Fatir pernah merasakan dunianya hancur dua kali. Rasanya seperti kau berada di tengah laut, kemudian ombak besar menerjang tubuhmu yang kecil nan ringkih itu. Tubuhmu masuk ke dalam gulungan ombak yang membuatmu kesulitan bernapas. Rasanya detik itu juga seisi paru-parumu sudah penuh terisi air, tidak ada tempat untuk menghirup udara. Lalu kau menjelma buih tanpa raga. Kau hilang tanpa suara.
Fatir pernah merasakan itu ketika Maha Mehendra meminta Amelia menandatangani surat cerai tepat di malam perayaan ulang tahunnya yang ke-15. Tawa yang seharusnya ada berganti jadi nestapa. Malam penting bagi Fatir berubah menjadi hitam bak jelaga. Di antara malam-malam yang lain, Maha Mahendra memilih memutuskan hubungannya dengan Amelia tepat di hari ulang tahunnya. Amelia sangat hancur, Fatir pun ikut serta.
Yang kedua kalinya ketika ia harus melihat Amelia yang murung hampir setiap hari. Wanita itu hanya bisa menangis meratapi kepergian laki-laki yang paling dicintainya. Di tengah-tengah besarnya rasa cinta Amelia terhadap Maha Mahendra, wanita itu harus berusaha mematikan perasaanya pada laki-laki itu meski itu sama saja membunuhnya.
Fatir tak pernah menyerah meyakinkan Amelia bahwa semua akan baik-baik saja. Meski Maha mengumumkan telah menikah lagi dengan wanita lain. Sebab Amelia masih punya Fatir yang akan selau mencintainya tanpa kata sudah. Meski Maha Mahendra sudah pergi, Amelia masih bisa mencintai Fatir yang akan selalu ada. Tapi Amelia gagal. Rasa cintanya pada Maha lebih besar daripada rasa cintanya pada Fatir sendiri.
Amelia jatuh sakit. Hati dan pikirannya tertinggal pada tahun 1998, tahun yang menjadi awal pernikahannya dengan Maha. Melupakan Fatir, melupakan semua yang telah dilaluinya bersama putra semata wayangnya. Selama tiga tahun ia harus melewati pahit itu sendiri. Tidak ada tempat yang dapat dijadikannya sebagai sandaran. Ia harus kuat meski nyatanya ia lemah setengah mati.
Fatir membenci Maha, ia membenci semua yang sedang terjadi. Ia menjelma makhluk kecil yang paling kesepian. Di dunia yang seluas ini, bahkan ia tak pernah lagi merasa dicintai. Orang-orang yang dicintainya pergi melupakannya yang harus merangkak sendiri mencari pertolongan.
Hingga, di tengah-tengah hidupnya yang berantakan itu, Megan datang. Gadis itu memberikan perhatian yang tak pernah Fatir dapatkan sebelumnya. Satu-satunya orang yang membuat Fatir merasa dicintai hanyalah Megan, gadis itu menjadi satu-satunya bahu untuk Fatir bersandar. Fatir yang haus akan cinta berjanji akan selalu membuat Megan berada di sisinya.
Ia akan lakukan apa saja agar gadis itu tetap bersamanya. Semua permintaan Megan meski tak masuk akal akan Fatir turuti. Apapun akan ia lakukan agar Megan merasa bahagia meski itu menyakitinya. Agar gadis itu tidak berhenti mencintainya dan tidak akan pernah meninggalkannya.
Namun detik ini, ketika matanya menangkap gadis yang menjadi satu-satunya sandaran baginya sedang bersama laki-laki lain, hampir seluruh jiwanya dibuat menggigil. Fatir diam menatap nanar dua insan itu yang terus melakukan hal yang tiap detiknya melayangkan belati menusuk rongga dadanya.
Tangannya mengepal bersamaan dengan giginya yang saling bergertakan. Ada amarah yang perlahan tapi pasti menguasai diri. Hingga ia rasakan sentuhan hangat di atas kepalan tangannya, ia menoleh.
Annisa di sebelahnya menggeleng pelan, matanya nampak berkaca-kaca. Sembari menggigit bibir dia menatap Fatir, mengeratkan genggaman tangannya di tangan Fatir. Gadis itu seakan mengatakan: jangan melangkah karena kau sedang marah.
Namun Fatir menepis keras tangan Annisa. Dia tatap gadis tidak bersalah itu dengan tatapan penuh amarah, Annisa terkesiap. Tapi Fatir tidak peduli, laki-laki itu berjalan mendekati Megan dan Chris dengan amarah yang menguasai. Dia menarik Chris lalu dengan mulus melayangkan satu bogemannya tepat di wajah laki-laki brengsek ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Morphine
Teen FictionLaki-laki pertama yang mencuri ciuman pertama Annisa Celesta si gadis bar-bar adalah si pemabuk Fatir Hugo Mahendra. Seorang laki-laki yang berpacaran dengan primadona sekolah bernama Megan. Akibat ciuman itu Annisa sangat membenci Fatir. Berbeda de...