Hari ini Lisa tidak memilih untuk tidak masuk ke sekolah karena Jennie sedang sakit. Ia memberi alasan untuk menjaga Jennie yang sedang sakit kepada Dara saat wanita itu menanyakan kenapa ia tidak ingin masuk sekolah. Alhasil disinilah dia sekarang, didalam kamar nya yang ada di mansion, sedang memeluk Jennie yang masih banyak diam. Gadis mungil itu masih merasa takut dan panik, membuat Lisa tidak ingin berjauhan dengan nya.
Jennie memeluk Lisa yang sedang duduk bersandar disampingnya. Lisa sedang memainkan game online di ponselnya. Sesekali Lisa mengusap kepala Jennie yang sedang melihat dirinya bermain game.
"Oppa.." panggil Jennie lirih. Semenjak panic attack nya datang, dirinya menjadi melemah.
"Hm?"
"Kenapa oppa tidak ke sekolah?"
"Oppa harus menjaga mu sampai kamu sembuh" jawab Lisa.
"Tapi oppa akan ketinggalan pelajaran hari ini"
"Oppa sudah belajar tadi, kamu tidak perlu khawatir" ucap Lisa. Ia mengusap lembut pipi chubby Jennie. Jennie menjawab nya dengan mengangguk lemah.
Lisa kembali memainkan game nya. Jennie semakin mengeratkan pelukannya, menenggelamkan wajahnya di ketiak Lisa, membuat wanita setengah pria itu tertawa gemas.
Mereka baru beberapa hari menjadi sepasang tunangan, tetapi sudah menjadi sangat dekat seperti sekarang. Walaupun diantara mereka masih ada yang merasa canggung.
Masalah tentang Taehyung, Jennie sudah mengetahuinya. Ia merasa lega karena tidak akan di ganggu lagi oleh laki-laki itu. Taehyung telah di keluarkan dari M school dan diberi peringatan tertulis untuk menjaga jarak dengan Jennie sejauh 5 meter. Keluarga dari laki-laki itu juga sudah mengetahui kelakuan anaknya. Mereka meminta maaf kepada keluarga Manoban atas perlakuan Taehyung kepada Jennie pada saat itu. Mereka juga tidak mempermasalahkan jika Taehyung di keluarkan dari M school.
Seseorang mengetuk pintu kamar Lisa. Lalu membukanya tanpa persetujuan dari pemilik kamar.
"Hai"
"Hai dad" sapa Lisa balik.
"Kapan daddy sampai?" tanya Lisa.
"Baru saja. Semua urusan daddy disana sudah selesai dan daddy langsung saja pulang kesini karena ingin melihat calon menantu daddy" ucap Jiyong.
Jiyong berjalan ke arah samping Jennie. Ia duduk di tepi ranjang yang besar itu. Jennie juga ikut duduk dan bersandar di headboard.
"Apa sudah lebih baik?" tanya Jiyong seraya mengelus kepala Jennie.
"Tubuh ku masih terasa sangat lemas, daddy" jawab Jennie menatap Jiyong dengan tatapan sayu.
"Tidak apa-apa, banyak-banyaklah beristirahat, dan Lisa akan selalu berada di dekat mu"
"Daddy benar, Jen" ucap Lisa.
Jennie bergantian memandang Lisa dan Jiyong. Lalu ia mengangguk lemah. Sebuah senyuman lesu ia tampilkan untuk keduanya. Melihat Jennie yang tersenyum, membuat Jiyong dan Lisa ikut tersenyum. Jiyong berdiri.
"Daddy harus pergi mandi sekarang" ucap nya lalu keluar dari kamar Lisa.
Setelah melihat Jiyong menutup kembali pintu kamarnya, Jennie kembali berbaring, dibantu dengan Lisa. Gadis itu kembali memeluk tubuh calon suaminya. Lisa meletakan ponsel yang tadi ia gunakan di atas nakas. Lalu menoleh kearah Jennie yang memejamkan matanya.
"Kamu mengantuk?" tanya Lisa, dijawab gelengan kepala oleh Jennie.
Lisa mengusap-usap pipi chubby Jennie dengan lembut. "Gwaenchana, jangan terlalu banyak pikiran, itu akan membuat rasa panik dan cemas mu tidak bisa hilang"
Jennie menjawabnya dengan anggukan kepala.
"Mau menemani ku bermain game PlayStation?"
Jennie membuka matanya, menatap wajah Lisa yang sangat dekat dengan nya. "Aku tidak mau bangun dari kasur ini" ucap nya manja.
Lisa terkekeh. "Kenapa?"
"Tubuhku terlalu lemas, sehingga aku sangat membutuhkan pelukan mu"
Kini Lisa tertawa kencang. Di saat sakit, Jennie masih bisa berbicara seperti itu? Jennie sangat lucu. Pipinya bersemu merah. Ia tak menyangka jika dirinya berani berkata seperti itu.
"Bisa-bisanya kamu berkata seperti itu saat sakit, eoh?"
"A-aku.."
"Bilang saja jika kamu ingin aku peluk sepanjang hari.." ucap Lisa lalu ia berbaring di samping Jennie. Membawa tubuh mungil gadisnya itu kedalam dekapannya. Ia memeluk Jennie erat. Kakinya melingkar pada paha Jennie. Posesif.
"Sekarang, apa kamu masih merasa lemas?"
Jennie menggeleng didalam pelukan Lisa. Menyamankan posisi nya. Jennie menghirup dalam bau alami dari tubuh Lisa. Harum. Jennie menjadi tenang karena bau alami tubuh Lisa. Ia mengeratkan pelukannya, membuat Lisa terkekeh.
Lalisa yang dikenal dingin oleh orang di luar sana, kini menjadi sangat hangat bersama Jennie. Dalam jangka waktu yang terbilang belum lama, Jennie sudah berhasil membuat seorang Lalisa Manoban menghilangkan sifat dingin nya jika sedang bersama dirinya. Pengaruh gadis manja seperti Jennie memang kuat.
(yang suka sama cewe manja, hadir?)
Meski benih-benih cinta belum tumbuh diantara mereka, tetapi kedekatan dua orang itu membuat semua orang yakin jika mereka saling menyayangi. Apalagi dari segi pandang keluarga Manoban, mereka merasa yakin jika Lalisa sudah menerima Jennie sebagai pendamping nya.
Mereka tetap berpelukan. Sesekali Lalisa menggoda Jennie dengan menghembus telinga Jennie, membuat gadis itu geli dan memekik minta dihentikan. Sampai beberapa jam kemudian, seseorang mengetuk pintu kamar itu.
Tok
Tok
Tok
Lisa menoleh ke arah pintu. "Masuk saja!" pekik nya.
Ella membuka pintu itu dengan pelan. Menimbulkan kepala nya terlebih dahulu, lalu barulah seluruh tubuh nya terlihat oleh Jennie dan Lisa.
"Ada apa?" tanya Lisa ketus.
"Oppa.." tegur Jennie. Lalisa kembali ketus kepada anak kecil itu. Padahal belum sampai seminggu Jennie mengatakan untuk mulai menerima Ella.
Lisa berdecak kesal. Ia berbicara ketus kepada Ella tidak bermaksud untuk tidak menerima Ella kembali, tetapi ia merasa Ella telah mengganggu momen berdua nya dengan Jennie.
Lisa melepas pelukan mereka tadi. Ia bangun lalu duduk di tepi ranjang nya. Menyuruh Ella untuk mendekat kearah nya. Melihat sang kakak mengode nya agar mendekat, ia langsung saja pergi kearah Lisa.
Lisa meraih tubuh Ella. Mendekapnya di antara kedua paha nya dan melingkarkan kedua tangannya di pinggang Ella.
"Ada apa?" tanya nya lagi.
"Haraboji menyuruhku untuk memanggil kalian, ini sudah waktunya makan siang, oppa"
"Benarkah? Kalau begitu pergilah dulu, oppa akan menyusul"
"Okey!!"
Ella keluar dari kamar mereka. Lisa berdiri dari duduknya, ia menoleh kearah Jennie yang sedari tadi melihat dirinya terus.
"Ayo" ucap Lisa seraya membantu Jennie untuk bangun. Jennie merangkul lengan Lisa.
Mereka berdua menuruni anak tangga dengan langkah yang pelan. Sesampainya di meja makan, di sana sudah ada Marcho, Jiyong dan Ella. Lisa menarik salah satu kursi untuk Jennie duduki, lalu ia juga duduk di sebelah Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
My cold fiancé (Jenlisa)メ HIATUS
FantasyLahir menjadi seorang yang memiliki kelainan pada kelamin dan berasal dari keluarga kaya raya yang memiliki tradisi yang sangat aneh. Lalisa harus mengikuti tradisi keluarga nya itu. CHAPTER NYA TERACAK-ACAK KARENA WATTPAD GUE EROR!! Don't be a ghos...