nara
Beomgyu menggaruk tengkuk lehernya, dia jadi salah tingkah karena kelakuannya sendiri.
"Nara, aku boleh menanyakan sesuatu?" tanya Beomgyu sambil tersenyum
"Boleh, tanyakan saja" jawab Nara
"Kemarin apa benar kau yang membelikan untuk kami?" tanya Beomgyu
"Ne, ottokke? Enak?"
"Mashitaa, apa kau sangat bersenang-senang kemarin? dia tidak melakukan hal aneh bukan? dia baik kepadamu?" ucap beomgyu sambil memegang kedua pundak Nara. Mereka berhenti berjalan sebentar
"Ne, aku sangat bersenang-senang. Dia tidak melakukan hal aneh, dia benar-benar baik kepadaku. Waeyo?" ucap Nara
"Ah benar? K-kalian tidak mempunyai hal yang spesial bukan?" tanya Beomgyu hati-hati
"Yaa Beomgyu-ahh. Apa yang kau bicarakan? Aku, kau, huening, shana dan yula adalah teman. Jadi jangan berfikir berlebih, sudah ayo kita lanjutkan jalannya" ucap Nara kemudian berjalan terlebih dahulu
Dibelakang Nara, Beomgyu mengangkat kedua tangannya ke udara. Bersorak senang dalam hati
"Yess"
Kemudian Beomgyu menyusul Nara yang sudah terlebih dulu masuk kedalam kelas. Dia masuk kedalam kelas dengan menari senang, Yula yang melihatnya menatap Beomgyu sinis.
"Aishh ada apa dengan laki-laki ini? Sudah pagi tapi tingkahnya sudah membuat orang geleng kepala" ucap Yula, yang didengar oleh Beomgyu
"Kenapa? Kau tidak suka?" ucap Beomgyu
"Tidak, kau seperti anak kecil"
Rutinitas pagi Beomgyu dan Yula adalah berdebat. Tidak ada pagi tanpa perdebatan mereka berdua, tapi jika sudah menjelang waktu pulang mereka akan saling merangkul seperti kehabisan baterai dan saling mengisi
"Ya! Sudahlah kalian bisa tidak satu pagi saja kalian berdamai? Beomgyu duduk ditempatmu, atau kau akan kupindahkan kedepan" ucap Huening yang memisahkan mereka
"Aishh, baiklah. Aku akan duduk dan diam" setelah itu Beomgyu benar-benar diam dan tidak berbicara sama sekali
Sedangkan Yula dia ditahan oleh Shana, sejujurnya bukan ide bagus memindahkan Beomgyu ke kelas ini. Karena Yula dan Beomgyu sudah sering bertengkar didaerah rumah mereka.
"Nara bisa kita bicara?" tanya Huening
"S-sepagi ini Huening?" tanya balik Nara
"Tidak, tapi nanti istirahat ada yang ingin ku bicarakan" jawab Huening
"Mmm baiklah, tapi jika kedua temanku bersamaku tidak apa bukan?" Huening tampak berpikir, kemudian mengangguk. Dia melirik Beomgyu yang diam-diam menguping pembicaraan mereka
"Jika kau ingin ikut juga diam saja disitu sampai bel istirahat. Dan jangan bolos mata pelajaran" ucap Huening lalu berjalan menuju bangkunya
******
"Hueningkai, bisa kau bantu miss membawa buku ini ke kantor?" tawar Miss Zein, tidak ada jawaban dari Huening, pria itu menelungkupkan kepalanya"Hueningkai!!!!" panggil Miss Zein dengan nada tinggi. Huening bangun dan menatap datar Miss Zein
"Jangan tidur Huening. Bantu saya membawa buku-buku ini ke kantor"
"Beomgyu saja Miss" tolak Huening
"Baiklah, Beomgyu tolong bawakan buku ini ke kantor. Tidak ada penolakan, dan selamat beristirahat" ucap Miss Zein kemudian keluar dari kelas
Beomgyu yang pasrah membawa buku tersebut ke arah kantor, sebelumnya dia menatap sinis Huening yang sedang menatapnya juga tapi datar.
Huening bangun dari tempat duduknya, kemudian mengambil tasnya. Berjalan menuju belakang tempat Nara berada, kemudian menaruhnya dimeja Nara
"Apa kau ingin bolos Huening?" tanya Nara, dibalas gelengan kepala oleh Huening
"Aku hanya ingin pindah tempat duduk" jawab Huening
"Baiklah, jadi apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Nara
Huening melihat sekitar, tersisa beberapa orang dan Beomgyu belum kembali
"Tunggu Beomgyu" ucap Huening. Sekitar lima menit menunggu Beomgyu akhirnya pria itu datang dan langsung duduk dibangkunya
"Jadi apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Nara lagi
"Hmm bagaimana jika minggu ini ke kebun binatang?" tawar Huening
"Ini Huening bukan? Apa kau sakit? Yaa! Kau saja tidak pernah kesana, saat kami mengajakmu" ucap Beomgyu membongkar sedikit perilaku Huening
"Aku akan menanyakan keluargaku terlebih dulu. Hanya kita saja atau ada yang lain?" tanya Nara, Huening melirik Beomgyu sebentar
"Kau ajak saja juga yang lain. Ahjumma dan Ahjussi boleh kau ajak, aku akan mengajak yang lainnya juga"ucap Huening
"Baiklah, jika boleh aku akan mengechat mu. Shana dan Yula bagaimana?" tanya Nara
"Kami ikut saja" ucap Shana, dan diangguki oleh Yula
"Beomgyu, kau pindah sana" usir Huening
"Ha? Pindah?" tanya Beomgyu yang bingung
"Iya, kedepan" balas Huening
"Aishh tapi kau tadi bilang tidak akan memindahkanku" omel Beomgyu
"Hari ini saja, aku sangat mengantuk" ucap Huening. Dengan berat hati Beomgyu pindah ke bangku Huening. Jika Yeonjun tidak memintanya untuk menuruti apa kemauan Huening pasti dia akan berdebat
Huening tersenyum tipis untuk merayakan kemenangannya. Entah sejak kapan dia sangat ingin dekat dengan Nara, setidaknya satu hari ini dia akan menatap Nara
"Kau diam saja disini. Temani aku tidur" ucap Huening lirih kemudian tidur menghadap Nara
Sedangkan Nara bingung harus apa, dia tidak akan ke kantin karena dia membawa bekal. Bang Jin sangat tidak suka jika Nara jajan sembarangan jadinya dia selalu membawa bekal bahkan di umur ini
Nara menelfon Ahjumma untuk meminta izin pergi ke kebun binatang, senyum terbit dari wajah Nara. Huening yang pura-pura tertidur melihat senyum Nara
Nara menjadi kunci pengubah sifatnya, dia dulu yang tak tersentuh kini dengan mudah tersentuh.
"Gomawoo Ahjumma, Ahjussi. Arraseo, bye" ucap Nara dan dia selesai menelfon
Netranya melihat sekitar kelas, dia lega karena bukan hanya mereka berdua saja yang istirahat didalam kelas. Ada beberapa murid yang Nara tidak kenali.
Dia teringat Lisa, Nara sangat penasaran bagaimana keadaan Lisa kali ini setelah dia menolak Bang Jeykey. Dia teringat saat itu dia bukan ikut menangis tapi tertawa meledek Jeykey, dia tertawa diatas penderitaan abangnya sendiri
Nara terkekeh mengingat itu, netranya melihat Huening spontan saat Huening bergerak sedikit. Jika dilihat wajah Huening mengeluarkan aura yang tenang, Nara percaya siapa saja yang melihat wajah Huening saat ini akan merasakan ketenangan
KAMU SEDANG MEMBACA
Para Abang Tan ✓
FanfictionCerita ini mengandung unsur halu bagi para ARMY!! Gimana jadinya kalau kamu menjadi adik dari para lelaki yang akan menjadi legenda dunia? Yap! Nara adalah adik perempuan satu-satunya dari para bangtan dia ditinggal di indonesia dikarenakan suatu...