Jisung memandangi pohon hijau yang ada di halaman belakang rumah sakit. Seperti yang dikatakan pria bernama Jeno kemarin, dia menjenguk Chenle dengan lelaki berambut pirang.
Jisung memilih untuk keluar. Chenle bukanlah pembohong yang handal. Jika Jisung berada di kamar, mungkin akan sulit bagi Chenle untuk menjawab pertanyaan terkait dirinya, sedangkan Jisung tidak ingin berbicara dengan orang lain. Jadi Jisung keluar dengan alasan untuk memberikan ruang bagi Chenle dan teman-temannya.
Jisung baru saja akan memejamkan matanya ketika sosok yang sangat familiar baginya tiba-tiba saja muncul di depannya.
Senyuman Jisung terulas begitu saja ketika pandangannya bertabrakan dengan lelaki itu.
"Ada apa, adik kecilku?"
Adik kedua Jisung, lelaki dengan rambut abu-abu yang begitu mencolok, membalas senyuman kakaknya.
"Sudah lama."
Jisung mengangguk. "Memang sudah lama, Felix. Bagaimana kabar Changbin?"
"Dia sedang menghadiri pertemuan rutin, membahas tentang berbagai masalah manusia dan hal baik lainnya."
Jisung terkekeh. "Merindukan pasanganmu?"
Felix menghela nafasnya. "Belakangan ini aku sibuk berdebat dengan pengawas dunia bawah. Banyak sekali arwah dengan kejahatan dan kebaikan yang imbang belakangan ini. Lalu sekarang, ketika aku memiliki waktu luang, Changbin harus menghadiri pertemuan." bibir lelaki itu mencebik.
Jisung berdecih. "Menyesali hubungan kalian?" dia berkata dengan nada menyindir.
"Tidak pernah." Felix menggeleng. "Bahkan ketika kami berdebat, kami selalu mengingat kakak yang berusaha untuk menyatukan kami. Lalu kami berdamai." lelaki itu tersenyum.
Jisung mendengus. "Bagus kalau begitu. Jangan sampai usahaku sia-sia."
Senyuman di wajah Felix melebar dan kepalanya dianggukkan dengan tegas.
Adik keduanya, keturunan raja iblis yang memiliki sedikit kebaikan dalam hatinya. Disebut kecacatan bagi neraka dan keanehan bagi langit. Lalu jatuh cinta dengan salah satu petinggi langit, menyebabkan kehebohan bagi dua dunia.
Meskipun bagi yang lainnya Felix adalah sebuah kecacatan, Jisung tidak peduli. Hanya Felix yang dapat dia andalkan di antara lima saudaranya. Anggap Jisung adalah iblis yang aneh karena membenci saudara-saudaranya yang selalu menginginkannya untuk gagal menjadi penerus takhta ayah mereka.
"Bagaimana kabar yang lainnya?" Felix duduk di samping Jisung.
"Entah. Aku sudah membolos dari tugasku beberapa hari ini, belum ada satu pun dari mereka yang mengadukannya pada ayah. Aku juga heran mengapa ayah belum menyadarinya."
"Kurasa ada sesuatu di balik itu. Berhati-hatilah. Jika aku bisa membantu, jangan menyembunyikannya dariku."
"Hm."
Jisung mengubah objek pandangannya. Sekarang kedua matanya memandangi jendela kamar rawat Chenle. Jisung tidak bisa melihat apa yang lelaki itu lakukan di kamarnya karena tirainya yang tertutup, tapi Jisung terus memandangi jendela itu.
"Aku sudah lihat lelaki itu."
"Apa?!"
Jisung menoleh begitu cepat. Mata kecilnya terbelakak dan menatap sang adik penuh keterkejutan.
"Semalam aku lewat dan tidak sengaja melihatmu di sana. Karena penasaran, aku mengintip." Felix mengendikkan bahunya. "Kau sepertinya akan mengikuti jejakku."
"Bisa kita bicarakan hal lain?"
"Dia lelaki yang manis. Sayang sekali waktunya sudah dekat dan sayang sekali kakakku ini—"
"Cukup."
Tidak, Jisung tidak marah. Walau bagaimana pun Felix adalah bagian dari keluarga iblis, sama sepertinya. Sudah tertanam di dalam dirinya semua energi negatif yang ada di dunia. Lagipula Jisung tidak menerimanya sebagai ejekan, hanya ucapan penuh rasa kasihan.
Jisung hanya... tidak ingin diingatkan.
"Sebaiknya kau kembali berdebat dengan pengawas dunia bawah. Aku harus kembali."
"Maaf jika kata—"
Jisung mengusak pucuk kepala Felix. "Aku tidak mempermasalahkannya, aku memang harus kembali menemani dia."
Felix memandangi Jisung untuk beberapa saat dengan tatapan yang sulit untuk dijelaskan sebelum berkata, "Kakak, kau... jauh lebih manusiawi."
Jisung tertegun sesaat sebelum mengibaskan tangannya seraya berkata, "Pergilah."
"Jangan lupa untuk memberitahuku jika ada masalah."
Felix pun pergi dan Jisung kembali sendiri dengan pikiran memenuhi kepalanya.
Dia... menjadi lebih manusiawi?
--
Z lupa bilang kemaren, liat pesen Z yang terakhir di wall yaa, Z mengharapkan jawaban kalian 💚Oh iya, udah liat rooftop fight nya Dream?
KAMU SEDANG MEMBACA
Byōyomi [JiChen | ChenJi] ✓
Fanfiction✨A Story by Z✨ Chenle tidak pernah mengira dirinya akan mendapat tamu yang sangat mengejutkan seumur hidupnya. ▶️JiChen / ChenSung / ChenJi ▶️NCT ⚠️BxB [211009] #1 in chenji (out of 2.12k stories)