Penasaran?

321 27 0
                                    

Seperti yang dikatakan para abangnya kemarin, Nara hari ini tidak masuk sekolah dan bersantai dirumah

“Naraaa” panggil Jeykey dengan lembut, dia menghampiri kamar Nara

“Nee? Ada apa bang?” tanya Nara saat membuka pintu kamarnya

“Aaaaaaaaaaaa, bang jeykeyyyyyyy!!!!!!. Abangggggg. Bang jeykey nakallll” teriak Nara saat melihat jeykey memakai topeng seram tepat dihadapannya

Jeykey tertawa seraya melepas topeng yang dipakainya, Jhope keluar kamar karena mendengar teriakan Nara.

“Yaa! Ada apa lagi ini? Jeykey kau apakan Nara?”

“Aku tidak apa-apakan sungguh” ucap Jeykey sambil menyembunyikan topeng yang ia pakai tadi ke punggungnya

“Jjinjja?” tanya Jhope tidak percaya, Jeykey mengangguk

“Ya sudah, kalian berdua turunlah. Jangan menggangguku, aku ingin menyapa fans” ucap Jhope lalu masuk kedalam kamarnya

“Aishh, sudahlah kau turun cepat!” suruh Nara, dan berniat masuk kedalam kamar lagi. Tapi di cegah oleh Jeykey

“Inget kata bang Hobie, kita berdua disuruh turun” ucap Jeykey, Nara pasrah dan mengikuti jeykey menuju lantai bawah

******
Disekolah Shana dan Yula memperhatikan pintu kelas menunggu Nara untuk datang tapi hingga bel masuk berbunyi sama sekali Nara tidak datang dan ternyata Nara sakit

“Yula, bagaimana ini? Apa dia takut masuk karena kejadian kemarin?” tanya Shana bingung, keadaan kelas yang hanya beberapa murid itu tampak hening

“Kita juga tidak mempunyai nomer Nara bukan?” ucap Yula sambil mengotak-atik ponselnya

“Jika memang benar Nara tidak masuk karena kejadian kemarin, aku benar-benar akan memberi pelajaran pada Huening” ucap Shana

“Kau ingin memberi pelajaran apa? Aku ikut siapa tau aku bisa menanyakan juga” ucap Yula polos

“Dia benar-benar polos atau bodoh ya tuhan” lirih Shana, dengan membuang mukanya ke arah lain

Tiba-tiba saja Yula menggebrak meja, dan itu membuat orang yang berada di kelas melirik ke arahnya, begitupun Shana.

“Kau ini! Harus aku apakan dulu ha?? Sudah ku bilang jika mempunyai ide jangan menggebrak” ucap Shana menahan emosi

“Gomennasai, aku lupa hehe. Bagaimana jika kita menanyakan kepada Miss Zein? Dia pasti mau memberikan informasi kepada kita, diakan pasti mudah untuk di bujuk”

Shana memikirkan ide Yula yang sedikit gila, tapi bisa juga membantu. Walaupun Nara baru dua hari di sekolah ini dan berteman dengan mereka, tapi Shana sangat penasaran juga mengapa Nara tidak masuk

“Kau benar, ayo cepatlah” ucap Shana, lalu menarik Yula menuju ruang Miss Zein yang berada di gedung utama

Mereka berdua mengetuk pintu dan meminta izin masuk kedalam ruangan

“Miss kami boleh masuk?” ucap Yula

“Masuk!” mereka berdua membuka pintu dan masuk kedalam ruangan Miss Zein

“Ada apa Yula? Shana?” tanya Miss Zein

“Miss, Miss Zein kan baik, ramah, terus baik eh itu udah disebut deh. Cantik deh” ucap Yula

“Lalu?”

“Kita boleh minta biodata Nara? Cuman mau nomor telfon dia kok Miss, atau gak email dia, instagram deh Miss gak apa-apa” rayu Shana

“Kali ini saya tidak akan mengizinkannya, demi keselamatan saya” ucap Miss Zein

“Aihh, Miss biasanya kau pun akan memberinya dengan mudah” ucap Yula kecewa

“Jika meminta yang lain tidak apa, tapi tidak dengan Nara. Yang kalian maksud teman sekelas kalian bukan?” mereka berdua mengangguk

“Miss, ini terakhir. Shana sama Yula janji!!” ucap Shana

“Sebenarnya apa yang membuat Nara disembunyikan identitasnya? Apa keluarganya sangat penting di dunia ini?” tanya Yula, Miss Zein mengangguk tanpa kata

“Sebaiknya kalian keluar” ucap Miss Zein

Yula dan Shana yang menyerah, keluar dari ruangan tersebut. Shana terlihat termenung dengan wajah polosnya.

“Yula, apa kau tau dimana Nara berada? Maksudku rumahnya” tanya Shana, Yula menggeleng

“Dia hanya bilang, jika rumahnya dekat dari sini dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki”

Shana dan Yula pasrah, mereka berjalan kembali kekelas saat ingin masuk kedalam kelas mereka berpapasan dengan Huening

Shana menatap sinis Huening, sedangkan yang ditatap hanya berlalu tanpa beban.

“Bener-bener ya tuh anak. Belom aja kena hajar” dumel Shana sambil melihat Huening yang berjalan menjauh

******
Huening yang sedang berjalan menuju rooftop, teringat kejadian kemarin. Dia memang terlihat tidak memperdulikan ucapan Shana saat dikelas, tapi dia benar-benar memikirkannya

Ponsel Huening bergetar dan itu berasal dari Soobin.

“Ada apa?”

Langsung kerumah nanti. Kacau disini

“Hmm, baiklah”

Setelah telfon dari Soobin mati, dia menendang tembok dekat pintu rooftop.

“Apa salah Huening hidup? Kacau saja terus menerus. Arghh benar-benar kacau!!” ucap Huening frustasi

“Huening, sedang apa kamu disini?”

“Miss Zein”

“Jawab pertanyaan saya, sedang apa kau disini?” tanya Miss Zein sekali lagi

“Tidak melakukan apa-apa”

“Huening, apa ini karena keluargamu lagi?” tanya Miss Zein, Huening menatap tak percaya

“Miss tidak perlu mencampuri hidup saya” ucap Huening, lalu berjalan menuju pintu rooftop

Sedangkan Miss Zein hanya menatapnya khawatir, Huening sudah dianggap sebagai anaknya. Dia tau alasan mengapa Huening seperti itu.

******
“Kalau sampai betul, Huening penyebabnya aku gak akan diam Yula”

“Sabarlah, Shana. Huening sedang disini” ucap Yula dengan memelankan suaranya

“Tidak apa biar dia sadar!” ucap Shana emosi

Huening hanya menatap datar papan tulis, dia mengingat kejadian kemarin. Dimana Yeonjun mengajak kenalan Nara tapi perempuan itu malah ketakutan.

Apa dia benar-benar tidak masuk karena ku? Ini bukan salahku tapi Yeonjun pikir Huening, tapi dia tetap penasaran sebenarnya kenapa Nara tidak masuk sekolah

Para Abang Tan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang